Amerika Siapkan Senjata Pemusnah Massal, Persiapan Perang Dunia III?

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Minggu, 12 Februari 2023
0 dilihat
Amerika Siapkan Senjata Pemusnah Massal, Persiapan Perang Dunia III?
Pentagon Amerika Serikat (AS) sedang merencanakan 'senjata pemusnah massal' baru yang melibatkan ribuan pesawat tak berawak bisa menyerang melalui udara, darat, dan air untuk menghancurkan pertahanan musuh. Foto: Repro Dailymail.co.uk

" Amerika berupaya memiliki modal yang kuat buat menatap perang dunia ke-3 dengan menyiapkan senjata pemusnah massal rahasia "

WASHINGTON, TELISIK.ID - Pentagon Amerika Serikat (AS) sedang merencanakan 'senjata pemusnah massal' baru yang melibatkan ribuan pesawat tak berawak bisa menyerang melalui udara, darat, dan air untuk menghancurkan pertahanan musuh.

Dikutip dari Wikipedia.com, Pentagon adalah gedung Departemen Pertahanan Arlington, Virginia dekat Washington D.C. yang berbentuk segi lima, pentagon merupakan kantor utama angkatan bersenjata AS.

Amerika berupaya memiliki modal yang kuat buat menatap perang dunia ke-3 dengan menyiapkan senjata pemusnah massal rahasia bernama AMASS (Autonomous Multi-Domain Adaptive Swarms-of-Swarms) seperti dilansir dari Sindonews.com.

Baca Juga: Pria Ini Tak Pernah Berhubungan Seks Tapi Punya 57 Anak, Kok Bisa?

AMASS adalah kelompok besar multi-domain otonom yang bergerak adaptif. Senjata itu disebut kelompok besar yang otonom dan adaptif karena berupa ribuan drone yang akan menyerang lewat udara, darat, dan juga laut. Ribuan drone itu akan bergerak cepat menghancurkan pertahanan lawan.

Drone kecil akan dilengkapi dengan senjata dan alat untuk navigasi dan komunikasi, bersama dengan kemampuan mulai dari gangguan radar hingga meluncurkan serangan mematikan. Sementara teknologi akan mengubah cara AS berperang, para ahli di industri ini menyampaikan kekhawatiran.

Melansir Dailymail.co.uk, proyek rahasia AMASS akan mewakili peperangan otomatis dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. AMASS masih dalam tahap perencanaan, tetapi DARPA (Defense Advanced Research Project Agency) telah mengumpulkan penawaran dari pemasok untuk kontrak senilai $78 juta.

Zachary Kallenborn, seorang peneliti kebijakan di George Mason University di Virginia, mengatakan: 'Ketika kawanan itu bertambah besar, hampir tidak mungkin bagi manusia untuk mengatur keputusan.'

Militer AS telah menggunakan kendaraan udara tak berawak di medan perang sejak 2001, tetapi sejak itu berevolusi untuk menggunakan mesin yang lebih kecil dan tersembunyi untuk menyelinap melewati garis musuh untuk menghancurkan kamp atau bahkan mengganggu teknologi lawan. 

Baca Juga: Jet Tempur F-22 AS Tembak Jatuh Benda Misterius di Langit Alaska

Dan AMASS DARPA akan melepaskan ribuan sekaligus untuk melakukan beberapa tugas dengan sedikit atau tanpa campur tangan manusia.  Berbicara di sebuah panel di Cornell tahun lalu, Letnan Kolonel Angkatan Darat AS Paul Lushenko berkata: 'Drone dapat membantu, mereka dapat menonton, dan mereka dapat membunuh.'

Pengembangan proyek AMASS akan melibatkan eksperimen dengan kawanan drone nyata dan virtual, kemudian secara bertahap meningkatkan ukuran dan kompleksitasnya. Meski jadi terobosan baru, kehadiran AMASS justru ditentang oleh banyak pihak.

Zachary Kallenborn, peneliti kebijakan di George Mason University di Virginia mengatakan AMASS yang datang dalam jumlah besar akan sangat sulit dikendalikan oleh manusia. Dia mengatakan drone akan sangat mudah dikendalikan dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Namun jika sudah mencapai ribuan maka dibutuhkan satu teknologi baru untuk mengendalikannya. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga