Tanggapan KMB Sultra Soal Kedatangan Jokowi

Hamka Dwi Sultra

Reporter Konawe Selatan

Kamis, 22 Oktober 2020  /  4:28 pm

Suasana saat Presiden Jokowi tiba di Sultra. Foto: Ist.

KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sulawesi Tenggara (Sultra), sebelumnya mendapat penolakan dari beberapa elemen mahasiswa.

Diketahui, bentuk penolakan tersebut diwarnai dengan aksi demonstrasi yang digelar di berbagai titik di Kendari.

Salah satu elemen mahasiswa yang sempat berunjuk rasa menolak hadirnya Presiden Jokowi adalah Konsorsium Mahasiswa Bersatu (KMB) Sultra.

Namun, demonstrasi yang beberapa kali digelar di Gerbang Ranomeeto, Perbatasan Kendari-Konawe Selatan (Konsel) tersebut tidak mampu menghalangi kunjungan kerja Presiden Jokowi untuk meresmikan Jembatan Teluk Kendari dan Pabrik Gula di Kabupaten Bombana.

Baca juga: Tempat Olahraga Hingga Street Cinema Bakal Dibangun Dekat Jembatan Teluk Kendari

Terbukti, Presiden Jokowi dikabarkan tiba di Sultra pada, Kamis (22/10/2020) sekira pukul 10.30 Wita di Pangkalan Angkatan Udara Haluoleo Kendari menggunakan pesawat kepresidenan dan dijemput langsung oleh Gubernur Sultra, Ali Mazi.

Saat di konfirmasi Telisik.id, Jenlap Aksi, Sulhijah mengatakan, pihaknya tidak mampu menghalangi kedatangan Presiden Jokowi di Sultra, karena adanya indikasi kerjasama dengan pemerintah setempat, dan pihak kepolisian serta aparat keamanan lainnya.

"Sehingga apa daya kami, yang hanya mampu mengeluarkan aspirasi melalui parlemen-parlemen jalanan," kata Sulhijah.

Selain itu, Sulhijah menilai, kunjungan Presiden di Sultra adalah kepentingan bisnis dengan PT Jhonlin Kabupaten Bombana, yang diformalitaskan dengan peresmian Jembatan Bahteramas Kendari.

Baca juga: Dianggap Pengusul UU Ciptaker, HMI Tolak Kedatangan Presiden

"Artinya, kehadiran Presiden Jokowi kami duga hanya untuk pemenuhan hasrat bisnis," nilainya.

Dirinya juga menyampaikan, KMB Sultra akan terus melakukan demontrasi, sebagai wujud evaluasi satu tahun kepemimpinan Presiden Jokowi di periode kedua. Karena menurutnya, masih banyak persoalan-persoalan yang lebih penting untuk diselesaikan ketimbang kunjungan yang dibungkus dengan formalitas peresmian jembatan.

"Persoalan-persoalan yang lebih penting tersebut. Yakni, terkait Undang-Undang Cipta Kerja, mendongkraknya jumlah pengangguran, krisis HAM, dan persoalan konsep pencegahan COVID-19 yang semakin hari semakin meningkat," ujarnya.

KMB Sultra berharap, ke depan Presiden Jokowi harus melirik persoalan-persoalan yang lebih prioritas yang mesti diselesaikan, ketimbang mendahulukan kegiatan-kegiatan formal yang bisa menimbulkan kerumunan masyarakat di tengah pandemi COVID-19. (B)

Reporter: Hamka Dwi Sultra

Editor: Kardin

TOPICS