Diklaim jadi Akses Vital se-Sulawesi, Ini Spesifikasi Jembatan Muna-Buton dengan Masa Ketahanan 50 Tahun
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Selasa, 22 Juli 2025
0 dilihat
Menteri PU, Dody Hanggodo, mengumumkan bahwa pembangunan Jembatan Muna-Buton akan dimulai di 2026. Foto: Kementrian PU/Ist.
" Proyek ini digadang-gadang sebagai infrastruktur strategis yang akan mengubah wajah konektivitas di Sulawesi Tenggara "

KENDARI, TELISIK.ID - Pembangunan jembatan penghubung antara Pulau Muna dan Pulau Buton akhirnya mendapat lampu hijau dari pemerintah pusat. Proyek ini digadang-gadang sebagai infrastruktur strategis yang akan mengubah wajah konektivitas di Sulawesi Tenggara.
Tidak hanya menjanjikan ketahanan hingga 50 tahun, jembatan ini juga akan dilengkapi jalur khusus motor dan dirancang dengan pertimbangan perubahan iklim.
Komitmen Pemerintah Dorong Konektivitas Timur Indonesia
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dody Hanggodo, secara resmi mengumumkan bahwa pembangunan Jembatan Muna-Buton akan dimulai tahun 2026.
Dalam kunjungannya ke Buton, Minggu 13 Juli 2025, Menteri Dody menyatakan proyek ini merupakan bentuk komitmen pemerintah memperkuat konektivitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia.
“Volume perjalanan antarwilayah akan meningkat pesat. Jembatan yang direncanakan sepanjang 2.969 meter ini akan menghubungkan Desa Baruta di Kabupaten Buton Tengah dengan Desa Palabusa di Kota Baubau. Proyek strategis ini diperkirakan selesai dalam waktu empat tahun setelah pembangunan dimulai,” ujar Menteri Dody, sebagaimana dikutip dari telisik.id dari situs resmi Kementrian PU, Selasa (22/7/2025).
Perhitungan Masa Ketahanan Jembatan hingga 50 Tahun
Dalam penjelasannya, Menteri Dody menekankan bahwa desain jembatan akan memperhitungkan perubahan iklim global, termasuk ancaman kenaikan permukaan laut.
“Setiap tahun ada kenaikan permukaan laut akibat pencairan es di Kutub. Jembatan ini harus dirancang dengan clearance yang memadai untuk digunakan hingga minimal 50 tahun ke depan,” jelasnya.
Spesifikasi Teknis Jembatan Muna-Buton
Jembatan Muna-Buton dirancang dengan komponen utama sebagai berikut:
Baca Juga: Menteri PU Pastikan Pembangunan Tanggul SOR La Ode Pandu Dilanjutkan, Jembatan Penghubung Muna-Buton Konstruksi Awal 2026
Jalan pendekat Pulau Muna sepanjang 1.278 meter
Jembatan pendekat Pulau Muna 186 meter
Jembatan utama sepanjang 765 meter
Jembatan pendekat Pulau Buton 525 meter
Jalan pendekat Pulau Buton 215 meter
Jalur khusus sepeda motor selebar 2 meter
Dengan spesifikasi ini, jembatan tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda empat, tetapi juga menjadi solusi aman bagi pengendara roda dua yang selama ini bergantung pada kapal penyeberangan.
Efek Positif pada Sektor Ekonomi dan Sosial
Menteri Dody berharap jembatan ini akan menjadi katalisator penggerak ekonomi regional.
“Kami berharap Jembatan Buton-Muna menjadi penggerak ekonomi kawasan sekaligus simbol kemajuan pembangunan infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan di Kawasan Timur Indonesia,” katanya.
Mobilitas masyarakat dan distribusi barang diharapkan meningkat signifikan dengan kehadiran jembatan ini. Selain itu, sektor perdagangan, transportasi, industri kecil menengah, serta pariwisata juga diproyeksikan ikut tumbuh.
Jejak Sejarah dan Perjuangan Politik di Balik Proyek
Meskipun baru diumumkan secara resmi tahun ini, rencana pembangunan jembatan Muna-Buton sebenarnya telah lama digagas. Gubernur Sulawesi Tenggara sebelumnya, Laode Kaimoeddin, disebut-sebut sebagai tokoh awal yang mencetuskan gagasan pembangunan jembatan tersebut.
Kemudian, perjuangan itu diteruskan oleh mantan Bupati Muna, Ridwan Bae, sejak masa jabatan pertamanya sebagai anggota DPR RI.
Salah satu politisi Partai Golkar, La Ode Agus, menegaskan bahwa proyek ini telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sejak periode pertama Ridwan Bae di DPR RI.
“Masyarakat Sultra tahu, pembangunan jembatan Muna-Buton berkat perjuangan Ridwan Bae. Gubernur hanya sebatas memberi dukungan yang bersifat administrasi,” kata Agus, pada Kamis 12 Juni, 2025.
Penegasan Peran DPR dalam Mendorong Proyek Strategis
La Ode Agus juga menegaskan bahwa Ridwan Bae tidak hanya memperjuangkan Jembatan Muna-Buton, tetapi juga jembatan penghubung antara Muna dan Konawe Selatan.
“Bicara administrasi sudah selesai semua, tinggal menunggu anggarannya saja. Jadi, kalau ada pihak yang mengklaim sebagai mahakaryanya, itu keliru dan hanya nebeng tenar saja,” tambahnya.
Agus menganggap bahwa pengakuan sepihak oleh pejabat lain sebagai pihak paling berjasa dalam proyek ini tidak rasional dan menyesatkan sejarah panjang perjuangan di baliknya.
Kunjungan Lapangan dan Dukungan Pusat
Dalam kunjungannya, Menteri Dody didampingi oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae, Anggota Komisi XIII DPR RI Ali Mazi, Gubernur Sultra Andi Sumangerukka (ASR), Wali Kota Baubau, dan Bupati Buton, Buton Selatan, serta Buton Tengah.
Rombongan meninjau langsung lokasi pembangunan jembatan Muna-Buton serta meninjau beberapa proyek lain seperti Inpres Jalan Daerah (IJD) Guali-Kusambi di Muna Barat, dan lokasi pembangunan sekolah rakyat.
Pemerintah Daerah Harapkan Dukungan Anggaran Pusat
Bupati Muna, Bachrun Labuta, dalam kesempatan itu menyampaikan harapannya agar proyek ini benar-benar terealisasi dengan bantuan anggaran dari pemerintah pusat.
Baca Juga: Menteri PU Pastikan Pembangunan Tanggul SOR La Ode Pandu Dilanjutkan, Jembatan Penghubung Muna-Buton Konstruksi Awal 2026
“Di tengah efisiensi ini, kami sangat membutuhkan anggaran dari pusat. Semoga bisa terealisasi dalam waktu dekat,” harap Bachrun.
Menteri Dody pun menyambut harapan tersebut dengan memastikan bahwa pelaksanaan tahap awal konstruksi jembatan akan dimulai pada 2026. Sementara untuk jembatan Muna-Konawe Selatan, masih dalam tahap perencanaan awal.
Proyek Lain yang Mendapat Perhatian Menteri PU
Selain fokus pada jembatan penghubung, Menteri Dody juga meninjau proyek tanggul laut (sea wall) di kawasan Sarana Olahraga (SOR) La Ode Pandu di Kabupaten Muna.
Ridwan Bae menyatakan bahwa anggaran lanjutan pembangunan tanggul sepanjang 1,6 km sebesar Rp 43 miliar sudah tersedia dari APBN, namun masih dalam kondisi terblokir.
“Anggaran itu sangat kita butuhkan karena kondisi tanggul SOR ini sudah rusak parah,” kata Ridwan.
Menteri Dody berjanji akan mengusahakan pembukaan blokir anggaran secepatnya.
“Kita usahakan secepatnya agar air laut tidak naik hingga ke jalan,” ungkapnya. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS