Bom Waktu Perang Dunia ke-3, Putin Menang Telak di Ukraina dan Amerika Beri Restu Serang Rusia

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 03 Juni 2024
0 dilihat
Bom Waktu Perang Dunia ke-3, Putin Menang Telak di Ukraina dan Amerika Beri Restu Serang Rusia
Kemenangan pasukan Rusia di Ukraina baru-baru ini, memicu ketegangan dengan Amerika. Foto: Instagram @vladimirputin/joe.biden

" Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah memberi restu kepada Ukraina untuk menggunakan senjata buatan AS dalam menyerang teritori Rusia "

MOSCOW, TELISIK.ID - Rusia kembali meraih kemenangan di perang Ukraina. Pasukan Vladimir Putin dilaporkan merebut desa Umanskoe di Donbass, dan memicu reaksi keras dari negara adidaya Amerika Serikat.

Kementerian Pertahanan Rusia mengkonfirmasi kemenangan ini pada Sabtu waktu setempat. Berbagai saluran Rusia dan Ukraina juga menyatakan bahwa pasukan Moskow telah mengamankan Umanskoe pada akhir Mei, melaporkan kehadiran brigade bermotor Rusia di wilayah tersebut.

Beberapa saluran Telegram Rusia juga memposting video yang menunjukkan spanduk kemenangan Soviet berkibar di atas Umanskoe. Klip lainnya memperlihatkan pertempuran sengit di wilayah tersebut, termasuk serangan artileri dan drone terhadap parit Ukraina.

Menurut penasihat ketua Republik Rakyat Donetsk (DPR) Rusia, kelompok pemberontak Ukraina yang bersekutu dengan Kremlin, penguasaan wilayah tersebut memungkinkan kendali atas sebagian besar jalan raya menuju kota strategis Pokrovsk yang terletak lebih jauh ke barat.

"Ini mempersulit upaya Kyiv untuk memasok pasukannya di daerah sekitarnya," kata Igor Kimakovsky, Senin (3/6/2024), dikutip dari CNBC Indonesia.

Sebelumnya, pasukan Rusia telah dilaporkan mencapai kemajuan stabil dalam perang dengan Ukraina. Selain merebut wilayah di sekitar kota Donetsk, Rusia juga berhasil menguasai beberapa wilayah di Avdiivka.

Baca Juga: Ini Senjata Maut Rusia yang Bikin Rontok Tank Abrams Amerika Seharga Ratusan Miliar

Kekalahan Ukraina ini tiba saat penantian lima bulan akan datangnya bantuan dari Amerika Serikat (AS) akhirnya membuahkan hasil. Parlemen AS menyetujui bantuan militer senilai US$ 61 miliar (Rp 987 triliun).

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dilaporkan telah memberi restu kepada Ukraina untuk menggunakan senjata buatan AS dalam menyerang teritori Rusia. Ini dilaporkan saat Kyiv terus menderita serangkaian kekalahan di medan perang. Mengutip CNN International, hal ini dikonfirmasi langsung oleh Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.

"Selama beberapa minggu terakhir, Ukraina mendatangi kami dan meminta izin untuk menggunakan senjata yang disediakan untuk mempertahankan diri dari agresi ini," kata Blinken.

Kyiv mengajukan permintaan kepada Washington untuk mengubah kebijakannya hanya dalam beberapa minggu terakhir seiring kemajuan pasukan Rusia. Pasukan Rusia, depot amunisi, dan pusat logistik kini dapat menjadi sasaran artileri dan roket yang disediakan AS di seberang perbatasan dari Kharkiv di Rusia Barat.

Mengutip CNN Internasional, dua pejabat AS bahwa Biden hanya memberikan lampu hijau di sekitar wilayah perbatasan Kharkiv untuk memberikan kesempatan bagi Kyiv untuk mempersiapkan diri dalam menahan potensi serangan Moskow.

"Presiden baru-baru ini mengarahkan timnya untuk memastikan bahwa Ukraina dapat menggunakan senjata yang disuplai AS untuk tujuan serangan balasan di Kharkiv sehingga Ukraina dapat membalas serangan pasukan Rusia atau bersiap untuk menyerang mereka," kata salah satu pejabat.

"Namun wilayah tersebut terbatas pada wilayah di sekitar Kharkiv, dan Ukraina belum meminta izin lebih dari itu. Kami tidak mengantisipasi AS akan memperluas wilayah yang diizinkan," tambahnya.

Dengan pemberian izin ini, AS menjadi negara setelah Jerman dan Prancis yang memberikan lampu hijau bagi Ukraina untuk menyerang Rusia dengan senjata buatannya. Sebelumnya, dua negara Eropa itu telah memberikan izin bagi Ukraina untuk menyerang pangkalan dan fasilitas militer Rusia.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Ditemukan Pingsan di Kamar Tidurnya

"Kami pikir kami harus mengizinkan mereka untuk menetralisir situs militer tempat rudal ditembakkan dan, pada dasarnya, situs militer tempat Ukraina diserang," lanjut Macron.

Washington dan sekutunya dalam aliansi NATO terus memberikan bantuan persenjataan kepada Ukraina. Mereka juga mencap aksi Rusia dalam menyerang tetangganya sebagai tindakan ilegal. Seorang pejabat NATO mengatakan bahwa keunggulan Rusia tak lepas dari kemampuan negara tersebut memproduksi senjata dalam jumlah besar, bahkan lebih besar daripada yang diberikan AS dan NATO.

"Rusia melebihi produksi kami dalam hal-hal yang kami tahu dibutuhkan oleh Ukraina," ujarnya dikutip BBC International. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga