Khawatir Anak Jadi Korban Bullying, Mantan Istri Oknum TNI Buton Selatan Minta Hak Asuh
Reporter
Jumat, 13 Desember 2024 / 10:28 am
BUTON SELATAN, TELISIK.ID – Seorang wanita asal Klaten, Jawa Tengah, yang merupakan mantan istri dari oknum TNI di Buton Selatan, berjuang untuk mendapatkan kembali hak asuh atas kedua anaknya.
Upaya ini dilakukan setelah ia mengetahui bahwa sang anak kerap mengalami pelecehan dan bullying di lingkungan pergaulannya.
PS (37), seorang wanita kepala rumah tangga, telah resmi bercerai dengan mantan suaminya, oknum TNI di Buton Selatan, pada 1 Agustus 2024 lalu. Setelah perceraian tersebut, ia menginginkan hak asuh anak-anaknya dikembalikan kepadanya.
Keinginan tersebut muncul setelah pertemuannya dengan sang anak, SF (10), pada 25 Oktober 2024, dalam mediasi pertama. SF mengungkapkan bahwa ia sering dibuli dan bahkan mengalami pelecehan oleh teman-temannya di sekolah.
"Dia dibuli dan pernah dilecehkan oleh teman-temannya dengan memegang area yang tidak boleh disentuh," ungkap PS saat ditemui di Rumah Perlindungan Perempuan PPA Buton Selatan, Jumat (13/12/2024).
Baca Juga: Kampanye Stop Bullying Lewat Kisah Pahlawan Daerah di Sekolah-Sekolah Sulawesi Tenggara
Berdasarkan kejadian tersebut, PS mengajukan permohonan agar hak asuh anak diberikan kembali kepadanya, sesuai dengan putusan yang telah dikeluarkan pengadilan.
Namun, mantan suaminya yang merupakan oknum TNI menolak menyerahkan hak asuh, dengan alasan anak-anak masih menempuh pendidikan.
PS berharap mantan suaminya dapat memahami kondisi yang dihadapi anak mereka dan bersedia menyerahkan hak asuh dengan cara yang baik.
"Anak diberikan kebebasan untuk memilih ketika sudah berusia 18 tahun. Saya berharap mantan suami saya bisa mengerti dan memahami situasi ini," kata PS.
Di sisi lain, SF mengaku bahwa dirinya tidak diizinkan untuk berkomunikasi dengan ibunya dalam bentuk apapun. Ia sering diancam oleh ayahnya jika nekat mencoba menghubungi ibunya.
"Saya bosan di rumah tanpa ibu. Sekarang saya lebih sering di rumah nenek," kata SF.
Dampak dari perceraian, SF menjadi anak yang cenderung murung dan pendiam. Ironisnya, ia malah sering menjadi korban bullying dan pemalakan dari teman-temannya.
"Mereka suka ejek saya karena tidak ada mama, bahkan mereka minta uang saya," ujar SF.
Baca Juga: Cegah Bullying, Kekerasan Seksual dan Narkoba di Kalangan Pelajar, Polisi Blusukan di SMPN 39 Buton
Lebih parah lagi, SF mengaku pernah mengalami pelecehan dari teman-temannya yang menyentuh area yang tidak pantas.
"Sudah jadi kebiasaannya, kadang teman saya juga yang melakukannya," ungkapnya.
Dalam suasana penuh emosi, SF menyatakan keinginannya untuk tinggal bersama ibunya.
"Saya ingin ikut mama, lebih seru daripada tinggal dengan bapak, apalagi bapak suka main pukul," ujar SF sambil meneteskan air mata. (B)
Penulis: Ali Iskandar Majid
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS