Mengenal Kearifan Lokal Suku Bajo Morowali
Reporter
Minggu, 19 Februari 2023 / 7:01 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Kearifan dan pengetahuan suku Bajo Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, merupakan hasil dari proses yang sangat panjang dari generasi ke generasi.
Kepercayaan mereka pada dukun kampoh atau sandro masih terbilang sangat kuat. Beberapa kearifan lokal suku Bajo dalam memperlakukan lingkungannya dapat dilihat pada contohnya adalah Malau Sumanga atau pengembalian jiwa.
Masyarakat Kepulauan Salabangka percaya bila sanak keluarga mereka sakit, itu menandakan jiwa mereka sedang berjalan di dunia lain, sehingga perlu dipanggil pulang kembali dan yang bisa memanggilnya hanyalah dukun sandro kampoh.
Baca Juga: Pentingnya Kenalkan Kearifan Lokal pada Peserta Didik
Hal itu membuat mereka masih sangat menjunjung tinggi aturan pamali. Mereka beranggapan jika pamali tersebut dilanggar maka akan mendatangkan musibah maupun bencana.
Malapetaka atau musibah tersebut dapat datang dalam berbagai bentuk seperti tidak memperoleh ikan, badai, ombak besar dan sebagainya.
Konsep pamali memiliki peran penting dan sangat berkontribusi dalam menjaga kelestarian ekosistem laut.
Suku Bajo adalah suku yang mendiami sebagian perairan di Indonesia, terutama di wilayah Sulawesi.
Orang Bajo seringkali memiliki julukan sebagai orang laut atau pengembara laut. Di Pulau Salabangka tepatnya di Desa Lakombulo, Kabupaten Morowali, juga ditinggali oleh orang-orang suku Bajo, mereka tinggal di pesisir Pulau Salabangka.
Masyarakat suku Bajo di kepulauan Salabangka memiliki nilai dan norma serta pengetahuan lokal yang diperoleh dari alam atau dari nenek moyang masih sangat kental.
Sebagian masyarakat di sana masih mempercayai obat kampung daripada obat resep dokter dengan alasan obat kampung tidak memiliki efek samping dan lebih cepat penyembuhannya.
Sejak zaman dahulu moyang suku Bajo telah memikirkan hal-hal tersebut meskipun masih dengan konsep dan pemahaman yang sederhana namun tetap dipertahankan dari generasi ke generasi sampai saat ini.
Baca Juga: Kain Tenun Khas Sulawesi Tenggara Kearifan Lokal Wastra Nusantara
"Suku Bajo harus menjaga kondisi dan keberlanjutan dari lautnya. Jika laut senantiasa berada dalam kondisi yang baik, tentu hal tersebut akan menjamin kehidupan mereka," ujar Rahma Abu, salah seorang warga desa suku Bajo Morowali. (19/2/2023).
Sebaliknya, jika kondisi lautan rusak maka sumber penghidupannya pun berada dalam bahaya. Tanpa disadari bahwa dengan mentaati aturan atau pamali maka kelestarian ekosistem laut dan pesisir akan tetap terjaga.
"Perlu adanya upaya untuk memberikan pemahaman bahwa konsep pamali memiliki nilai-nilai pendidikan bagi pelestarian ekosistem," ujar Muh. Hardiansyah, warga lain. (B)
Penulis: La Ode Muhamad Alwi
Editor: Kardin
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS