Warga Buang Sampah Sembarang, Pemulung: Padahal Tempat Sampah Sudah Ada
Reporter
Kamis, 07 April 2022 / 4:20 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Lingkungan merupakan tempat tinggal bagi seluruh manusia, hewan dan tumbuhan. Maka, hidup di lingkungan yang bersih dan asri adalah dambaan setiap orang, sehingga menjaganya agar tetap bersih menjadi kewajiban setiap masyarakat.
Lingkungan yang tidak baik akan memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan manusia, termasuk ekosistem yang hidup di sekitarnya.
Cara sederhana menjaga lingkungan agar tetap asri, salah satunya dengan membuang sampah pada tempatnya. Dengan begitu, kita telah melakukan satu kewajiban sebagai masyarakat yang peduli akan lingkungan hidup.
Namun sayangnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang kurang perhatian akan sampah, dibiarkan berserakkan di mana-mana.
Tak jarang ditemui, saat berkendara, warga terkadang membuang sampah lewat kaca jendela mobil begitu saja di tengah jalan, padahal, semestinya sampah bisa lebih dulu di simpan hingga melewati tempat sampah, baru akhirnya dibuang.
Baharudin (35), adalah seorang pemulung. Dalam kesehariannya, ia mengumpulkan sampah seperti botol bekas, kardus, dan berbagai barang bekas pakai yang bisa ditimbang.
Baharuddin memulung sejak 3 tahun lalu. Dalam sehari ia memperoleh pengsilan Rp 50.000 dan dalam sebulan Rp 500.000, walaupun menurut keterangannya, ia lebih sering mendapat penghasilan yang tidak menentu.
Baharuddin tinggal jauh dari keluarganya. Istrinya, Anti (30) dan tiga orang anaknya Agus, Rika serta Rifal tinggal di Sulawesi Selatan. Sebagai pemulung yang profesinya mengumpulkan sampah, ia sudah membantu mengurangi sampah masyarakat yang kadang dibuang sembarangan
Seperti ditemui, Baharuddin sedang memilah-milah sampah yang sembarangan dibuang oleh masyarakat di pinggir jalan.
"Ini salah ini, Kalau ada dinas kebersihan pasti marah ini. Kalau begini pasti nanti pemulung yang disalahkan. Padahal tempat sampah sudah ada, masih juga buang sembarangan," omelnya.
Baca Juga: Sepasang Pemulung dengan Kisah Masa Lalu yang Pahit
Sebagai seorang pemulung yang tidak mengenyam pendidikan hingga selesai, Baharuddin jauh lebih mengerti di banding sebagian masyarakat yang berpendidikan, jika sampah sudah seharusnya dibuang pada tempatnya.
Ia mengungkapkan, tempat-tempat sampah sudah disediakan, peraturan-peraturan untuk menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan juga sudah disampaikan, namun mirisnya, masih ada saja masyarakat yang tidak mengerti dan tidak mau peduli. Sampah dibiarkan berserakkan di jalan seperti saat ini.
Baharuddin memang tidak berpendidikan namun pemahamannya akan lingkungan, jauh lebih terdidik di banding mereka yang berpendidikan namun pemahaman akan lingkungan tidak terdidik karena sering membuang sampah sembarangan. (A)
Reporter: Nadwa Rifada
Editor: Kardin