Rektor UMW Kendari Prof. Dr. Ratna Umi Nurlila: Mengabdi karena Ilmu dan Memimpin dengan Keikhlasan
Reporter
Minggu, 21 Desember 2025 / 8:59 pm
Rektor Universitas Mandala Waluya, Prof. Dr. Ratna Umi Nurlila. Foto: Ist.
KENDARI, TELISIK.ID – Dunia akademik bagi Prof. Dr. Ratna Umi Nurlila, S.Si., M.Sc., bukanlah ruang yang statis. Ilmu pengetahuan terus bergerak, teknologi berkembang cepat, dan setiap insan akademik dituntut untuk tidak berhenti belajar.
Prinsip itulah yang terus Prof. Dr. Ratna Umi Nurlila pegang sejak awal menapaki dunia pendidikan hingga kini mengemban amanah sebagai Rektor Universitas Mandala Waluya (UMW) Kendari.
Menurut Ratna, pendidikan bukan semata urusan duniawi. Ilmu yang diajarkan, nilai yang ditanamkan, serta keteladanan yang diberikan kepada mahasiswa merupakan bentuk amal jariah yang manfaatnya terus mengalir.
“Apa yang kita berikan di dunia pendidikan akan kembali sebagai kebaikan jangka panjang,” ujarnya, Minggu (21/12/2025), di Kendari.
Perjalanan akademiknya dimulai dari bangku kuliah di bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Sejak awal, cita-citanya sederhana, menjadi seorang guru.
Meski jurusan yang ia tekuni kala itu tergolong baru dan murni, serta penuh tantangan, Ratna tetap menyelesaikan studinya hingga tuntas.
Baca Juga: Surip Widodo: Sosok Perantau dari Tuban, Kini Pimpin BGTK Sulawesi Tenggara
Selepas meraih gelar sarjana, ia melanjutkan pendidikan magister Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM). Sepulang dari Yogyakarta, Ratna memulai pengabdian sebagai dosen dan resmi bergabung dengan Universitas Mandala Waluya pada 2010.
Aktivitas penelitian menjadi bagian tak terpisahkan dari karier akademiknya. Penelitian pertama yang ia lakukan pada 2012 menjadi tonggak awal tumbuhnya budaya riset di lingkungan kampus.
Kepercayaan demi kepercayaan kemudian datang. Pada 2014, ia diamanahkan sebagai Sekretaris Program Studi Teknologi Laboratorium Medis (TLM).
Tak lama berselang, Ratna dipercaya menjabat Ketua Program Studi Elektromedis, sebuah bidang yang bukan latar belakang keilmuannya.
Tantangan tersebut justru dimaknainya sebagai ruang belajar baru. Ia menjabat sebagai ketua program studi hingga 2020, sebelum kemudian dipercaya memimpin sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
Puncak pengabdian strukturalnya datang pada 2021, ketika Ratna resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Mandala Waluya untuk periode pertama 2021–2025, dan kini melanjutkan kepemimpinan di periode kedua.
Seiring dengan amanah kepemimpinan tersebut, capaian akademik tertinggi berhasil ia raih pada 2025, ketika Ratna resmi menyandang gelar Guru Besar.
Pengukuhan ini menjadi penegasan atas dedikasi panjangnya dalam Tridharma Perguruan Tinggi, sekaligus menempatkannya sebagai salah satu akademisi perempuan berpengaruh di Sulawesi Tenggara.
Bagi Universitas Mandala Waluya, capaian ini menjadi kebanggaan institusi dan penguat reputasi akademik di tingkat nasional.
Di tengah kesibukan sebagai rektor, ia juga menuntaskan pendidikan doktoral dengan fokus pada ilmu pertanian, khususnya pangan fungsional.
Aktivitas organisasi telah menjadi bagian dari hidupnya sejak mahasiswa. Ia aktif di Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) saat menempuh pendidikan sarjana hingga Himpunan Mahasiswa Pascasarjana ketika melanjutkan studi magister di UGM.
Pengalaman tersebut membentuk karakter kepemimpinannya yang adaptif dan kolaboratif. Menjalani berbagai amanah, Ratna selalu berpegang pada pesan orang tua serta dukungan penuh dari suami.
Ia meyakini bahwa setiap tanggung jawab harus dijalani dengan keikhlasan agar melahirkan karya yang nyata dan berdampak. Dukungan keluarga menjadi sumber kekuatan terbesarnya.
Saat awal memimpin sebagai rektor, tantangan utama yang dihadapi adalah peningkatan akreditasi. Ia menyadari bahwa akreditasi merupakan indikator mutu perguruan tinggi. Ketika mulai menjabat, sebagian besar program studi masih berakreditasi C dan B.
Melalui perencanaan strategis, penyusunan program kerja yang terarah, serta kerja tim yang solid, seluruh program studi berhasil meningkatkan akreditasinya. Sejumlah program studi pun kini telah meraih predikat unggul dan baik sekali.
Di tengah perannya sebagai rektor, dosen, istri, dan ibu, Ratna menekankan pentingnya profesionalisme dan manajemen waktu. Ia membagi fokus secara tegas antara pekerjaan dan keluarga.
Di rumah, ia berusaha hadir sepenuhnya bagi anak-anak yang masih berada dalam masa tumbuh kembang.
Memasak menjadi aktivitas favoritnya di sela kesibukan. Bagi Ratna, dapur adalah ruang relaksasi, tempat ia menikmati proses memilih bahan dan menyiapkan hidangan untuk keluarga.
Ia juga menyampaikan pesan bagi perempuan yang ingin berkarier. Menurutnya, emansipasi perempuan tidak boleh membatasi ruang untuk berkarya. Namun demikian, keharmonisan keluarga harus tetap dijaga sebagai fondasi utama.
Sebagai pemimpin di perguruan tinggi swasta, tantangan pembiayaan dan persaingan antarkampus juga tak terelakkan. Ratna memilih pendekatan kolaboratif.
Baginya, institusi lain bukanlah pesaing yang harus dijatuhkan, melainkan mitra untuk saling menguatkan melalui pelayanan prima dan kerja sama.
Di bawah kepemimpinannya, Universitas Mandala Waluya berhasil meraih berbagai hibah pemerintah, mulai dari penguatan laboratorium hingga peningkatan keterampilan mahasiswa.
Jumlah program studi pun berkembang pesat, dari dua menjadi 12, dengan rencana pembukaan Program Studi Magister Keperawatan pada 2026.
Meski pernah menerima tawaran dari luar, komitmennya tetap tertuju pada Universitas Mandala Waluya. Prinsip kepemimpinannya fleksibel dan kontekstual: demokratis, tegas, mengayomi, serta menjadi teladan bagi seluruh sivitas akademika.
Ke depan, Ratna berharap Universitas Mandala Waluya terus tumbuh, semakin eksis, dan berkembang seiring meningkatnya jumlah mahasiswa serta dukungan yayasan.
Di tengah padatnya aktivitas, ia tetap menjaga kesehatan dengan rutin menjalankan puasa sunnah Senin–Kamis serta mengonsumsi jamu tradisional.
Baginya, pengabdian di dunia pendidikan adalah bagian dari ikhtiar bersama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebuah jalan panjang yang harus ditempuh dengan komitmen, keikhlasan, dan kerja kolaboratif. (C)
Penulis: Ana Pratiwi
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS