Telur Nyamuk Aedes Ternyata Bisa Bertahan Setahun
Reporter
Sabtu, 13 Januari 2024 / 10:02 pm
KENDARI, TELISIK.ID – Demam berdarah dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk aedes. Nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus adalah serangga yang membawa penyakit demam berdarah dan tanpa kita sadari berkembang biak di lingkungan sekitar kita.
Menurut Muhammad Sultanul Aulya, peneliti bidang Parasitologi dan Entomologi sejak tahun 2016 hingga saat ini, salah satu kemampuan yang dimiliki nyamuk ini adalah telurnya mampu bertahan berbulan-bulan lamanya pada musim kemarau di tempat yang kering, sehingga pada musim kemarau populasi DBD akan menurun.
“Nyamuk aedes itu bertelur atau menimbun telurnya pada musim kemarau dan tanpa kita sadari nyamuk aedes yang membawa virus DBD, telurnya mampu bertahan kurang lebih 1 tahun lamanya. Dan nyamuk ini menyimpan telurnya di tempat yang kering,” kata Sultanul saat ditemui di Lab Parasitologi yang berada di Politeknik Bina Husada Kendari, Sabtu (13/1/2024).
Baca Juga: Kasus DBD di Kota Kendari Membludak, Ternyata Ini Penyebabnya
Untuk mengetahui nyamuk aedes atau nyamuk yang membawa virus DBD, hanya dengan melihat tempat ia bertelur dan tentunya memiliki anatomi yang berbeda juga.
“Ini sebenarnya memudahkan untuk kita ketahui karena tanpa kita melihat ciri dari nyamuknya, kita dapat ketahui dengan melihat tempat kembang biaknya dimana lokasinya. Jika dia bertelur dan larvanya ada di bak mandi atau di dalam rumah yang menampung air, itu cenderung jenis nyamuk aedes aegypti," ungkapnya.
Dan jika kembang biaknya di luar rumah misalnya ada genangan hujan yang ditadah atau ada bekas-bekas botol tergenang air dan airnya bersih jernih, pasti karakternya jenis nyamuk aedes albocpictos.
Ia menambahkan, jika melihat dari anatomi tubuhnya yaitu tubuh nyamuk lebih kecil dan memiliki bercak hitam pekat serta putih, maka nyamuk tersebut jenis nyamuk aedes albocpictos yang berasal dari luar rumah. Nyamuk ini juga terdapat garis putih di punggungnya.
Sedangkan untuk nyamuk jenis aedes aegepty memiliki 3 garis putih yaitu di pinggir kiri kanan yang menyerupai sabit dan garis putih yang ada di tengah punggungnya.
Menurut Direktur RUSD Bahteramas, dr. Hasmudin, saat ini peningkatan kasus DBD yang dirawat di Rumah Sakit Bahteramas sejak tanggal 1 hingga 10 Januari 2024 berjumlah 35 pasien dan tentunya hal ini mengalami peningkatan dibanding bulan-bulan sebelumnya.
“Kasus DBD ini merupakan kasus yang selalu ada setiap tahunnya dan akan meningkat sesuai dengan musimnya. Akhir-akhir ini minggu pertama di bulan Januari, kasus DBD mengalami peningkatan,” kata dr. Hasmudin, Kamis (11/1/2024).
Baca Juga: Sukses Tekan Kasus DBD, Masyarakat Diimbau Dukung Inovasi Nyamuk Wolbachia di Sulawesi Tenggara
Dia berharap jika ada masyarakat yang terkena penyakit DBD, segera melapor ke Dinas Kesehatan terdekat agar dilakukan fogging untuk pencegahan, supaya membatasi pergerakan nyamuk-nyamuk aedes agar tidak lebih banyak lagi.
Sementara Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Kendari, Elfi, mengimbau masyarakat yang mengalami demam, muntah, diare dan terdapat bintik-bintik merah yang merupakan ciri khas dari penyakit DBD, agar segera dibawa ke puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan terdekat.
“Masyarakat yang terkena gejala DBD agar segera dibawa ke puskesmas atau pelayanan kesehatan terdekat. Semua puskesmas atau pelayanan kesehatan di Kota Kendari sudah siap melayani pasien kasus DBD,” jelas Elvi, Kamis (11/1/2024). (A)
Penulis: Nur Aziza
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS