Senat AS Bergejolak, Demokrat Buka Jalan Pengakuan Palestina sebagai Negara Merdeka

Ahmad Jaelani

Reporter

Jumat, 19 September 2025  /  9:10 pm

Potret yang diabadikan pada 3 Juli 2025 ini menunjukkan gedung Capitol di Washington DC, Amerika Serikat. Foto: Xinhua/Hu Yousong

WASHINGTON, TELISIK.ID – Untuk pertama kalinya dalam sejarah Senat Amerika Serikat, sejumlah anggota Partai Demokrat secara resmi mengajukan resolusi yang menyerukan pengakuan Amerika Serikat atas negara Palestina yang didemiliterisasi.

Langkah tersebut diajukan pada Kamis (18/9/2025), dan menjadi momen bersejarah yang menandai perubahan sikap sebagian senator terhadap isu Palestina-Israel.

Resolusi yang bersifat tidak mengikat ini memuat beberapa poin penting. Pertama, resolusi mendesak kelompok Hamas untuk melucuti senjata dan membebaskan sandera.

Kedua, resolusi meminta Israel untuk menghentikan konflik bersenjata dan menangguhkan pembangunan permukiman baru di wilayah pendudukan. Walaupun isi resolusi masih berupa seruan moral, langkah ini dianggap sebagai sinyal politik kuat dari Senat Amerika.

Baca Juga: Unik: Pria Tanzania 6 Kali Dinyatakan Meninggal Kemudian Hidup Lagi, Dituduh Penyihir oleh Warga

Namun, jalan panjang menanti resolusi tersebut. Hingga kini, tidak ada dukungan dari anggota Partai Republik, yang mayoritas menguasai kursi Senat. Hal itu membuat upaya Demokrat menghadapi rintangan besar untuk bisa mendapat legitimasi penuh.

Meski demikian, para pendukungnya menyebut bahwa nilai resolusi ini bukan hanya pada isi, melainkan juga pada pesan simbolik yang dibawa ke panggung internasional.

Senator Jeff Merkley, yang memimpin pengajuan resolusi, menegaskan bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah langkah yang perlu diambil Amerika Serikat.

“Pengakuan negara Palestina bukan hanya langkah praktis yang dapat diambil AS untuk membantu membangun masa depan di mana warga Palestina dan Israel dapat hidup merdeka, bermartabat, dan aman, melainkan juga merupakan hal yang benar untuk dilakukan. Amerika memiliki tanggung jawab untuk memimpin, dan waktunya bertindak adalah sekarang,” ungkapnya dalam pernyataan resmi.

Merkley juga menegaskan pentingnya solusi dua negara sebagai satu-satunya jalan keluar dari konflik berkepanjangan. Ia memperingatkan bahwa kebijakan militer Israel di Gaza hanya akan menimbulkan situasi yang lebih buruk.

“Fondasi perdamaian dan kesejahteraan di masa depan, dan satu-satunya jalan yang layak untuk itu adalah dua negara untuk dua bangsa,” jelas senator asal Oregon itu.

Sehari sebelum resolusi itu diajukan, senator independen Bernie Sanders juga melontarkan kritik tajam. Ia menuding Israel melakukan tindakan genosida terhadap rakyat Palestina.

Baca Juga: 10 Negara Boneka Amerika Tak Mau Akui Palestina Merdeka, Ada Tetangga Indonesia

“Selama dua tahun terakhir, Israel tidak hanya membela diri melawan Hamas. Sebaliknya, Israel melancarkan perang habis-habisan terhadap seluruh rakyat Palestina,” tulis Sanders dalam pernyataan berjudul Ini Genosida, yang mengutip pandangan sejumlah pakar hukum internasional.

Kondisi di Gaza sendiri semakin memburuk. Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Kamis (18/9) melaporkan bahwa situasi kemanusiaan di Gaza City berada pada titik kritis.

Ribuan warga sipil masih bertahan di tengah operasi militer Israel yang menyebabkan kerusakan parah, korban jiwa yang tinggi, serta pembatasan ketat terhadap akses bantuan kemanusiaan.

Otoritas kesehatan di Gaza mencatat, sejak 7 Oktober 2023 jumlah korban tewas akibat serangan Israel telah melampaui 65.000 jiwa. Angka tersebut menambah urgensi bagi dunia internasional untuk segera mencari jalan keluar. (Xinhua)

Penulis: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS