Puncak Pagelaran Tari Wa Ode Meriahkan Kota Baubau dalam Festival Budaya
Reporter
Senin, 28 Juli 2025 / 12:39 pm
Tarian Wa Ode pada malam pegelaran di Lapangan Merdeka Kota Baubau. Foto: Elfinasari/Telisik.
BAUBAU, TELISIK.ID – Kemeriahan pagelaran seni Yayasan Kesenian La Ode Umuri Bolu memukau warga di Lapangan Merdeka, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, pada Minggu (27/7/2025) malam.
Kegiatan ini merupakan bagian dari festival budaya yang telah berlangsung sejak 25 Juli 2025, dengan dukungan dana dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX. Pagelaran tahun ini mengusung tema Minakai Kulese Membali Rohi yang bermakna dari akar ke roh, sebagai simbol perjalanan dan penghayatan budaya.
Ketua Yayasan Kesenian La Ode Umuri Bolu, Wa Ode Nini Bolu menjelaskan, puncak pagelaran tari menjadi perhatian utama karena mengangkat kisah perempuan Wa Ode dalam balutan seni tari kontemporer.
“Persiapan hanya tiga hari, tapi kami berusaha membangun emosi dengan penonton. Tari ini bukan hanya hiburan, tapi membawa pesan tentang perempuan Wa Ode,” ungkapnya.
Tari berjudul Wa Ode ini dimainkan oleh lima penari perempuan yang mengenakan busana putih dengan rok tenun khas Buton. Dibawakan dalam bentuk kontemporer, tarian berdurasi sekitar 30 menit ini merupakan adaptasi dari karya koreografer saat menyelesaikan studi S2-nya.
Baca Juga: Liburan Seru di Ketinggian, Moramo Highland Tawarkan ATV, Flying Fox hingga Villa Nyaman
“Tari ini bercerita tentang pergulatan batin seorang perempuan Wa Ode, antara menghormati tradisi dan keinginan mengejar cita-cita serta cinta di luar batas yang ditentukan adat. Dalam tradisi, Wa Ode tidak bisa menikah jika bukan dengan La Ode. Itu yang ingin saya dobrak,” jelas Wo Ode Nini Bolu, selaku koreografer.
Sebanyak 60 penari dari sanggar tampil selama tiga hari dengan konsep berbeda di tiap harinya: hari pertama menampilkan akar tradisi, hari kedua tari kreasi, dan hari ketiga bertema kontemporer. Acara ini juga menghadirkan para maestro yang pernah berkarya di Yayasan La Ode Umuri Bolu.
Verifikator Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX, Muhammad Aulia Rahmad, memberikan apresiasi atas proses kreatif yang dilakukan yayasan ini.
Baca Juga: Little Bali, Destinasi Wisata yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Berkunjung ke Baubau
“Dana yang diberikan sebesar Rp 50 juta, dan mereka berhasil melaksanakan kegiatan selama tiga hari. Kami bangga bisa menyaksikan karya luar biasa ini,” ucapnya.
Ia menambahkan, dari 46 penerima bantuan nasional, ada 9 dari Sulawesi Tenggara termasuk Yayasan La Ode Umuri Bolu di Baubau.
“Kami berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini. Ini adalah dana stimulus yang harus menciptakan pembangunan berkelanjutan. Kami ingin lebih banyak lagi penerima baru yang bisa menampilkan ragam budaya di Baubau secara inklusif dan dinikmati seluruh masyarakat,” pungkasnya. (B)
Penulis: Elfinasari
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS