Tenun Masuk Sekolah, Upaya Dikbud Sultra Lestarikan Budaya Lokal

Ahmad Jaelani

Reporter

Kamis, 28 November 2024  /  7:11 pm

Kadikbud Sultra Yusmin gagas program pelestarian budaya melalui tenun. Foto: Ist

KENDARI, TELISIK.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sulawesi Tenggara meluncurkan program inovatif bernama Tenun Masuk Sekolah.

Program ini bertujuan melestarikan kain tenun sebagai warisan budaya Sulawesi Tenggara yang kaya nilai filosofi dan keunikan.

Tenun tradisional di Sulawesi Tenggara bukan sekadar kain, melainkan simbol identitas budaya dengan makna mendalam di setiap daerah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadikbud) Sulawesi Tenggara, Yusmin, menegaskan pentingnya menjaga keberadaan tenun melalui keterlibatan generasi muda dalam pelestariannya.

Baca Juga: Dikbud Sultra Galakkan Program Seragam Siswa Buatan Tangan SMK

Sebagai langkah awal, Dikbud Sulawesi Tenggara meminta seluruh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di provinsi ini memiliki seragam berbahan dasar kain tenun khas daerah masing-masing.

Pj. Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto saat menyapa pengrajin tenun pada ajang Expo Tenun. Foto: Ist

 

Upaya ini sekaligus mengajarkan siswa mengenai filosofi kain yang mereka gunakan dalam keseharian.

Selain itu, siswa juga diajak memahami proses pembuatan kain tenun, mulai dari awal hingga menjadi produk siap pakai.

Pengetahuan ini diharapkan menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan budaya lokal serta memperkuat identitas mereka sebagai bagian dari masyarakat Sulawesi Tenggara.

Dikbud Sulawesi Tenggara memberikan perhatian khusus pada SMK yang memiliki jurusan tata busana.

Para siswa diharapkan mampu mengembangkan kreativitas mereka dengan merancang busana berbahan dasar kain tenun.

Hal ini diharapkan tidak hanya melestarikan budaya, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat.

Kadikbud Sultra Yusmin gagas program pelestarian budaya melalui tenun. Foto: Ist

 

Program ini juga bertujuan untuk mengubah persepsi bahwa kain tenun hanya digunakan dalam acara formal atau seremonial.

Dengan mengintegrasikan kain tenun dalam kehidupan sehari-hari siswa, Dikbud Sulawesi Tenggara ingin memastikan keberlanjutan tradisi ini.

Baca Juga: Tim Gabungan Satbrimobda Sulawesi Tenggara Dikerahkan Pasca Pencoblosan Pilkada 2024

Pj Gubernur Sulawesi Tenggara, Andap Budhi Revianto, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif ini.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, dan masyarakat, dianggap sangat penting untuk menjaga keberlanjutan tradisi tenun.

Melalui program ini, Dikbud Sulawesi Tenggara tidak hanya melestarikan kain tenun sebagai warisan budaya, tetapi juga menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda.

Langkah ini diharapkan mampu menjaga tradisi agar tetap hidup di tengah perkembangan zaman. (C-Adv)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS