Momen Bangkit dan Promosi Wisata Bombana, Festival Tangkeno Bakal Digelar Agustus
Reporter
Kamis, 30 Mei 2024 / 6:29 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara berencana menggelar Festival Tangkeno di Kabupaten Bombana Agustus 2024 mendatang, menjadi momentum penting dalam kebangkitan industri dan promosi wisata.
Festival ini diharapkan dapat mengangkat budaya dan mempromosikan destinasi wisata yang ada di daerah tersebut, menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam membangun sektor pariwisata.
Melansir Wikipedia.org, Kabupaten Bombana adalah wilayah yang dihuni oleh Suku Moronene, salah satu kelompok etnis asli di Sulawesi Tenggara. Suku Moronene memitoskan Kabupaten Bombana sebagai Negeri Dewi Padi (Dewi Sri). Menurut legenda, Dewi Padi pernah turun di sebuah tempat yang kini dikenal sebagai Taubonto, ibu kota Kecamatan Rarowatu.
Dalam Bahasa Moronene, 'tau bonto' berarti tahun pembusukan, karena saat Dewi Padi turun, produksi padi ladang melimpah hingga penduduk kewalahan memanennya, menyebabkan banyak padi yang tertinggal dan membusuk di ladang.
Baca Juga: Pelaku UMKM Keciprat Rezeki dari Festival Kande-Kandea Tolandona Buton Tengah
Tau bonto menjadi pusat pemerintahan pada zaman kekuasaan Mokole, gelar raja di wilayah Moronene pada masa lalu. Pada masa pemerintahan Swapraja Buton pasca kemerdekaan, wilayah kekuasaan Mokole berubah menjadi wilayah distrik dan selanjutnya menjadi kecamatan.
Secara sejarah, wilayah Moronene berada di daratan besar jazirah Sulawesi Tenggara dan mencakup sebagian Kecamatan Watubangga di Kabupaten Kolaka sekarang. Namun, yang masuk wilayah administrasi Kabupaten Buton (waktu itu) hanya Kecamatan Poleang dan Kecamatan Rumbia. Seiring waktu, wilayah ini berkembang menjadi empat kecamatan dengan tambahan Poleang Timur dan Rarowatu.
Sebelumnya, Pj Bupati Bombana, Burhanuddin, menilai bahwa Festival Tangkeno dapat memberikan nilai tambah dan dampak positif bagi ekonomi, sosial, dan budaya di tengah upaya pemulihan ekonomi masyarakat.
Festival Tangkeno telah menjadi even wisata tahunan tingkat provinsi dan nasional. Burhanuddin menjelaskan bahwa festival ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan nilai-nilai dan keunikan tradisi budaya otentik masyarakat Tangkeno, yang dikenal sebagai Desa Wisata Negeri di Awan.
Tahun 2022, festival ini sudah masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN), menunjukkan pentingnya acara ini dalam peta pariwisata nasional. Festival Tangkeno akan dimeriahkan oleh berbagai pagelaran seni dan budaya. Di antaranya adalah Tari Lumense yang dipentaskan secara kolosal dengan menggabungkan beberapa jenis tarian lainnya seperti Lulo Alu.
Selain itu, akan ada pameran kuliner dan kriya, Tadoha Balu'a, kemah wisata, Musyawarah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, serta lomba-lomba pagelaran seni lokal khas masyarakat Kabaena. Festival ini juga diharapkan dapat menjadi pemantik meningkatnya sumber daya manusia dan perekonomian masyarakat Kabupaten Bombana, dengan memanfaatkan kreativitas, inovasi, serta kemampuan membaca potensi yang bisa dijadikan sebagai produk unggulan yang dijual kepada masyarakat luas.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bombana, Anisa Nur Prihatin, menyebutkan bahwa beberapa rangkaian Festival Tangkeno akan dimeriahkan dengan berbagai pagelaran seni, di antaranya kirab budaya, persembahan tari kolosal, nyanyian lagu Kabaena Kampo Tangkeno, pembukaan pameran kuliner dan kriya, pembukaan Tadoha Balu'a, pelepasan lampion, artis performance, lomba Modulele, lomba cerita rakyat tingkat SD, lomba lulo kreasi, lomba Lulo Alu, serta pemilihan Waipode Anadalo Tokotua.
Baca Juga: Wakatobi Wonderfull Festival and Expo: Promosi Keindahan Terumbu Karang dan
Salah satu warga Bombana, Sofy Listian, saat dihubungi Telisik.id, mengatakan bahwa dalam pembukaan festival, banyak yang hadir mengenakan pakaian adat lokal, yaitu pakaian adat Moronene dan pakaian adat khas Tokotu'a. Hal ini menambah semarak dan keaslian nuansa budaya dalam Festival Tangkeno, memberikan pengalaman yang autentik bagi para pengunjung.
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, Belli Harli Tombili, menyatakan bahwa target kunjungan wisatawan ke Sulawesi Tenggara pada tahun 2024 adalah 16,8 juta orang per tahun.
Ia berharap festival ini tidak hanya menarik wisatawan untuk berkunjung, tetapi juga dapat mendorong kesejahteraan masyarakat setempat. Dengan adanya peningkatan kunjungan wisatawan, diharapkan sektor pariwisata dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Bombana.
Belli Harli Tombili juga mengumumkan bahwa pada tahun 2024, pihaknya akan meluncurkan 57 acara yang terdiri dari 8 acara provinsi, 46 acara kabupaten/kota, dan 3 acara swasta dan masyarakat. Meskipun jumlah acara mengalami penurunan dari 71 acara pada tahun sebelumnya, ia berharap kualitas acara dapat meningkat. (A-Adv)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS