Mengenal Sosok Muhammad Ali, Petinju Legendaris yang Putuskan Jadi Mualaf
Reporter
Jumat, 26 Agustus 2022 / 1:59 pm
AMERIKA SERIKAT, TELISIK.ID - Cassius Marcellus Clay Junior atau yang kerap disapa Clay, merupakan salah satu sosok petinju legendaris pada abad ke-20.
Ia mulai berlatih tinju sejak usia 12 tahun, dan pada usianya yang ke 22 tahun, ia berhasil meraih gelar juara dunia tinju kelas berat dari Sonny Liston dalam pertarungan di tahun 1964.
Mengutip dari Tempo.co dan Liputan6.com, sejak awal kariernya, pria kelahiran Kentucky, 17 Januari 1942 ini memang dikenal sebagai sosok inspiratif, kontroversial, dan berpengaruh.
Saat namanya sedang naik daun kala itu, Muhammad Ali memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat. Dan sejak itu pula dirinya pun menjadi ikon bagi Muslim Amerika.
Adapun alasan yang membuatnya memeluk Islam adalah lantaran petinju kelas dunia itu kagum dengan umat Muhammad yang ke manapun selalu memberi salam.
“Saya belum pernah melihat begitu banyak cinta. Saling berpelukan dan cium tangan antar mereka. Salat lima waktu dalam sehari, wanita memakai pakaian panjang, cara mereka makan. Kau juga bisa pergi ke negara manapun dengan menyapa salam. Kau bisa punya saudara, aku memilih Islam karena itu bisa menghubungkanku,” katanya.
Baca Juga: 10 Nabi yang Miliki Kisah Hidup di Palestina
Menurut Muhammad Ali, saat dirinya masuk Islam, ia bisa merasakan kebebasan. Islam disebutnya mampu menghubungkannya dengan saudara Islam di seluruh negara.
“(Dalam Islam) aku merasakan kebaikan dan kebebasan. Agama ini membuatku terhubung dengan Saudi Arabia, Pakistan, Maroko, Syiria. Aku pun bisa tinggal di istana-istana pemimpin Muslim dunia karena aku seorang Muslim. Masyarakat juga menyambutku layaknya seorang saudara. Oleh karena itu aku memilih agama Islam,” ungkapnya.
Kemudian, pada tahun 1964, ketika dia memenangkan kejuaraan kelas berat usai menumbangkan Sonny Liston, Muhammad Ali mengumumkan secara terbuka dan membuat pernyataan independen: "Saya percaya kepada Allah dan dengan damai," katanya.
"Saya bukan lagi orang Kristen. Saya tahu ke mana saya pergi dan saya tahu yang sebenarnya. Saya tidak harus menjadi apa yang Anda inginkan. Saya bebas menjadi apa yang saya inginkan. "
Ali mengungkapkan, kepindahannya ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia. Ia meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Menurutnya, Islam tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis, dan ras.
Baca Juga: Besok, Jadwal Puasa Asyura yang Punya Keutamaan Menghapus Dosa Kecil
"Semuanya sama di hadapan Allah SWT. Yang paling utama di sisi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa."
Keyakinannya terhadap Islam makin bertambah manakala Ali membaca terjemahan Alquran.
''Aku bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang hak, yang tidak mungkin dibuat oleh manusia." ungkapnya.
Untuk diketahui, petinju legendaris yang menyatakan dirinya sebagai The Greatest itu mengembuskan napas terakhirnya pada 3 Juni 2016 di usianya yang ke-74 tahun di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat. Muhammad Ali meninggal karena mengalami masalah pernapasan. (C)
Penulis: Nurdian Pratiwi
Editor: Haerani Hambali