Meriahkan HPN 2022, Kabupaten Wakatobi Tampilkan Tari Lariangi Kaledupa
Reporter Wakatobi
Senin, 07 Februari 2022 / 1:12 pm
WAKATOBI, TELISIK.ID - Dalam rangka memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN) 2022 di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Pemkab Wakatobi dipercanyakan untuk membawakan kesenian daerah Tari Lariangi Kaledupa pada malam gala dinner di Rujab Gubernur Sultra, Senin malam (7/2/2022).
Camat Kaledupa Selatan mengungkapkan bahwa Tarian Lariangi yang akan ditampilakan tersebut bakal menampilkan 24 penari putri.
“Sesuai hasil rapat kemarin, Tarian Lariangi ini akan dilakukan pada saat malam gala dinner di Rujab Gubernur yang akan dihadiri oleh para duta besar, gubernur dan beberapa bupati sebagai undangan,” ungkap Haslam, Camat Kaledupa Selatan, Senin (7/2/2022).
Dijelaskannya sejatinya Tarian Lariangi ini dahulunya ditampilkan untuk menyambut tamu-tamu kehormatan.
“Yang perlu kita ketahui, Lariangi ini sebagai salah satu tarian lokal tumbuh dan berkembang di Kaledupa. Menjadi perhatian kita adalah bagaimana mempertahankan dan melestarikan warisan kebudayaan ini,” terangnya
Baca Juga: Gelar Operasi Minyak Goreng Satu Harga, Demokrat Bidik Masyarakat Kurang Mampu di Jatim
Harapannya, ke depan, Tari Lariangi ini menjadi warisan budaya yang tetap eksis, salah satunya dimasukkan dalam pembelajaran muatan lokal di sekolah. Kemudian nantinya akan didaftarkan untuk hak cipta mengingat kemarin di Wakatobi terdapat perkembangan terkait Lariangi ini. Juga perlunya nanti sanggar-sanggar di setiap desa untuk melestarikan Tarian Lariangi.
Sebagai informasi bahwa di Pulau Kaledupa terdapat satu sanggar yang menjadi binaan yaitu Sanggar Hoga Island. Lariangi merupakan tradisi lisan yang sudah ada sejak abad ke-17 di Kesultanan Buton, tepatnya di Kaledupa.
Baca Juga: Dekatkan Diri dengan Warga, Wabup Muna Turun ke Kecamatan
Tarian Lariangi khas Kaledupa tersebut telah dikukuhkan menjadi Warisan Budaya Tak Benda Nasional oleh Menteri Dalam Negri sejak tahun 2014 silam dan selanjutnya telah diusulkan agar tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dunia ke UNESCO pada tahun 2015. (C)
Reporter: Boy Candra Ferniawan
Editor: Haerani Hambali