Momen Isra Miraj Menurut Sains Hingga Tradisi Unik Merayakannya

Adinda Septia Putri

reporter

Minggu, 19 Februari 2023  /  12:20 am

Isra Miraj merupakan momen Nabi Muhammad pertama kali diperintahkan shalat lima waktu oleh Allah SWT. Foto: Mediaindonesia.com

KENDARI, TELISIK.ID - Isra Miraj menjadi perayaan penting yang diperingati oleh seluruh umat muslim di dunia. Isra Miraj diperingati sebagai momen Nabi Muhammad mendapat perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu.

Dilansir dari Cnnindonesia.com, peringatan turunnya perintah shalat lima waktu itu jatuh pada hari ini, Sabtu (18/2/2023). Petualangan suci di Abad 7 M yang dalam versi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebut sebagai Isra Mikraj itu hanya berlangsung dalam semalam.

Itu bermula saat Nabi Muhammad, ditemani Malaikat Jibril, pergi dari Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, ke Baitul Maqdis, Masjid Al-Aqsa, Palestina. Versi Google Maps, perjalanan dari dua titik itu bisa dilakukan via darat dengan mobil dengan rute tersingkat 16 jam 37 menit dengan jarak 1.471 Km.

Baca Juga: Allah Memuliakan Orang yang Pemaaf

Tak ada opsi perjalanan udara. Dari titik terakhir, Nabi Muhammad naik dari Bumi langsung ke Sidratul Muntaha di langit ke tujuh untuk menerima perintah salat lima waktu. Selesai misi, ia kembali ke umatnya di jazirah Arab.

Satu entitas yang juga berperan penting dalam perjalanan ini adalah Buroq atau Buraq atau Burak, hewan anggun bersayap yang secara harfiah berarti kilat.

Kecepatan cahaya

Fisika hari ini, terlepas dari berbagai eksperimen baru, masih mengacu pada cahaya sebagai entitas dengan kecepatan tertinggi, yakni 299.792,458 Km/detik. Fisikawan Albert Einstein, lewat teori relativitas umum dan khusus, menyebut makin mendekati kecepatan cahaya, materi akan membutuhkan energi teramat besar dengan waktu yang melambat.

Bagaimana Nabi Muhammad, Jibril, dan Buroq melampauinya?

Guru Besar Teori Fisika Institut Tekonologi Surabaya (ITS) Agus Purwanto mengatakan, peristiwa Isra Miraj tidak bisa dijelaskan dari sisi teori relativitas khusus Einstein.

"Kita asumsikan kejadian mulai ba'da (selepas) salat Isya atau jam 20.00 sampai jam 4.00 pagi menjelang Subuh. Jadi membutuhkan waktu 8 jam. Karena perjalanannya bolak-balik, maka antara pulang pergi memerlukan waktu yang sama 4 jam," katanya.

Lantaran menggunakan Buraq, Agus menilai Rasulullah melaju dengan kecepatan cahaya. Alhasil, dalam satu jam, Agus menyebut Rasulullah bisa menempuh jarak sampai 4.320.000.000 Km.

Jarak tersebut lebih pendek daripada jarak Neptunus yang merupakan planet terluar dengan Bumi.

"Neptunus itu diketahui jaraknya 4.335.000.000 Km. jadi ini masih lebih besar dari jarak yang ditempuh oleh cahaya selama 4 jam, artinya Baginda Rasulullah dalam waktu 4 jam belum sampai di Neptunus. Ternyata belum sampai keluar dari Tata Surya kita," ungkapnya.

Keluar dari sains, perayaan Isra Miraj di Indonesia dilengkapi dengan berbagai tradisi unik yang dilakukan masyarakat. Dilansir dari Kompas.com, berikut beberapa tradisi unik menyambut Isra Miraj.

1. Nyadran

Warga di Kampung Siwarak, Kecamatan Gunungpati, Semarang merayakan Isra Miraj dengan melakukan tradisi Nyadran, yang berarti berdoa kepada leluhur. Tradisi Nyadran ini diawali dengan membersihkan makam leluhur lalu berdoa yang dipimpin oleh seorang kiai.

Selanjutnya diikuti dengan pengajian yang umumnya dilakukan di Masjid Baitul Muslimin Siwarak. Setelah selesai membersihkan makam dan melakukan pengajian, warga juga melakukan karnaval yang tak jarang dihadiri wisatawan.

2. Rajaban

Tradisi untuk merayakan Isra Miraj lainnya juga dilakukan oleh warga Cirebon, bernama Rajaban. Dalam tradisi ini, warga akan berbondong-bondong pergi berziarah ke Plangon, tempat makam dua penyebar ajaran agama Islam yaitu Pangeran Kejaksan dan Pangeran Panjunan.

Biasanya, rajaban juga digelar di Keraton Kasepuhan Cirebon yang umumnya juga menggelar pengajian untuk umum. Selain itu, ada juga pembagian nasi bogana, nasi yang terdiri dari kentang, telur ayam, tempe, tahu, parutan kelapa, dan bumbu kuning yang dijadikan satu.

Lalu, hidangan tersebut dibawa kepada wargi keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat Mager Sari.

3. Nganggung

Nganggung merupakan tradisi unik untuk memperingati Isra Miraj yang dilakukan di Kelurahan Kampung Bukit, Kecamatan Toboali, Bangka Belitung. Nganggung adalah tradisi membawa makanan dari rumah masing-masing menggunakan dulang atau rantang.

Makanan yang dibawa biasanya berupa kue, buah-buahan atau nasi lengkap dengan lauk pauknya. Selain warga Kampung Bukit, tradisi nganggung saat Isra Miraj juga dilakukan oleh warga desa lain di Bangka Selatan.

4. Rejeban

Peksi Buraq Yogyakarta juga memiliki tradisi unik untuk menyambut Isra Miraj yang dilakukan setiap tahun. Tradisi perayaan Isra Miraj di Yogyakarta bernama Rejeban Peksi Buraq yang sudah dilakukan selama ratusan tahun di Kraton Yogyakarta.

Pada tradisi Rejeban Peksi Buraq, terdapat dua buraq yang terbuat dari kulit jeruk bali dibawa oleh abdi dalem Kaji Selusin dari Bangsal Kencana Kraton Yogyakarta menuju Serambi Masjid Gede Kauman.

Burung tersebut bertengger di atas gunungan yang terdiri dari beragam buah seperti manggis, rambutan, dan juga tebu. Nantinya, gunungan buah itu akan dibagikan kepada jemaah masjid usai pengajian.

5. Ambengan

Ambengan merupakan tradisi yang banyak dilaksanakan di beberapa daerah, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ambengan adalah tradisi makan bersama untuk memperingati hari besar umat Islam, salah satunya Isra Miraj.

Ambengan berasal dari kata dalam bahasa Jawa yaitu ambeng, yang berarti wadah dengan ukuran tanggung. Ambeng ini digunakan untuk meletakkan nasi dan lauk berupa mi goreng, ayam, telur, serundeng, kentang dan sebagainya.

Biasanya, masyarakat akan membawa ambengan ini ke masjid atau mushala usai shalat maghrib. Kemudian, kiai setempat akan memimpin doa, lalu dilanjutkan dengan makan bersama.

6. Khatam Kitab Arjo

Khatam Kitab Arjo merupakan tradisi membaca dari awal hingga akhir (khatam) Kitab Arjo biasa dilakukan masyarakat di Desa Wonoboyo, Temanggung, Jawa Tengah. Kitab Arjo merupakan kitab berbahasa Jawa yang ditulis dengan Arab Pegon oleh KH Ahmad Rifai al-Jawi.

Kitab ini berisi tentang kisah perjalanan Nabi Muhammad saat Isra Miraj. Khataman Kitab Arjo biasanya dimulai pukul 20.00 WIB, dengan didahului membaca tahlil.

7. Ngurisan

Masyarakat di Lombok, Nusa Tenggara Barat, biasa memperingati Isra Miraj dengan tradisi yang disebut Ngurisan. Ngurisan adalah tradisi memotong rambut bayi yang berusia di bawah enam bulan.

Baca Juga: Diajarkan Rasulullah, Ini 3 Doa Agar Utang Cepat Lunas

Potong rambut dilakukan oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat. Sebenarnya, tradisi Ngurisan tidak khusus dilaksanakan pada Isra Miraj atau bulan Rajab saja, tetapi juga pada hari-hari besar Islam lainnya.

Biasanya, bayi-bayi itu akan dibawa ke masjid setempat. Lalu, sebagian kecil rambut bayi-bayi ini akan dipotong oleh para tokoh yang dipimpin Tuan Guru setempat.

Ngurisan dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan harapan agar bayi-bayi itu selalu diberi keberkahan dalam hidupnya. Selama prosesi pemotongan rambut, para jemaah akan melantunkan selawat kepada Nabi Muhammad. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS