Nyotaimori, Tradisi Unik Makan Sushi di Atas Tubuh Wanita Tanpa Busana

Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Jumat, 07 Oktober 2022
0 dilihat
Nyotaimori, Tradisi Unik Makan Sushi di Atas Tubuh Wanita Tanpa Busana
Tradisi Nyotaimori atau disebut juga body sushi, adalah salah satu tradisi menyajikan sushi yang terkenal di Jepang. Foto: Repro Okezone.com

" Berbeda dengan penyajian sushi pada umumnya, tradisi Nyotaimori ini terkenal lebih sensual, karena penyajiannya di atas wanita telanjang "

TOKYO, TELISIK.ID - Sushi merupakan salah satu makanan dari Jepang yang sudah sangat mendunia. Untuk penyajiannya, biasanya dipakai piring keramik, bundar atau segi empat dengan sumpit dan mangkuk kecil untuk tempat shoyu.

Namun, tahukah kamu? Ternyata ada cara lain yang sangat unik untuk menyajikan makanan asal negeri matahari ini lho.

Mengutip dari Viva.co.id, penyajian tersebut dikenal dengan tradisi Nyotaimori. Berbeda dengan penyajian sushi pada umumnya, tradisi Nyotaimori ini terkenal lebih sensual, karena penyajiannya di atas wanita telanjang. 

Pada zaman dahulu, tradisi ini dibuat sebagai perayaan kemenangan para samurai dalam pertempuran. 

Tubuh wanita telanjang berfungsi sebagai "piring" sushi tersebut. Melansir the Guardian, wanita itu umumnya berbaring diam untuk beberapa lama tidak berbicara dengan tamu.

Baca Juga: Bintang Film Porno Jepang Ini Blak-blakan Soal Indonesia, Dibuat Enak di Jakarta

Model harus mampu menahan percikan air dingin yang tidak disengaja atau rangsangan dari sumpit. Tubuh model tersebut harus dibersihkan secara khusus dengan sabun bebas parfum sebelum perjamuan.

Secara tradisional, sushi dimakan langsung dari kulit sang model, namun undang-undang sanitasi di banyak negara melarang hal ini sehingga memaksa restoran untuk membungkus model mereka dengan bungkus plastik guna mencegah kontak kulit dan makanan.

Koki sushi terkenal yang berbasis di Las Vegas, Mark Scharaga, yang telah menawarkan pengalaman makan malam Nyotaimori selama lebih dari satu dekade dan telah mencapnya sebagai bentuk seni mengatakan kepada Vice bahwa;

“Kami tidak menjual seks, kami menjual pengalaman dengan wanita atau pria cantik”. Untuk pria (namun jarang dan kurang umum) disebut Nantaimori.

Namun, praktik tersebut menuai kritik dan kritik dari mereka yang menyebut acara tersebut sebagai objektif, merendahkan, dan anti-feminis. Itu telah dilarang di beberapa negara, karena masalah kesehatan dan moral, bahkan Jepang sendiri. 

Baca Juga: Deretan Negara Paling Tak Berguna di Dunia, Nomor 6 Hanya Dihuni Seorang Diri

Tak ayal, demonstrasi body sushi tersebut menuai protes dari kalangan feminis. Setelah sebuah restoran Jepang menyajikan body sushi di Kunming, kota konservatif China, pertengkaran pecah di China.

“Ini menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap wanita. Saya tidak yakin bagaimana orang bisa makan sesuatu seperti ini,” kata seorang warga yang tidak puas seperti dikutip dari Okezone.com.

Meskipun setiap negara memiliki tradisi yang berbeda, namun di negara kepulauan, tradisi seperti ini sama sekali tidak dapat diterima. (C)

Penulis: Nurdian Pratiwi

Editor: Haerani Hambali 

Artikel Terkait
Baca Juga