Identik dengan Peristiwa Mistik, Cek Tanggal 1 Suro 2025

Ahmad Jaelani

Reporter

Rabu, 30 April 2025  /  1:20 pm

1 Suro 2025, sebuah peristiwa mistik dalam tradisi Jawa, jatuh pada 27 Juni. Foto: Repro Katadata.

JAKARTA, TELISIK.ID - Bulan Suro, yang jatuh pada bulan Muharram dalam kalender Hijriyah, selalu menarik perhatian banyak orang, terutama masyarakat Jawa. Tradisi dan mitos yang berhubungan dengan pergantian tahun Jawa membuat bulan ini menjadi periode yang penuh dengan makna spiritual dan mistis.

Di kalangan masyarakat Jawa, banyak yang menanti perayaan Suro ini sebagai waktu untuk introspeksi diri, melakukan berbagai ritual, dan menjalani hidup dengan penuh kehati-hatian.

Telisikers, kapan tepatnya tanggal 1 Suro 2025 jatuh? Mari kita cek lebih lanjut.

Kapan Tanggal 1 Suro 2025?

Penanggalan kalender Jawa, yang berdasarkan peredaran bulan, memiliki kemiripan dengan kalender Hijriyah. Namun, meskipun keduanya sama-sama berdasarkan perhitungan bulan, terdapat perbedaan dalam cara perhitungan antara keduanya.

Di kalender Jawa, setiap tanggal baru dimulai setelah matahari terbenam, atau tepat pada waktu magrib, yang bisa sedikit berbeda dengan perhitungan kalender Islam.

Menurut Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag), malam 1 Suro 1959 atau 1 Muharram pada tahun 2025 akan jatuh pada hari Jumat Kliwon, 27 Juni 2025.

Tanggal tersebut menandakan dimulainya bulan Suro 1959 dalam kalender Jawa yang sekaligus menjadi awal tahun baru dalam sistem penanggalan Jawa.

Daftar Hari Bulan Suro 2025

Bulan Suro tahun 2025 terdiri dari 29 hari, dimulai pada tanggal 27 Juni 2025 dan berakhir pada 25 Juli 2025.

Berikut ini adalah daftar tanggal-tanggal penting di bulan Suro 2025:

1. Tanggal 1 Suro 1959: Jumat Kliwon, 27 Juni 2025

2. Tanggal 2 Suro 1959: Sabtu Legi, 28 Juni 2025

3. Tanggal 3 Suro 1959: Minggu Pahing, 29 Juni 2025

4. Tanggal 4 Suro 1959: Senin Pon, 30 Juni 2025

5. Tanggal 5 Suro 1959: Selasa Wage, 1 Juli 2025

6. Tanggal 6 Suro 1959: Rabu Kliwon, 2 Juli 2025

7. Tanggal 7 Suro 1959: Kamis Legi, 3 Juli 2025

8. Tanggal 8 Suro 1959: Jumat Pahing, 4 Juli 2025

9. Tanggal 9 Suro 1959: Sabtu Pon, 5 Juli 2025

10. Tanggal 10 Suro 1959: Minggu Wage, 6 Juli 2025

Baca Juga: Mistik: Cerita Seram Pria Hilang 3 Hari Disembunyikan Wewe Gombel di Atas Pohon Beringin

11. Tanggal 11 Suro 1959: Senin Kliwon, 7 Juli 2025

12. Tanggal 12 Suro 1959: Selasa Legi, 8 Juli 2025

13. Tanggal 13 Suro 1959: Rabu Pahing, 9 Juli 2025

14. Tanggal 14 Suro 1959: Kamis Pon, 10 Juli 2025

15. Tanggal 15 Suro 1959: Jumat Wage, 11 Juli 2025

16. Tanggal 16 Suro 1959: Sabtu Kliwon, 12 Juli 2025

17. Tanggal 17 Suro 1959: Minggu Legi, 13 Juli 2025

18. Tanggal 18 Suro 1959: Senin Pahing, 14 Juli 2025

19. Tanggal 19 Suro 1959: Selasa Pon, 15 Juli 2025

20. Tanggal 20 Suro 1959: Rabu Wage, 16 Juli 2025

21. Tanggal 21 Suro 1959: Kamis Kliwon, 17 Juli 2025

22. Tanggal 22 Suro 1959: Jumat Legi, 18 Juli 2025

23. Tanggal 23 Suro 1959: Sabtu Pahing, 19 Juli 2025

24. Tanggal 24 Suro 1959: Minggu Pon, 20 Juli 2025

25. Tanggal 25 Suro 1959: Senin Wage, 21 Juli 2025

26. Tanggal 26 Suro 1959: Selasa Kliwon, 22 Juli 2025

27. Tanggal 27 Suro 1959: Rabu Legi, 23 Juli 2025

28. Tanggal 28 Suro 1959: Kamis Pahing, 24 Juli 2025

29. Tanggal 29 Suro 1959: Jumat Pon, 25 Juli 2025

Pengertian dan Sejarah Bulan Suro

Melansir suara.com jaringan telisik.id, Rabu (30/4/2025), Bulan Suro adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa yang bertepatan dengan bulan Muharram dalam kalender Hijriyah.

Istilah "Suro" sendiri berasal dari kata Arab "Asyura," yang berarti hari kesepuluh dalam bulan Muharram. Penetapan bulan Suro dalam kalender Jawa dilakukan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada 1633 Masehi.

Baca Juga: Mistik: Teror Keranda Belakang Kos-kosan dan Kuntilanak di Atas Lemari

Pada masa tersebut, kalender Jawa dan kalender Islam masih terpisah, namun Sultan Agung berinisiatif untuk memadukan kedua sistem penanggalan tersebut. Hal ini dilakukan untuk mempersatukan masyarakat Jawa dan memperkuat pengaruh Islam di tanah Jawa.

Penyatuan kalender Saka (Hindu) dan Hijriyah ini menjadi dasar bagi sistem penanggalan Jawa yang kita kenal sekarang. Dengan demikian, 1 Suro resmi menjadi awal tahun baru dalam kalender Jawa, yang juga bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriyah.

Perbedaan Bulan Suro dan Muharram

Meskipun sering dianggap setara, bulan Suro dan Muharram memiliki beberapa perbedaan yang perlu dipahami dengan baik:

1. Asal Usul: Bulan Suro berasal dari tradisi Jawa yang merupakan hasil akulturasi budaya Hindu-Jawa dengan Islam, sementara Muharram berasal dari tradisi Islam.

2. Sistem Penanggalan: Bulan Suro mengikuti kalender Jawa yang menggabungkan sistem Saka dan Hijriyah, sedangkan Muharram menggunakan sistem kalender Hijriyah yang hanya berdasarkan peredaran bulan.

3. Perayaan: Dalam tradisi Jawa, perayaan bulan Suro lebih banyak mengandung unsur ritual dan mitos, seperti kirab pusaka dan tapa bisu, sementara dalam Islam, bulan Muharram lebih banyak diisi dengan ibadah seperti puasa, sholat malam, dan sedekah.

4. Makna Spiritual: Bagi masyarakat Jawa, bulan Suro menjadi waktu yang penuh makna mistis dan introspeksi diri, sedangkan dalam Islam, Muharram dihormati sebagai bulan suci tanpa adanya unsur mistik.

5. Durasi: Bulan Suro dalam kalender Jawa tidak selalu berlangsung selama 30 hari, berbeda dengan bulan Muharram dalam kalender Hijriyah yang selalu berisi 30 hari. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS