Jembatan Darurat Trans Sulawesi di Konawe Utara Resmi Digunakan, Begini Respon Warga
Reporter
Sabtu, 26 Juli 2025 / 8:50 am
Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka saat diwawancarai di atas jembatan darurat, yang resmi digunakan pertama kali oleh masyarakat. Foto: Erni Yanti/Telisik.
KONAWE UTARA, TELISIK.ID - Penanganan darurat banjir di ruas jalan Landawe Kota Maju Asera, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara resmi digunakan masyarakat.
Jembatan darurat ini merupakan bentuk respon cepat pemerintah terhadap banjir yang menghambat total aktivitas di Konawe Utara. Jembatan sepanjang 51 meter dan lebar 5 meter resmi digunakan pada Jumat (25/7/2025), untuk mengembalikan konektivitas yang sempat terputus akibat banjir.
Peresmian dilakukan langsung oleh Gubernur Sulawesi Tenggara, Andi Sumangerukka, dalam acara yang dihadiri jajaran Forkopimda, Cipta karya, SDA dan Bina Marga, termasuk Balai Jalan, Danrem, Kapolda, dan pejabat daerah lainnya.
Jembatan ini dibangun menggunakan dana tanggap darurat sebesar Rp 3,2 miliar. Menurut gubernur, pembangunan jembatan ini adalah hasil kerja cepat dan kolaborasi berbagai pihak untuk mengatasi keterisolasian akibat bencana.
“Awalnya kita berpikir harus datangkan jembatan dari Sulawesi Selatan, ternyata sudah ada di sini. Tinggal bagaimana kita operasionalkan. Alhamdulillah hari ini bisa digunakan,” ujarnya.
Andi Sumangerukka juga mengungkapkan kesiapannya untuk mengambil risiko pribadi apabila anggaran tidak tersedia.
“Kalau waktu itu tidak ada anggaran, saya sudah siap pakai uang pribadi. Karena manusia itu dipegang dari kata-katanya. Dan yang ngomong ini gubernur,” tegasnya.
Ia juga menegaskan bahwa jembatan ini hanya bersifat sementara. Pemprov Sulawesi Tenggara merencanakan pembangunan jembatan permanen di lokasi tersebut pada tahun 2026.
“Ini hanya jangka pendek. Insya Allah 2026 kita bangun jembatan permanen. Tapi yang sekarang ini harus dijaga dan dipelihara. Kalau tidak, bisa cepat rusak, apalagi ini daerah rawan banjir,” tegasnya.
Kepala Dinas Cipta Karya Sulawesi Tenggara, Effendi Patulak, menjelaskan bahwa keberadaan jembatan ini bukan hanya soal perbaikan infrastruktur, tetapi juga upaya pemulihan akses vital antar daerah.
“Jembatan ini dibangun untuk memulihkan konektivitas antara wilayah di Konawe Utara, serta menjamin kelancaran distribusi logistik. Saat banjir, harga logistik melonjak tajam. Selain itu, ini menunjang pelayanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perekonomian masyarakat,” ungkap Effendi.
Ia juga menyebut bahwa jembatan Bailey yang digunakan memenuhi standar teknis dan akan terus dipantau.
Baca Juga: Jembatan Ambruk, Warga BTN Griya Faraz Kendari Keluhkan Akses Jalan Putus
“Kami tetap berpegang pada kaidah teknis meski situasinya darurat. Tim teknis kami akan terus melakukan monitoring terhadap kekuatan dan keamanan jembatan ini,” tambahnya.
Sementara itu, Warga setempat, Cucu mengaku, bersyukur atas kepedulian cepat pemerintah dalam menangani akses yang sempat terputus total.
“Kami sangat bersyukur. Jembatan ini penghubung vital. Saat banjir, kami cuma bisa pakai perahu pincara dengan biaya mahal, padahal itu satu-satunya jalan. Banyak juga pekerja dari Morowali, Sulawesi Tengah, yang terhambat. Syukurlah Pemda Sultra cepat tanggap,” ungkapnya. (A)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS