Foto Humanis: Umo'ara Tari Perang Suku Tolaki

Sumarlin, telisik indonesia
Kamis, 15 Oktober 2020
0 dilihat
Foto Humanis: Umo'ara Tari Perang Suku Tolaki
Foto: Sumarlin/Telisik

" "

DUA pria menghunus senjata tajam ta’awu (parang khas Tolaki) melompat ke udara dan saling beradu ta’awu di udara. Diselingi teriakan keras dari dua pemuda yang adu nyali. Parang tiruan yang dipegang saling membentur di dua tameng yang berfungsi sebagai perisai diri.

Inilah peragaan adu tanding di medan perang. Tentu bukanlah yang sebenarnya, melainkan sebuah tarian yang direplikasi ke dalam tarian penyambutan tamu bernama tarian umo’ara. Tarian khas masyarakat daratan Sulawesi Tenggara, Tolaki.

Tarian ini kerap muncul saat ada cara perjamuan tamu negara atau pun tamu dari pemerintah daerah. Sejarah tarian umo'ara sendiri merupakan tarian perang di zaman kerajaan Konawe. Merupakan tarian penyambutan antara para raja-raja di masa lampau.

Selain mempertunjukkan ketangkasan bermain taawu (parang) dan menangkis dengan kinia (tameng), tari ini juga melatih otot melalui hentakan kaki serta melatih ketangkasan mata.

Istilah umo’ara berarti mencoba atau coba-coba. Di masa lalu, tarian ini biasa dipentaskan untuk menyambut para prajurit kerajaan Mekongga dan Konawe setelah mereka memenangkan peperangan. Adapun saat ini, tarian umo'ara lebih berfungsi hiburan, sebagai tari penyambutan dan seni pertunjukan.

Dalam prakteknya, umo'ara dibawakan oleh 2 hingga 3 penari laki-laki dengan gerakan energik penuh semangat. Mereka melompat-lompat, berduel saling menyerang diwarnai dengan teriakan-teriakan keberanian. Seperti umumnya tari tradisional Sulawesi Tenggara, tari ini juga diiringi oleh gong.

Dalam perkembangannya, tarian umoara digabung sehingga menjadi satu rangkaian tari mondotambe, namun seiring perkembangan zaman tari ini mulai dikembangkan menjadi tarian kelompok tanpa merubah aslinya dan dijadikan sebagai tari persembahan untuk tamu dan seni pertunjukan.

Ragam gerak tari mondotambe mempunyai 4 ragam gerak: mesemba (kaki disilang secara bergantian), meputara (berputar) mesomba (gerakan duduk) dan mombehauako o bunga (melakukan gerakan hormat). Makna yang ada dalam gerakan tari tradisional mondotambe etnik Tolaki setelah dilihat secara utuh dapat mengandung arti kesosialan bahwa bagaimana memperlakukan tamu dengan hormat, bijaksana dan arif. (*)

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga