Gali Potensi Ragam Budaya dan Keindahan Alam, Festival Pesona Buton Utara Bakal Digelar November
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 31 Mei 2024
0 dilihat
Masyarakat yang hadir dalam acara pesta panen (haroano laa) bersiap untuk berlomba mengambil makanan yang telah disajikan di dalam talang. Foto: Rina Gayatri/Telisik
" Keindahan alam dan budaya Buton Utara yang kaya akan ditonjolkan dalam Festival Buton Utara yang direncanakan digelar pada November 2024 mendatang "
KENDARI, TELISIK.ID - Keindahan alam dan budaya Buton Utara yang kaya akan ditonjolkan dalam Festival Buton Utara yang direncanakan digelar pada November 2024 mendatang.
Festival ini bertujuan untuk memperkenalkan potensi budaya dan alam Buton Utara kepada masyarakat luas, dan diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah tersebut. Untuk itu Telisikers, mari mengenal daerah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007.
Kabupaten ini terletak di Provinsi Sulawesi Tenggara dan merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam. Beberapa potensi sumber daya alam di Buton Utara antara lain adalah bahan tambang seperti aspal, minyak bumi, emas, dan konon terdapat uranium.
Selain itu, Buton Utara juga memiliki hasil hutan seperti jati, damar, dan rotan, serta hasil laut yang melimpah dan kawasan perkebunan yang subur. Menurut sejarah, Kulisusu atau yang juga dikenal dengan nama Kolencusu dan Kalingsusu merupakan salah satu dari empat benteng pertahanan Barata Patapalena pada masa Kesultanan Buton.
Barata Kulisusu bersama dengan Barata Muna, Barata Tiworo, dan Barata Kaledupa merupakan pintu-pintu pertama pertahanan sebelum musuh masuk ke dalam wilayah pusat kekuasaan di Baubau.
Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran Barata Kulisusu dalam menjaga keselamatan negara pada masa itu. Mereka juga diberi hak otonom untuk mengatur daerahnya sendiri, termasuk memiliki tentara sendiri dengan batasan-batasan yang telah digariskan oleh pemerintahan pusat di Baubau.
Motto Kabupaten Buton Utara adalah "Lipu Tinadeakono Sara" yang berarti bahwa berdasarkan sejarah, Buton Utara adalah negeri yang didirikan dan dibangun oleh Sara. Wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Buton Utara meliputi enam kecamatan, yaitu Kecamatan Bonegunu, Kambowa, Wakorumba, Kulisusu, Kulisusu Barat, dan Kulisusu Utara.
Salah satu tradisi adat Haroano Laa, dilaksanakan setiap satu tahun sekali sebagai ungkapan rasa syukur terhadap hasil panen perkebunan dan pertanian masyarakat Langkumbe, Kabupaten Buton Utara. Pesta adat ini dibalut dalam festival budaya yang menampilkan rangkaian pertunjukan khas Buton Utara seperti tari-tarian dan pencak silat.
Selain itu, masyarakat setempat juga menyajikan berbagai macam makanan untuk disantap oleh tamu yang berdatangan dari berbagai daerah. Wakil Bupati Buton Utara, Ahali menjelaskan bahwa acara pesta panen ini menjadi salah satu ikon budaya Kabupaten Buton Utara yang harus terus dilestarikan.
Menurutnya, tradisi ini memiliki sejarah yang mendalam dan menjadi warisan nenek moyang yang harus dipertahankan nilai-nilainya. Sementara Masyarakat setempat, Riki Lipu, menjelaskan bahwa waktu pelaksanaan pesta panen ini sudah dijadwalkan setiap tanggal 14 bulan di langit.
Tidak mesti bulan Agustus, kadang juga bulan September, yang penting setiap 14 bulan di langit dan ini wajib dilaksanakan tiap tahun. Ia juga menambahkan bahwa tujuan diadakannya pesta panen ini adalah untuk menjaga persatuan, kekompakan, serta menjaga budaya yang sudah ada agar tidak hilang.
Warga setempat masih mempercayai bahwa jika tradisi ini tidak diadakan atau ada kesalahan dalam penyelenggaraannya, maka panen tidak akan berhasil dan buaya yang berada di sungai akan sering naik ke daratan sehingga memangsa korban. Oleh karena itu, tradisi ini memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Buton Utara.
Selain budaya, Buton Utara juga memiliki berbagai tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu tempat wisata yang wajib dikunjungi adalah Permandian Pasarambola'ea yang terletak di Desa Malalanda, Kecamatan Kulisusu. Untuk menuju ke Permandian Pasarambola'ea dari pusat ibu kota Kulisusu, hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Permandian ini dikenal dengan keunikannya karena genangan airnya membentuk danau kecil. Dari atas tanah, pengunjung harus menurun ke bawah sekitar 5 meter untuk bisa berendam atau mandi di dalamnya. Bebatuan tebing tinggi yang melingkari genangan air juga menambah keunikan Permandian Pasarambola'ea.
Tempat wisata lain yang tidak kalah menarik adalah Permandian Eengkapala yang juga terletak di wilayah Desa Malalanda, Kecamatan Kulisusu. Genangan air di Permandian Eengkapala terbilang unik karena jika dilihat dari atas, akan tampak seperti air yang tergenang di dalam kapal laut.
Warga setempat, saat dihubungi Telisik.id, Arsita menjelaskan, genangan air di Permandian Eengkapala cukup dalam dengan warnanya yang kebiruan, menjadikannya salah satu destinasi wisata favorit di Buton Utara.
kemudian ada Pantai Membuku, tempat wisata lain yang wajib dikunjungi di Buton Utara. Pantai ini terletak di Desa Kadacua, Kecamatan Kulisusu, dan berlokasi di bagian timur Ereke, ibu kota Buton Utara. Jarak Pantai Membuku dari pusat Kota Ereke sekitar 3 kilometer dan membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 menit menggunakan kendaraan roda dua untuk sampai ke sana.
Pantai Membuku dikenal dengan pantai yang menarik karena memiliki hamparan pasir putih yang panjang dan pepohonan kelapa yang diberi cat warna-warni, menambah daya tarik bagi pengunjung. Di sore hari, dari arah utara Pantai Membuku biasanya akan tampak kapal laut dari Kota Kendari menuju Kabupaten Wakatobi, menjadikan pantai ini salah satu destinasi wisata favorit di Buton Utara.
Bagi para penikmat alam sejati, pencinta petualangan, atau sekadar ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, tidak ada salahnya berkunjung ke Kali Baru. Tempat wisata ini merupakan hilir dari aliran air sungai yang mengalir dari puncak pegunungan Desa Lagundi.
Karena pasang surut air Laut Banda, daerah ini setiap harinya akan membentuk daratan pasir yang terbentuk secara alami oleh gelombang laut. Kolaborasi apik antara air laut dan air sungai seperti memanjakan para pelancong.
Jika tidak ingin terlalu berinteraksi dengan air asin, pengunjung dapat beralih ke aliran sungai, begitu juga sebaliknya. Kontur sungai yang membelah daratan ini, jika air pasang, akan menjadi tantangan tersendiri untuk menyeberangi sungai karena airnya menjadi dalam.
Kerikil-kerikil laut yang hampir separuh menyelimuti bibir pantai menjadikannya primadona sebagai alat terapi kesehatan atau seru-seruan bersama.
Di musim timur, ombak di Kali Baru cukup keras dan lembek ketika menjamah kaki laut. Pengunjung wisata Kali Baru sering memanfaatkan sebilah papan yang pipih untuk berselancar dengan cara-cara konvensional, menambah keseruan berwisata di tempat ini.
Sebagai informasi, Kepala Dispar Sulawesi Tenggara, Belli Harli Tombili, mengatakan bahwa pada tahun 2024, target wisatawan diharapkan meningkat menjadi 16,8 juta per tahun. Hal ini menjadi awal yang tepat untuk mendorong sektor pariwisata di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Ia juga berharap pergerakan wisatawan nusantara bukan hanya sekadar datang berwisata, tetapi juga untuk mendorong kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara. Lebih lanjut, pada tahun 2024 ini pihaknya meluncurkan 57 even dengan rincian 8 even provinsi, 46 even kabupaten/kota, dan 3 even swasta dan masyarakat.
Jumlah even ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu yang mencapai 71 even. Namun, meskipun secara kuantitas mengalami penurunan, diharapkan secara kualitas mengalami peningkatan.
Dalam upaya memperkenalkan keindahan alam dan budaya Buton Utara, Dispar Sultra terus berupaya mengadakan berbagai kegiatan dan festival yang menarik minat wisatawan. Festival Buton Utara yang akan digelar pada November 2024 mendatang diharapkan dapat menjadi salah satu ajang untuk memperkenalkan potensi wisata di daerah ini. (A-Adv)