Sosok Ibu Prabowo Keturunan Minahasa - Jerman, Setia Dampingi Sumitro Djojohadikusumo di Pengasingan Era Soeharto

Ahmad Jaelani

Reporter

Minggu, 20 Oktober 2024  /  7:11 pm

Sosok ibu kandung Prabowo Subianto, Dora Marie Sigar, wanita blasteran Minahasa - Jerman. Foto: YouTube@Sekretariat Presiden

JAKARTA, TELISIK.ID - Dora Marie Sigar, ibunda Presiden Republik Indonesia (RI) ke-8 Prabowo Subianto, merupakan figur penting dalam sejarah keluarga besar Djojohadikusumo.

Lahir pada 21 September 1921 di Manado, Sulawesi Utara, Dora berasal dari keluarga terpandang Minahasa - Jerman. Kehidupannya sejak awal sudah diwarnai dengan lingkungan yang kuat dalam pendidikan dan sosial.

Ayahnya, Philip Fredrik Laurens Sigar, merupakan seorang pejabat pemerintahan di Manado dan anggota Volksraad pada masa kolonial.

Dikutip dari suara.com jaringan telisik.id, Minggu (20/10/2024), Dora sudah menunjukkan kecerdasannya sejak kecil, yang membawanya pada kesempatan untuk menempuh pendidikan di Belanda.

Baca Juga: Profil Sekda Kendari Ridwansyah Taridala: Tunggu Eksekusi Vonis 1 Tahun Kasus PT Midi Utama

Pada usia 12 tahun, Dora dikirim ke Christelijk Hogere Burger School, sebuah sekolah menengah Kristen di Utrecht.

Di sana Dora mulai menimba ilmu dan menyiapkan diri untuk pendidikan yang lebih tinggi, termasuk mempelajari ilmu keperawatan pasca bedah di universitas ternama di Belanda.

Tidak hanya belajar, Dora juga terlibat aktif dalam kegiatan kemahasiswaan Indonesia yang bersifat politis, menambah pengetahuan serta pandangannya terhadap perkembangan dunia politik Indonesia.

Di Belanda pula, Dora bertemu dengan Sumitro Djojohadikusumo, seorang ekonom dan tokoh perjuangan Indonesia yang kelak menjadi suaminya.

Pertemuan ini terjadi ketika Sumitro menjalani operasi usus besar dan Dora menjadi perawatnya. Hubungan mereka berkembang dan berakhir pada pernikahan yang berlangsung pada 7 Januari 1947.

Pernikahan ini terjadi di masa sulit, di tengah pergolakan politik pascakemerdekaan Indonesia.

Indonesi Meskipun Dora tidak terjun langsung ke dunia politik, peran besarnya dalam mendampingi Sumitro sangat terasa, terutama ketika suaminya dituduh terlibat dalam kasus politik dan ekonomi.

Sebagai seorang istri dan ibu dari empat anak, termasuk Prabowo Subianto, Dora memainkan peran penting dalam menjaga keharmonisan keluarga.

Ia mendampingi Sumitro dalam berbagai masa sulit, termasuk saat Sumitro menjadi buronan politik di era Orde Baru. Kesetiaannya selama masa pengasingan Sumitro menjadi bukti ketegaran dan dedikasi Dora dalam menjaga keluarga.

Baca Juga: Mengulik Profil Ir. Afdhal, Kandidat Wakil Wali Kota Kendari Termuda

Anak-anaknya, termasuk Prabowo, tumbuh dengan fondasi nilai-nilai yang kuat dari sosok ibunya yang selalu ada di setiap langkah perjuangan keluarga mereka.

Dora Marie Sigar meninggal dunia pada 23 Desember 2008 di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, pada usia 87 tahun. Kematian Dora menjadi kehilangan besar bagi keluarga, khususnya bagi anak-anaknya.

Sosoknya tetap dikenang sebagai ibu yang penyayang, penuh pengorbanan, serta setia mendampingi Sumitro dalam berbagai kondisi. Dora tidak hanya dikenang sebagai ibu, tetapi juga sebagai wanita yang berdedikasi tinggi dalam profesinya sebagai perawat.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai pemain bridge yang aktif dan berprestasi dalam Persatuan Bridge Indonesia. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS