Wabah Jembrana Meluas, Distanak Sultra Lakukan Vaksinasi Massal untuk Sapi Bali
Reporter
Selasa, 15 Oktober 2024 / 5:07 pm
KENDARI, TELISIK.ID – Wabah Jembrana mulai mengancam produktivitas sapi Bali di Sulawesi Tenggara (Sultra). Penyakit ini pertama kali terdeteksi di Sultra pada tahun 2023 dan telah menyebabkan kematian lebih dari 400 ekor sapi hingga saat ini.
Kepala Laboratorium UPTD Balai Pelayanan Keswan, Kesmavet, dan Klinik Hewan (BPK3H) Distannak Sultra, drh. Rakhwana, menjelaskan bahwa Jembrana bukanlah penyakit zoonosis, sehingga tidak dapat menular ke manusia atau jenis sapi lainnya.
Hewan yang terinfeksi umumnya mengalami gejala seperti demam tinggi dan diare berdarah.
Baca Juga: Kendari Siap Gelar SKD CPNS 2024, Peserta Wajib Tahu Ini
Hingga Oktober 2024, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distannak) Sultra melaporkan 142 kasus Jembrana yang tersebar di beberapa kabupaten.
Rinciannya adalah Konsel 54 kasus, Kolaka 30 kasus, Konawe 27 kasus, Konut 20 kasus, Bombana 8 kasus, dan Koltim 3 kasus. Dari 8 sapi yang diuji di Bombana, 7 di antaranya dinyatakan positif Jembrana.
Menurut drh. Rakhwana, beberapa sapi yang terjangkit tidak menunjukkan gejala klinis pada awalnya, sehingga sulit dideteksi.
Sebagai tindakan pencegahan, pemerintah telah menyalurkan vaksin Jembrana ke daerah-daerah yang telah terdeteksi kasusnya.
Sebanyak 15 ribu dosis vaksin telah didistribusikan di beberapa kabupaten, dengan rincian: Bombana menerima 2 ribu dosis, Koltim 3 ribu dosis, Kolaka Utara 1 ribu dosis, Kolaka 3 ribu dosis, Konsel 2,5 ribu dosis, Konut 1 ribu dosis, dan Konawe 2,5 ribu dosis.
"Distannak Sultra berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mempercepat distribusi vaksin, terutama di daerah yang sudah terdampak," ujar drh. Rakhwana, Senin (14/10/2024).
Baca Juga: BEM Sultra Pertanyakan Bawaslu Terkait Dugaan Politik Uang Cagub
Selain vaksinasi, kerja sama antara peternak dan pemerintah daerah sangat diperlukan untuk memantau kondisi ternak.
Peternak diimbau segera melaporkan setiap gejala yang mencurigakan agar penanganan dapat dilakukan lebih cepat, sehingga kerugian dapat diminimalkan.
"Melalui vaksinasi ini, kami berharap dapat mengendalikan penyebaran penyakit dan menjaga keberlanjutan ekonomi peternak," pungkasnya. (C)
Penulis: Siti Nabila
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS