Pelaku UMKM Keciprat Rezeki dari Festival Kande-Kandea Tolandona Buton Tengah

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 30 Mei 2024
0 dilihat
Pelaku UMKM Keciprat Rezeki dari Festival Kande-Kandea Tolandona Buton Tengah
Tradisi Pekande-kandea ini merupakan pesta rakyat tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Tolandona. Foto: Ria Ika Hasanah/Telisik

" Festival Kande-Kandea yang digelar oleh masyarakat Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, menjadi sumber rezeki bagi para pedagang "

KENDARI, TELISIK.ID - Festival Kande-Kandea yang digelar oleh masyarakat Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton Tengah, menjadi sumber rezeki bagi para pedagang, khususnya penjual mainan keliling.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang budaya yang meriah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat. Para pedagang yang biasanya berkeliling untuk menjajakan dagangan mereka, pada puncak acara tradisi Kande-Kandea mendapatkan banyak pembeli karena banyaknya pengunjung yang datang bersama anak-anak mereka.

Fenomena ini menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang yang menggantungkan hidup dari hasil jualan keliling.

Salah seorang pedagang, Fadil, mengungkapkan bahwa biasanya dia harus berkeliling Buton Tengah untuk berjualan. Namun, dengan adanya Festival Kande-Kandea, dagangannya bisa laris manis karena ramainya pengunjung.

"Saat saya tahu akan ada festival, saya langsung datang. Sudah tiga hari saya berjualan di sini, dari hari pertama festival hingga saat ini, dan Alhamdulillah jualan saya laris karena banyak anak-anak yang datang," kata Fadil kepada Telisik.id.

Sementara itu, salah seorang pengunjung, Devi Febrian, mengaku bersyukur dengan adanya para pedagang karena anak-anak yang bosan selama festival bisa dibelikan mainan.

Baca Juga: Mengenal Permainan Tradisional Lojo Masyarakat Buton

"Anak saya tadi beli balon untuk dimainkan karena sudah mulai bosan. Festival ini, Alhamdulillah banyak memberi rezeki bagi para pedagang keliling seperti ini," ujar Devi.

Pekande-kandea diperkenalkan pada tahun 1597, pada saat kepemimpinan Sultan Buton ke IV Dayanu Ikhsanuddin. Foto: Febriyani/Telisik

 

Banyak masyarakat yang datang untuk menyaksikan langsung tradisi Kande-Kandea, mulai dari masyarakat setempat hingga dari daerah lain. Tradisi ini memang menarik minat berbagai kalangan, baik tua maupun muda, sehingga menjadi magnet tersendiri bagi para pedagang.

Pedagang lainnya, Muharam, mengaku sudah beberapa kali datang ke Festival Kande-Kandea, karena sudah tahu bahwa yang datang bukan hanya dari kalangan orang tua tetapi juga anak muda hingga anak kecil.

"Alhamdulillah, dagangan saya cukup banyak dibeli oleh anak-anak maupun remaja yang datang bersama pasangannya. Ada yang beli mainan, ada juga yang beli gelang couple dengan pasangannya," jelasnya.

Ribuan masyarakat memadati Festival Kande-Kandea Tolandona yang masuk dalam agenda tahunan. Acara yang telah berlangsung selama ratusan tahun ini dilaksanakan usai Idul Fitri dan telah masuk dalam 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2023.

Festival Kande-kandea di Buton Tengah menjadi berkah tersendiri bagi para pelaku usaha. Foto: Kolase

 

Kegiatan festival budaya Kande-Kandea Tolandona berlangsung meriah dan dihadiri oleh ribuan pasang mata yang memenuhi lapangan Lamedadi, Kelurahan Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu. Acara ini menjadi salah satu daya tarik utama di Kabupaten Buton Tengah dan berhasil menarik perhatian wisatawan lokal maupun luar daerah.

Pj Bupati Buton Tengah (Buteng), Andi Muhammad Yusuf, mengatakan bahwa Pekande-Kandea merupakan acara adat yang sudah menjadi tradisi turun-temurun di masyarakat Buton Tengah.

"Tradisi Pekande-Kandea ini merupakan pesta rakyat tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Tolandona. Tradisi ini sesungguhnya menyambut dan merayakan para kesatria yang menjaga keutuhan Kesultanan Buton," kata Pj Bupati Buteng.

Para kesatria tersebut mendapat pelayanan khusus dari Kesultanan Buton berupa makan dengan cara unik ala kesatria Buton yang disebut Kande Tompa, yang disuapi oleh para putri keraton. Tradisi ini memperlihatkan bagaimana penghormatan diberikan kepada para pahlawan yang telah berjasa bagi kesultanan.

Baca Juga: Wakatobi Wonderfull Festival and Expo: Promosi Keindahan Terumbu Karang dan Ragam Budaya Bakal Digelar Oktober

Pekande-Kandea diperkenalkan pada tahun 1597 pada saat kepemimpinan Sultan Buton ke IV, Dayanu Ikhsanuddin, dan Imam Masjid Agung Keraton Buton, Sangia Wambulu. Hingga saat ini, tradisi tersebut masih terpelihara dengan baik. Tradisi Kande-Kandea dikemas sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam, menjadikan acara ini bukan hanya sebuah perayaan budaya, tetapi juga sarat akan nilai religius.

Pelaksanaan Pekande-Kandea dilaksanakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri dengan tujuan sebagai ajang silaturahmi dan ungkapan rasa syukur terhadap karunia Allah SWT kepada masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan.

"Pekande-Kandea ini memiliki makna yang mendalam, memberikan pesan sosial yang senantiasa harus dijaga, dimana tradisi ini membuahkan kekokohan dan kekerabatan, menjalin silaturahmi, serta terpeliharanya kekeluargaan masyarakat Tolandona dan masyarakat lainnya," tambahnya.

Sebagai informasi, Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara, Belli Harli Tombili, menyatakan bahwa pada tahun 2024 target kunjungan wisatawan ke Sulawesi Tenggara adalah 16,8 juta orang per tahun. Angka ini menjadi momentum yang tepat untuk mendorong sektor pariwisata di daerah ini.

Festival seperti Kande-Kandea diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan membantu meningkatkan perekonomian lokal.Terutama bagi para pelaku UMKM yang berjualan selama festival berlangsung. (A-Adv)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga