Museum Nasional Indonesia Terbakar, Koleksi Benda Bersejarah Hangus

Mustaqim

Reporter

Minggu, 17 September 2023  /  12:48 pm

Petugas Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, berusaha memadamkan kobaran api di bagian atas gedung Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9/2023) malam. Foto: Gulkarmat DKI Jakarta/Dodi Setiawan.

JAKARTA, TELISIK.ID - Museum Nasional Indonesia di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, terbakar pada Sabtu (16/9/2023) malam. Ditemukan empat ruang yang terbakar, namun belum diketahui secara pasti kemungkinan koleksi benda-benda bersejarah ikut terbakar dan jumlah kerugian.

Hingga Minggu (17/9/2023) dinihari pukul 02:30 WIB, proses pendinginan masih berlangsung setelah pemadaman api oleh petugas dari Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta. Sebanyak tiga unit disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan masih ada percikan api di bagian lain ruangan yang terbakar.

“Upaya pemadaman secara keseluruhan berakhir sekitar pukul 00:30 WIB. Setelah itu dilanjutkan proses pendinginan dan sekarang masih berlangsung,” ujar Dodi Setiawan, petugas Gulkarmat yang ditugaskan di area belakang Museum Nasional Indonesia di Jalan Abdul Muis kepada Telisik.id pada Minggu dini hari (17/9/2023).

Dodi menyebut, ada unit 14 mobil Gulkarmat diterjunkan untuk memadamkan api yang mulai berkobar sekitar pukul 20:07 WIB. Belasan unit mobil itu dikerahkan memadamkan api dari bagian depan bangunan yang berada di Jalan Medan Merdeka Barat. Sebagian unit mobil lagi di antaranya memadamkan api dari bagian belakang gedung Museum Nasional Indonesia yang berada di Jalan Abdul Muis.

Saat api mulai berkobar, Jalan Medan Merdeka Utara ditutup mulai dari simpang Patung Kuda menuju ke Istana Merdeka. Jalan kembali dibuka sekitar pukul 00:30 WIB ketika api berhasil dipadamkan di gedung yang berada di seberang Monumen Nasional (Monas) itu.

Saksi mata kejadian, Rezka Pratama, menuturkan, dia melihat kobaran api yang cepat membesar membakar bagian gedung. “Saya kebetulan lagi kerja lembur, terus mendengar teman-teman pada teriak kebakaran! Saya lihat empat tidur pekerja sudah rata kebakar semua,” tutur Rezka, salah satu pekerja proyek di Museum Nasional Indonesia.

Menurut Reza, api cepat membesar karena tempat tinggal para pekerja bangunan di Museum Nasional Indonesia berbahan tripleks sehingga mudah terbakar.

Baca Juga: Intip Susunan Lengkap Jadwal Seleksi dan Formasi CPNS 2023

“Api langsung membesar dan cepat banget,” kata Rezka dan mengaku sudah empat bulan bekerja merenovasi bangunan, proyek yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19.

Kepala Dinas Gulkarmat DKI Jakarta, Satriadi Gunawan juga mengatakan, sumber api berasal dari bangunan non-permanen pekerja di bagian belakang gedung. Menurutnya, api berasal dari nyala pendingin udara di bangunan tempat tinggal pekerja.

“Ada letupan AC yang mengakibatkan adanya api, terjadi perambatan ke sisi Gedung A1 bagian belakang. Api kemudian menjalar ke bangunan permanen yang merupakan bagian dari gedung di Kompleks Museum Nasional,” tuturnya.

Satriadi tak menampik ruang yang terbakar merupakan bagian dari ruang pameran dan ada koleksi benda bersejarah yang ikut dilalap si jago merah.

“Itu ruang pameran dan isinya koleksi pameran. Ya (ada benda koleksi) hangus. (Bendanya) kurang tahu saya. Yang tahu (pihak) museum,” katanya.

Pihak Museum Nasional Indonesia belum tahu secara pasti koleksi benda bersejarah apa saja yang ikut terbakar.  

“Terkait kebakaran Museum Nasional Indonesia masih dalam proses pemadaman dan investigasi, sehingga kami belum dapat menginformasikan lebih detail terkait keadaan benda bersejarah yang ada di dalam museum, khususnya Gedung A,” ujar Plt Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (MCB), Ahmad Mahendra.

Prioritas utama pihak Museum Nasional Indonesia saat ini yakni perlindungan artefak berharga dan benda-benda bersejarah yang masih tersisa di dalam museum. Mahendra mengatakan, pihaknya segera mengerahkan tim investigasi internal untuk menentukan penyebab pasti kebakaran.

“Kami melakukan pendataan terhadap koleksi baik yang terdampak maupun yang sudah diamankan. Kami akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa penyelidikan ini berjalan dengan transparan,” jelas Mahendra.

Hadir juga di lokasi kebakaran adalah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim; Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto; dan Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Komarudin.

Komarudin memastikan area yang terbakar adalah Gedung A yang berisi empat ruangan yakni untuk penyimpanan hingga ruang tunggu.

“Memang betul terjadi kebakaran di Gedung A, di sana tertulis Ruang Prasejarah Gedung A. Jadi di sini total ada tiga gedung, yakni Gedung A, Gedung B, dan Gedung C. Nah yang terbakar Gedung A,” ungkap Komarudin di lokasi kejadian.

Dia kemudian menyebutkan empat ruangan yang terbakar. Yakni, di sisi kanan gedung ada dua ruangan yang hangus dan dua ruangan lagi di bagian tengah hangus terbakar. “Memang di sana ada tempat penyimpanan dan juga ruang tunggu,” kata Komarudin.

Komarudin juga menjelaskan akan dilakukan investigasi oleh polisi dengan melibatkan Laboratorium Forensik Polri untuk mengetahui penyebab sesungguhnya kebakaran. Terkait kemungkinan adanya unsur kelalaian dari pekerja proyek di Museum Nasional Indonesia sebagai penyebab kebakaran, Komaruddin enggan memastikan.

“Tentu akan diproses hukum (jika terlibat), apalagi di dalam kan banyak tampilan-tampilan CCTV yang bisa kita lihat,” jelas Komarudin.

Museum Nasional Indonesia berada dalam wewenang Kemendikbudristek yang dipimpin Nadiem Makarim. Nadiem menyatakan prihatin atas kejadian ini.

“Ini merupakan hal yang sangat menyedihkan buat kami bahwa ini bisa terjadi. Tadi kami juga berbicara dengan aparat kepolisian untuk bisa segera melakukan investigasi mengenai apa alasan dan penyebab kebakaran,” katanya.

Menyinggung soal koleksi benda-benda bersejarah yang kemungkinan ikut terbakar, Nadiem mengatakan segera membentuk tim gabungan untuk menginventarisasi.

“Pertama prioritas kita sekarang adalah sebenarnya menyelamatkan sebanyak mungkin artefak-artefak dan benda-benda bersejarah yang ada di dalam ruangan-ruangan yang terdampak oleh kebakaran ini,” ujar Nadiem.

Namun, dia beralasan bahwa saat ini inventarisasi belum dilakukan karena keamanan. Bangunan museum pasca kebakaran masih harus diwaspadai.

“Jadi kami membuat tim gabungan ya, antara tim museum dan pakar-pakar museum yang akan bekerja sama dengan aparat kepolisian, dan juga aparat pemadam kebakaran untuk memastikan bahwa benda benda tersebut bisa kita catat apa kerusakannya dan juga bisa kita amankan bagi yang masih bisa diamankan,” kata Nadiem.

Disebut juga sebagai Museum Gajah,

Museum Nasional Indonesia adalah museum arkeologi, sejarah, etnografi, dan geografi yang pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Museum ini sering juga disebut sebagai Museum Gajah karena dihadiahkannya patung gajah berbahan perunggu oleh Raja Chulalongkorn (Rama V) dari Thailand pada tahun 1871. Patung gajah ini yang kemudian dipasang di halaman depan museum dan sampai sekarang masih bertahan.

Berdasarkan situs Museum Nasional Indonesia, gedung ini dibangun pada tahun 1862 oleh pemerintah Hindia Belanda. Pembangunaannya sebagai tanggapan atas perhimpunan Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen yang bertujuan menelaah riset-riset ilmiah di Hindia Belanda.

Gedung A digunakan untuk ruang pamer dan wahana Imersif. Sedangkan Gedung B, dikenal pula dengan sebutan Gedung Arca, yang dibuka secara resmi pada 20 Juni 2007 oleh Presiden SBY, selain digunakan untuk pameran, juga untuk kantor, ruang konferensi, laboratorium, ruang pameran temporer, area komersial, dan perpustakaan.

Baca Juga: Pemerintah Segera Cairkan Gaji ke-13 PNS Juni 2023

Museum Nasional Indonesia banyak mengkoleksi benda-benda kuno dari seluruh Nusantara. Antara lain adalah arca-arca kuno, prasasti, benda-benda kuno lainnya dan barang-barang kerajinan. Koleksi-koleksi tersebut dikategorisasikan ke dalam etnografi, perunggu, prasejarah, keramik, tekstil, numismatik, relik sejarah, buku langka, dan benda berharga.

Catatan di website Museum Nasional Indonesia, pada tahun 2001 menunjukkan bahwa koleksi telah mencapai 109.342 buah. Jumlah koleksi itulah yang membuat museum ini dikenal sebagai yang terlengkap di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah koleksi museum sudah melebihi 140.000 buah, meskipun hanya sepertiganya yang dapat diperlihatkan kepada khalayak.

Sebelum gedung Perpustakaan Nasional RI yang terletak di Jalan Salemba No 27, Jakarta Pusat didirikan, koleksi museum juga meliputi naskah-naskah manuskrip kuno. Naskah-naskah tersebut dan koleksi perpustakaan Museum Nasional Indonesia lainnya kini disimpan di Perpustakaan Nasional.

Sumber koleksi banyak berasal dari penggalian arkeologis, hibah kolektor sejak masa Hindia Belanda dan pembelian. Koleksi keramik dan koleksi etnografi Indonesia di museum ini cukup lengkap.

Koleksi yang menarik adalah patung Bhairawa. Patung yang tertinggi di Museum Nasional ini (414 Cm) merupakan manifestasi dari Dewa Lokeswara atau Awalokiteswara, yang merupakan perwujudan Boddhisatwa (pancaran Buddha) di Bumi.

Patung ini berupa laki-laki berdiri di atas mayat dan deretan tengkorak serta memegang cangkir terbuat dari tengkorak di tangan kiri dan keris pendek dengan gaya Arab di tangan kanannya. Diperkirakan, patung yang ditemukan di Padang Roco, Sumatra Barat, ini berasal dari abad ke 13-14. (A)

Reporter: Mustaqim

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS