Kendari Undercover: Cerita Pilu Wanita Putus Sekolah Banting Stir Jadi PSK dan Didukung Suami

Ahmad Jaelani

Reporter

Minggu, 15 Desember 2024  /  7:20 pm

Ilustrasi, hidup sulit memaksa wanita muda jalani profesi sebagai PSK. Foto: Repro Istockhpoto

KENDARI, TELISIK.ID – Dalam keterbatasan hidup, seorang wanita muda di Kendari, Sulawesi Tenggara, terpaksa mengambil jalan kelam. Putus sekolah dan didukung suaminya, ia memilih untuk menjadi pekerja seks komersial (PSK) demi mencukupi kebutuhan keluarga.

Cerita pilu ini terungkap di sebuah indekos kecil di Kecamatan Kendari Barat. AN, perempuan berusia 19 tahun, menceritakan bagaimana ia harus menjalani profesi sebagai PSK setelah berhenti sekolah dan menikah muda.

Dalam perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku, suaminya, AL, justru mendukung langkah AN untuk mencari nafkah sebagai PSK.

Baca Juga: Kendari Undercover: Tak Pernah Patok Tarif, Rutinitas Pria Ini Tiap Malam Antar Jemput PSK Masih ABG

Empat tahun lalu, AN masih seorang siswi SMA kelas satu. Namun, hubungan asmara yang ia jalani dengan AL memaksanya untuk mengambil keputusan besar: berhenti sekolah setelah mengetahui dirinya hamil di luar nikah. Keduanya tercatat sebagai siswa di sekolah yang sama.

“Malu, kak. Saya satu sekolah dengan dia waktu masih pacaran. Langsung saya berhenti sekolah, tapi suamiku masih lanjut sekolah,” ungkap AN kepada telisik.id pada Minggu (15/12/2024) dini hari.

Setelah keputusan tersebut, AN dan AL memilih untuk tinggal bersama di sebuah indekos tanpa menikah. Tidak lama kemudian, keluarga mereka mengetahui keadaan AN yang tengah hamil besar. Berbagai tekanan keluarga akhirnya memaksa keduanya menikah secara sederhana.

Namun, pernikahan tidak langsung membawa kebahagiaan bagi pasangan muda ini. Keluarga mereka mulai menjauh dan bantuan finansial yang sebelumnya rutin dikirim juga berhenti.

“Setelah kita dinikahkan, keluarga kami seakan-akan mau lepas kita,” kata AN, yang kemudian diamini oleh AL.

Tanpa dukungan finansial, pasangan ini harus mencari cara untuk bertahan hidup. AL, yang sebelumnya bekerja sebagai pengantar PSK, mulai berpikir untuk melibatkan istrinya dalam pekerjaan tersebut. Meski keputusan itu berat, AL mengaku tak punya pilihan lain.

“Buntu pikiran waktu itu, bang. Sampai sekarang pun masih begini kita punya kerja. Saya manfaatkan pekerjaanku tiap malam antar ladies. Istriku tanpa paksaan langsung mau, karena tidak ada pilihan lain lagi,” tutur AL.

AN akhirnya setuju untuk menjadi PSK demi mencukupi kebutuhan keluarga mereka. Setiap malam, AL mengantar AN ke klien yang membutuhkan jasanya.

Dari setiap pelanggan, mereka mendapat bayaran antara Rp 350 ribu hingga Rp 450 ribu. Uang tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan harian mereka, termasuk untuk tiga anak yang masih kecil.

“Kalau ada yang butuh jasanya, saya langsung antar. Kami harus mencukupi kebutuhan anak-anak kami,” kata AL.

Baca Juga: Kendari Undercover: Menolak Jatah Gratis, PSK Cantik Ini Empat Kali Layani Mantan Demi Tarif

Meskipun keputusan ini sangat berat bagi AN, ia merasa tidak punya pilihan lain. Keterbatasan pendidikan dan keterampilan kerja membuatnya merasa terjebak dalam pekerjaan tersebut.

“Kita jalani saja selama bayaran yang ditawarkan cukup. Kalau tidak cukup, ya kita tolak,” tambah AL.

Saat ini, AN dan AL masih bergantung pada pekerjaan malam tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Meskipun tidak mudah, keduanya berharap suatu saat bisa menemukan jalan keluar dari pekerjaan yang mereka jalani. (A)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS