Heboh Penemuan Batangan Emas di Baubau
Reporter Buton
Jumat, 11 September 2020 / 1:58 pm
BAUBAU, TELISIK.ID - Adalah La Hasa (22) warga Kelurahan Katobengke, Kecamatan Betoambari, Kota Baubau secara tidak sengaja menemukan sebuah batangan yang diduga emas.
Penemuan batangan yang diduga emas ini secara tidak sengaja ia temukan ketika menggali tanah untuk fondasi sebuah bangunan.
La Hasa yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini menemukan batangan emas ini sekitar sebulan yang lalu dan tidak menyadari bahwa batangan ini adalah barang berharga.
"Emas ini ditemukan La Hasa pada hari Jumat sekitar sebulan yang lalu ketika menggali tanah guna pembangunan di sekitaran daerah Katobengke ini," jelas Ebi, salah satu kerabat dekat La Hasa, Jumat (11/9/2020)
"Pada awalnya terjadi tarik menarik tentang kepemilikan emas ini karena ada pihak lain juga yang merasa berhak memilikinya, apalagi posisinya La Hasa adalah anak buah pada waktu emas itu ditemukan, tapi atas bantuan kerabat, akhirnya barang temuan ini menjadi hak sepenuhnya La Hasa dengan perjanjian," lanjutnya.
Setelah dilakukan penelusuran, logam mulia itu ternyata bertulisan London pada bagian depan tertulis 1818 disertai logo padi dan kapas serta angka 9, di sisi sampingnya ada tertulis 24 K dan tertulis GOLD.
Baca juga: Imbas COVID-19 Pabrik Rokok Tutup, Harga Cengkeh Anjlok
"Ketika ditemukan emas ini sebenarnya kita kira adalah tembaga," paparnya.
"Dari beberapa orang yang datang untuk memperjelas temuan barang ini, katanya tidak jelas batangan ini apakah tembaga atau jenis lain tapi dia berani beli mahal," tambahnya.
Paman La Hasa selanjutnya membenarkan bahwa dari hasil pengecekan, banyak pihak mengatakan bahwa batangan tersebut adalah tembaga.
"Tapi setelah kami berkoordinasi dengan pihak Antam TBK, katanya mereka melihat ada kemiripan dengan emas milik mereka," katanya.
Selanjutnya, kerabat dari La Hasa berharap agar penemuan batangan yang diduga emas ini bisa memperbaiki kesejahteraan hidupnya yang merupakan anak yatim dan memiliki keterbelakangan mental dengan profesi ibunya hanya sebagai petani dan juga pemulung.
Reporter: Iradat Kurniawan
Editor: Haerani Hambali