Pesan Terakhir Jeksen Mahasiswa Muna sebelum Tewas Ikut Diksar Mapala UNG, Wajah hingga Leher Bengkak
Reporter
Selasa, 23 September 2025 / 11:37 am
Suasana keluarga dan teman kampus Muhamad Jeksen di RSUD Aloei Saboe (kiri). Jeksen tengah mendapatkan perawatan sebelum dinyatakan meninggal dunia (kanan). Foto: Repro Tribunnews/Ist.
GORONTALO, TELISIK.ID - Misteri di balik kematian Muhammad Jeksen, mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo (UNG), perlahan mulai terungkap setelah kesaksian sahabatnya muncul ke publik.
Seorang mahasiswa semester tiga itu ditemukan meninggal dunia pada Senin (22/9/2025), usai mengikuti pendidikan dasar (diksar) mahasiswa pencinta alam (Mapala). Jenazahnya sempat ditangani di Rumah Sakit Aloei Saboe, Kota Gorontalo, dengan kondisi wajah hingga leher membengkak.
Kesaksian terbaru datang dari Amar, teman dekat Jeksen, yang sempat menerima pesan singkat terakhir darinya sebelum ajal menjemput.
Amar mengaku menerima panggilan telepon pada Minggu (21/9/2025) malam, namun suara yang terdengar tidak jelas. Tak lama kemudian, ia justru menerima pesan yang membuatnya panik.
Baca Juga: Mahasiswa Asal Muna Meninggal Saat Ikut Diksar Mapala Universitas Negeri Gorontalo
“Dalam pesan itu, Jeksen meminta saya untuk segera menjemputnya. Pesannya dikirim berulang kali. Dia bilang sedang sesak napas,” ungkap Amar, dikutip dari Gopos, Selasa (23/9/2025).
Mendapat pesan tersebut, Amar segera meminjam motor temannya dan menuju Sekretariat Mapala FIS UNG, tempat Jeksen berada. Namun, sesampainya di sana, ia kaget melihat kondisi rekannya yang sudah lemah.
“Saat saya tiba, Jeksen sudah lemas. Wajah dan lehernya terlihat bengkak. Saya langsung bawa ke rumah sakit,” kata Amar.
Baca Juga: Sosok Falilah, Selingkuhan Anggota DPRD Gorontalo Wahyudin Moridu yang Viral Mau Rampok Uang Negara
Amar menambahkan, saat itu tak ada satu pun panitia atau pengurus Mapala yang mendampingi Jeksen. Ia sendirian berusaha menyelamatkan rekannya yang sudah tak berdaya. Baru sekitar 30 menit setelah Jeksen dibawa ke rumah sakit, beberapa anggota Mapala datang menyusul.
“Kalau saya tidak cepat datang, mungkin dia sudah lebih dulu meninggal di sekretariat. Sayangnya, semua sudah terlambat,” tambahnya.
Sebelumnya, Jeksen masuk rumah sakit sekitar pukul 20.00 Wita. Meski sempat mendapat penanganan medis, nyawanya tidak tertolong. Keesokan harinya, Senin (22/9/2025) pukul 07.00 Wita, Amar menerima kabar duka bahwa sahabatnya telah meninggal dunia. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS