Kasus Kekerasan Seksual Pada Anak Tertinggi di Buton Selatan

Ali Iskandar Majid

Reporter

Minggu, 24 Maret 2024  /  1:17 pm

Penyerahan santunan kepada saksi kunci anak pada kasus pembunuhan anak perempuan berusia 6 tahun di Buton Selatan. Foto: Ali Iskandar Majid/ Telisik

BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Tertinggi dibanding jumlah kasus lainnya di Buton Selatan, anak acapkali jadi objek kekerasan seksual. Dalam kurun waktu tiga bulan terakhir di tahun 2024, setidaknya telah terjadi 3 kasus kekerasan seksual yang dialami oleh anak, bahkan sampai ada yang meregang nyawa.

Pelaku dan korban rata-rata ada hubungan emosional yang cukup dekat, sehingga peluang tindak kekerasan seksual dapat terjadi.

Pada 17 Januari 2024, dilaporkan tindak pencabulan yang dialami sebanyak 17 siswa laki-laki Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sampolawa, Buton Selatan, 2 orang di antaranya menjadi yang paling sering menerima tindak kekerasan seksual oleh oknum gurunya.

Kemudian pada 7 Februari 2024, seorang pria lanjut usia (lansia) dilaporkan telah melakukan rudapaksa seorang anak perempuan berusia 11 tahun di Batauga, Buton Selatan, yang mana baik pelaku dan korban adalah tetangga rumah.

Lalu masih pada bulan yang sama, tepatnya pada 25 Februari 2024 ditemukan mayat anak perempuan berusia 6 tahun tanpa busana di dasar jurang sedalam 5 meter di Kadatua, Buton Selatan, setelah sebelumnya dinyatakan hilang selama 3 hari. Diduga sebelum akhirnya meregang nyawa, korban terlebih dahulu mendapatkan kekerasan seksual.

Hingga memasuki Maret 2024, kasus kematian anak perempuan berusia 6 tahun masih dalam tahap penyelidikan, yang mana terduga tersangka sudah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Baca Juga: Jumlah Laporan Kasus Kekerasan Anak di Kota Kendari Meningkat

Pj Bupati Buton Selatan La Ode Budiman, sempat menyinggung kasus kekerasan seksual yang menimpa anak-anak di Buton Selatan pada acara Safari Ramadan. Pada pidatonya, ia menyebutkan kasus kekerasan seksual yang dialami anak-anak seperti fenomena gunung es.

Ia menyatakan, dari sekian banyaknya kasus yang terjadi di Buton Selatan, baik itu kasus kriminalitas, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) maupun kasus kekerasan fisik (bullying) di sekolah, saat ini oleh pihak kepolisian setempat masih dapat dikontrol dan dicegah sehingga menciptakan situasi yang kondusif.

Namun kata dia, kasus kekerasan seksual khususnya pada anak adalah yang tertinggi bahkan mendominasi di Buton Selatan. Budiman bersimpati kepada anak-anak di bawah umur yang acapkali menjadi incaran para predator seksual yang melakukan aksinya secara sembunyi-sembunyi.

Dimana dalam melakukan aktivitas sosial, para predator berpenampilan normal dan dapat berbaur dengan kehidupan sosial masyarakat sekitar.

Ia turut menyampaikan rasa simpatinya kepada seorang anak yang menjadi saksi kunci dalam kasus kematian bocah perempuan 6 tahun di Kadatua, Buton Selatan. Dimana rasa trauma yang dialami saksi anak tersebut bukan perkara singkat dalam menyembuhkan rasa tersebut. Namun memakan proses dan waktu yang panjang.

Lebih lanjut terkait kasus kematian anak perempuan berusia 6 tahun di Kadatua, Buton Selatan, kata dia, saat ini masih terus dibangun komunikasi dan koordinasi dengan pihak kepolisian yang menangani kasus tersebut untuk dilakukan pencarian tersangka.

Ia menambahkan, melalui pihak Polres Baubau, Budiman menerima informasi bahwa telah dikerahkan sejumlah personel kepolisian untuk melakukan penyisiran di tiap-tiap goa di Pulau Kadatua dan Siompu. Pasalnya, menurut kabar yang beredar, pelaku bersembunyi di sekitaran wilayah tersebut.

Selaras dengan pernyataan Pj Bupati Buton Selatan, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Buton Selatan, La Ode Herianto, membenarkan kasus kekerasan seksual pada anak merupakan yang tertinggi di Buton Selatan.

"Memang benar, setelah kita lihat kasus tahun 2023, terdapat 23 kasus, 19 kasus di antaranya adalah kasus anak dan rata-rata pelecehan seksual," ungkapnya pada Telisik.id.

Ia sangat menyayangkan tingginya kasus kekerasan seksual pada anak, terlebih di tanah yang kental akan adat masih saja didapati anak-anak yang mendapatkan kekerasan seksual.

Baca Juga: Ketua Demokrat Kendari Kecam Tindakan Kekerasan Anak di Sekolah

Pada kesempatan tersebut, ia menyampaikan bahwa pemulihan trauma kekerasan seksual yang diterima oleh anak akan berdampak lama terhadap lingkungan pergaulan anak ke depannya. Terlebih, anak merupakan aset berharga bagi orang tua.

Pihaknya berjanji akan terus melakukan pendampingan penyembuhan trauma pada saksi kunci anak dalam kasus pembunuhan anak berusia 6 tahun di Buton Selatan. Dengan menghadirkan konseler untuk melihat perkembangan kondisi psikis anak tersebut.

Pihaknya juga saat ini menunggu pelaku untuk ditangkap. Namun sejauh ini dari kepolisian Polres Kota Baubau belum menetapkan siapa tersangka pada kasus tersebut.

Diketahui, pada acara Safari Ramadan di Desa Banabungi, Kadatua, diberikan santunan kepada ahli waris korban pembunuhan anak 6 tahun bersama dengan saksi kunci anak pada kasus tersebut oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan dan Anak (DP3A) yang dibersamai oleh Pj Bupati Buton Selatan. (A)

Penulis: Ali Iskandar Majid

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS