Jejak Meteorit Purba Ditemukan di Sisi Jauh Bulan, Ilmuwan China Ungkap Rahasia Asal Usul Air dari Luar Angkasa

Ahmad Jaelani

Reporter

Kamis, 23 Oktober 2025  /  10:03 pm

Para peneliti memasukkan wadah sampel Bulan Chang'e-6 ke dalam kotak pelindung setelah upacara pembukaan kapsul pembawa pulang (returner). Foto: Lin Jiwang/Xinhua

GUANGZHOU, TELISIK.ID –Penelitian terbaru dari tim ilmuwan China berhasil menemukan jejak meteorit langka dalam sampel Bulan yang dibawa misi Chang’e-6, membuka pemahaman baru tentang sejarah tumbukan di Tata Surya.

Para peneliti dari Institut Geokimia Guangzhou di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (CAS) mengumumkan penemuan penting dari hasil analisis sampel Bulan yang dibawa pulang oleh misi Chang’e-6.  

Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, mereka menemukan jejak meteorit langka yang memberikan petunjuk baru tentang proses perpindahan massa di Tata Surya.

Baca Juga: Efek Domino Tolak Atlet Israel, Indonesia Dibekukan IOC dari Agenda Olimpiade Dunia

Berdasarkan laporan Xinhua yang diterima telisik.id, Kamis (23/10/2025), fragmen yang ditemukan diidentifikasi sebagai jenis kondrit CI, yaitu meteorit yang sangat langka dan hanya mewakili kurang dari satu persen dari seluruh meteorit yang pernah dikumpulkan di Bumi.  

Berbeda dengan Bumi, permukaan Bulan yang tidak memiliki atmosfer dan lempeng tektonik menyimpan catatan geologis purba tanpa gangguan, menjadikannya arsip alami bagi peristiwa tumbukan masa lalu.

Melalui analisis komposisi mineral dan isotop oksigen, tim peneliti memastikan bahwa fragmen tersebut berasal dari meteorit kaya air dan bahan organik, yang biasanya berasal dari bagian luar Tata Surya.  

Hasil ini mengindikasikan bahwa sistem Bumi–Bulan mungkin mengalami lebih banyak tumbukan meteorit karbon daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Baca Juga: Paket Sanksi ke-19 Resmi Berlaku, Uni Eropa Setop Gas Rusia Lebih Cepat dari Jadwal

Menurut Lin Mang, salah satu peneliti utama, temuan ini berpotensi menjelaskan asal usul air di permukaan Bulan serta menunjukkan adanya pergerakan material dari Tata Surya bagian luar menuju bagian dalam.  

Selain memperluas wawasan ilmiah, penelitian ini juga menetapkan metode baru untuk mengidentifikasi material meteorit di sampel luar angkasa.

Chang’e-6 sendiri menorehkan sejarah pada 2024 dengan membawa 1.935,3 gram sampel dari sisi jauh Bulan, khususnya dari Cekungan Kutub Selatan–Aitken, yang merupakan cekungan tertua dan terdalam di Bulan.  

Temuan ini memperkaya penelitian tentang evolusi geologi Bulan serta potensi sumber daya air di masa depan. (SHN)

Penulis: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS