Suka Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa? Ini Bahaya Jika Keseringan

Fitrah Nugraha

Reporter

Sabtu, 16 April 2022  /  6:34 pm

Ilustrasi gorengan yang dijajakan pedagang. Foto: Repro theasianparent.com

KENDARI, TELISIK.ID - Salah satu makanan yang banyak diincar masyarakat Indonesia ketika menjelang berbuka puasa adalah gorengan.

Makanya tidak mengherankan kalau pengarang gorengan berjemur saat menjelang berbuka puasa. Gorengan banyak macamnya, mulai dari tahu isi, bakwan, jalang kote dan sejenisnya.

Hanya saja, sejumlah penelitian telah menemukan bahaya makanan yang digoreng untuk kesehatan. Hal ini jika terlalu banyak mengkonsumsi gorengan.

Sebuah studi pada 2019 bahkan menemukan asupan gorengan dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Mengutip cnnindonesia com dari Medical News Today, penelitian membuktikan bahwa makan gorengan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe-2. Kedua penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang banyak menyebabkan kematian.

Peneliti menemukan, makan setidaknya satu porsi ayam goreng per hari dapat meningkatkan risiko kematian hingga 13 persen.

Melansir Healthline, berikut beberapbahaya jika kamu terlalu banyak makan gorengan:

1. Meningkatkan risiko penyakit jantung

Makan gorengan dapat meningkatkan tekanan darah, kolesterol, dan risiko obesitas. Kesemuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Dua penelitian besar menemukan bahwa semakin sering seseorang mengonsumsi gorengan, maka semakin tinggi risiko mereka terkena penyakit jantung.

Sebuah studi menemukan, perempuan yang mengonsumsi satu atau lebih ikan goreng per minggu memiliki risiko gagal jantung 48 persen lebih tinggi daripada mereka yang hanya mengonsumsi 1-3 ikan goreng per bulan.

2. Meningkatkan risiko diabetes

Sejumlah penelitian menemukan bahwa asupan gorengan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe-2.

Baca Juga: Sering Dikatakan Sebagai Obat, Ternyata Ini Bahaya Komsumsi Air Kelapa

Sebuah studi mencatat, orang yang mengonsumsi makanan cepat saji dua kali per minggu ditemukan dua kali lebih mungkin untuk mengalami resistensi insulin.

Studi lain menemukan, konsumsi 4-6 porsi gorengan per minggu membuat seseorang 39 persen lebih mungkin terkena diabetes tipe-2.

3. Meningkatkan risiko obesitas

Sebagaimana telah dijelaskan di atas, makanan yang digoreng mengandung lebih banyak kalori daripada makanan yang diracik dengan metode lain.

Dengan demikian, makan gorengan dapat meningkatkan asupan kalori secara signifikan. Hal ini jelas membuat seseorang berisiko mengalami kenaikan berat badan.

Hal yang sama juga dipicu oleh kadar lemak jenuh yang tinggi pada gorengan. Lemak jenuh dapat memengaruhi hormon yang mengatur nafsu makan dan penyimpanan lemak, yang kemudian membuat seseorang mengalami kelebihan berat badan.

4. Mengandung senyawa berbahaya

Bahaya banyak makan gorengan selanjutnya disebabkan oleh akrilamida, senyawa berbahaya yang terdapat di dalam makanan yang digoreng.

Baca Juga: Catat, Ini 16 Buah yang Baik Dikonsumsi Saat Buka Puasa

Akrilamida merupakan zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan yang dimasak dalam suhu tinggi seperti menggoreng dan memanggang. Akrilamida dibentuk oleh reaksi kimia antara gula dan asam amino.

Makanan bertepung dan makanan yang dipanggang biasanya memiliki konsentrasi akrilamida yang tinggi. Penelitian pada hewan menemukan bahwa akrilamida berpotensi meningkatkan risiko kanker. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Kardin