Tradisi Seks Massal di Gunung Kemukus Sragen

Adinda Septia Putri

reporter

Kamis, 06 Juli 2023  /  8:22 am

Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah, jadi tempat mesum massal para peziarahnya. Foto: Repro Detik.com

SRAGEN, TELISIK.ID - Gunung Kemukus di Sragen, Jawa Tengah, jadi tempat ritual aneh dan menyimpang para peziarah. Mereka melakukan hubungan seks bukan dengan pasangan sahnya secara massal.

Dilansir dari Radartasik.disway.id, ritual seks di Gunung Kemukus berupa hubungan intim bukan dengan suami atau istri sah. Gilanya, dilakukan secara masal di alam terbuka. Tidak peduli itu merupakan perbuatan murtad dalam ajaran agama Islam.

Di gunung itu setiap malam, ratusan pasangan bukan muhrim bergumul dalam sarung di alam terbuka. Semua melakukan ritual berhubungan layaknya suami istri. Menurut keyakinan para peziarah itu, jika melakukan ritual seks di Gunung Kemukus sebagai syarat ziarah di sana, maka segala keinginannya terutama untuk kaya bisa tercapai.

Gunung Kemukus berada di Desa Pendem, Kecamatan Sumur Lawang, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Ritual seks di Gunung Kemukus ternyata sudah ada sejak lama. Orang-orang yang datang ziarah ke sana tujuannya sama: ingin kaya, mudah dan berlimpah rezeki.

Para peziarah datang berziarah ke sebuah makam orang yang konon sakti di masa hidupnya, yakni Pangeran Samudra, dari kerajaan Demak. Kisahnya, sang pangeran jatuh cinta kepada ibunya sendiri yaitu Raden Ayu Ontrowulan.

Baca Juga: Tradisi Aneh Suku Muria India: Remaja Bebas Seks dengan Siapa Saja Sebelum Menikah

Tentu ini mendapat reaksi dari ayahnya hingga Pangeran Samudra diusir dari kerajaan. Pangeran Samudra kemudian mengembara dalam keadaan merana hingga sampai di Gunung Kemukus.

Di gunung itulah Pangeran Samudra meninggal dunia. Raden Ayu Ontrowulan yang menyusul ke Gunung Kemukus juga meninggal di sana.

Dikutip dari Viva.co.id, tradisi tersebut direstui oleh pemangku kebijakan lantaran besarnya pemasukan dan retribusi. Letaknya berada di kompleks pemakaman Pangeran Samudro 300 meter di atas permukaan laut.

Baca Juga: Nyotaimori, Tradisi Unik Makan Sushi di Atas Tubuh Wanita Tanpa Busana

Pada malam satu Suro, ribuan peziarah berkumpul di lokasi tersebut. Bahkan, mereka disebut-sebut berasal dari ibu rumah tangga, karyawan swasta, sampai aparatur sipil negara.

Tradisi seks ini dilakoni sebanyak tujuh kali berturut-turut pada Kamis Pahing, Jumat Pon, Jumat Kliwon dan saat malam satu Suro. Mirisnya, banyak yang hubungan seks dilakukan bukan pasangan suami istri.

Mereka berhubungan badan dengan sesama peziarah dan bahkan bisa juga dengan memakai jasa pekerja seks. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS