Pintu Perang Dunia 3 Terbuka: Jenderal Nuklir Rusia Tewas Dibom dan Direspon Amerika

Ahmad Jaelani

Reporter

Rabu, 18 Desember 2024  /  11:22 am

Ketegangan meningkat, Jenderal Igor Kirillov tewas akibat bom Moskow. Foto: Repro Reuters

MOSCOW, TELISIK.ID - Ketegangan global meningkat setelah pembunuhan Jenderal Igor Kirillov. Peristiwa ini terjadi di Moskow, menambah eskalasi konflik Rusia-Ukraina. Kirillov adalah kepala Pasukan Nuklir Rusia, sosok strategis dalam militer.

Ia terbunuh akibat ledakan bom skuter listrik di luar apartemennya. Ledakan berkekuatan 300 gram TNT ini dioperasikan secara jarak jauh.

“Dua kantong mayat terlihat di jalan,” lapor Al-Jazeera, dikutip telisik.id, Rabu (18/12/2024).

Ledakan merusak hingga lantai empat apartemen di Moskow. Sekitar sepuluh apartemen rusak, menghancurkan jendela dan struktur bangunan. Kirillov dan asistennya meninggal di lokasi dengan luka parah.

Kirillov menjabat kepala Pasukan Pertahanan Radiologi, Kimia, dan Biologi. Pasukan ini beroperasi dalam kondisi radioaktif, kimia, dan biologis ekstrem. Ia memegang kendali penting dalam senjata nuklir Rusia.

Sementara melansir CNBC Indonesia, Komite Investigasi Rusia mengonfirmasi kematian Kirillov akibat serangan bom. Mereka menyebut pembunuhan ini sebagai aksi terorisme yang terencana.

“Kasus pidana telah dibuka,” kata Svetlana Petrenko.

Baca Juga: Bom Waktu Perang Dunia ke-3, Putin Menang Telak di Ukraina dan Amerika Beri Restu Serang Rusia

Maria Zakharova, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, memberi penghormatan. Kirillov juga disebut sebagai sosok vital dalam pertahanan negara.

“Kehilangan ini menjadi pukulan besar bagi kami,” ujarnya.

Rusia menuduh Ukraina bertanggung jawab atas pembunuhan jenderal penting ini. Dmitry Medvedev menyebut serangan ini bentuk balas dendam pengecut.

“Kekalahan mereka tak terelakkan,” tegasnya dalam pernyataan resmi.

Sumber dari SBU Ukraina mengklaim bertanggung jawab atas insiden tersebut. “Kirillov adalah target sah karena keterlibatannya dalam kejahatan perang,” katanya.

Ukraina menuduhnya memerintahkan penggunaan senjata kimia terlarang. Dalam catatan SBU, Rusia menggunakan senjata kimia lebih dari 4.800 kali. Ini termasuk penggunaan granat tempur K-1 yang mematikan bagi pasukan.

“Pembalasan atas kejahatan perang tidak dapat dihindari,” tambahnya.

Namun, Ukraina belum memberikan pernyataan resmi terkait serangan tersebut. Biasanya Ukraina menyangkal peran langsung, tetapi merayakan insiden ini. Serangan ini memicu respons keras dari pemerintah Rusia dan sekutunya.

Pembunuhan Kirillov bukan serangan pertama terhadap tokoh militer Rusia. Sebelumnya, beberapa pejabat tinggi Rusia tewas dalam serangan serupa. Contohnya, Valery Trankovsky tewas akibat bom mobil di Krimea.

Hubungan Rusia dan Amerika Serikat semakin tegang setelah insiden ini. Rusia menuduh AS dan sekutunya mendukung aksi terorisme terhadap negaranya.

Hubungan Barat sendiri sudah buruk dengan Rusia karena bantuan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Kyiv, termasuk dengan mengizinkan penggunaan rudal maut Washington Army Tactical Missile System (ATacMS) untuk menyerang ke dalam wilayah Rusia, yang telah memicu kekhawatiran melebarnya perang ke perang dunia 3 (PD 3).

Baca Juga: Deretan Negara Konflik Timur Tengah, Picu Perang Dunia Ketiga

“Barat adalah kaki tangan dalam pembunuhan ini,” kata Zakharova.

AS membantah keterlibatan dalam pembunuhan Kirillov dan mengecam aksinya.

“Kami tidak mengetahui operasi itu sebelumnya,” kata Matthew Miller. AS menegaskan tidak mendukung atau mengizinkan aksi seperti ini.

Namun, AS tetap menyebut Kirillov bertanggung jawab atas sejumlah kekejaman. “Ia terlibat penggunaan senjata kimia terhadap militer Ukraina,” ujar Miller. Tuduhan ini melanggar Konvensi Senjata Kimia yang diakui dunia.

Seorang pejabat AS, berbicara secara anonim, mengonfirmasi sikap pemerintah. “AS tidak mendukung atau memungkinkan kegiatan semacam ini,” jelasnya. Meski demikian, hubungan Rusia dan AS semakin memanas.

Insiden ini meningkatkan kekhawatiran eskalasi menuju Perang Dunia Ketiga. Dukungan AS terhadap Ukraina, termasuk rudal ATacMS, memperburuk situasi. Penggunaan rudal ini memungkinkan serangan ke wilayah Rusia langsung. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS