Kisah Haru Wanita Mualaf yang Berjuang Puluhan Tahun Demi Raih Ridho Orang Tua
Apriliana Suriyanti, telisik indonesia
Rabu, 13 Oktober 2021
0 dilihat
Ilustrasi wanita mualaf. Foto: Repro rawpixel.com
" Sitti Maimunah, begitu ia mengganti namanya pasca bersyahadat di salah satu Masjid di Kota Makassar pada 34 tahun lalu. "
KENDARI, TELISIK.ID - Sitti Maimunah, begitu ia mengganti namanya pasca bersyahadat di salah satu Masjid di Kota Makassar pada 34 tahun lalu.
Saat itu, ia adalah seorang gadis berumur 20 tahun dan merupakan satu-satunya anak perempuan di keluarganya. Tentu, menjadi satu-satunya adalah hal yang istimewa.
Mereka beragama Nasrani, belum ada sejarah dalam keluarganya yang beralih ke agam lain. Sitti dididik menjadi seorang perempuan yang taat beribadah dan aktif dalam kegiatan keagamaan oleh orang tuanya.
"Foto saya sudah muncul di cover majalah keagamaan. Semua pertandingan saya ikuti, mulai dari tanding baca kitab, olahraga, menyanyi, pasti menang," jelas Sitti saat ditemui di kediamannya di Ranomeeto, Selasa (12/10/2021).
Sampai pada akhirnya, ia dilamar oleh seorang lelaki muslim. Kejadian ini sontak membuat kaget seluruh keluarganya, terutama kedua orang tuanya.
Sitti masih ingat betul, betapa geramnya orang tua dan saudara-saudaranya ketika mendengar keputusan Sitti yang hendak masuk Islam.
"Saya masuk Islam tahun 1987, bulan April, tanggal 15. Satu hari sebelum menikah. Saya bersyahadat di masjid. Pokoknya berkelahi orang rumah," katanya dengan logat Makassar yang masih kental.
Keluarganya tak pernah menyangka jika Sitti akan berpindah keyakinan. Sebab kedua orang tuanya hanya merestui Sitti menikah dengan laki-laki pilihannya, namun tidak dengan berpindah agama.
Lebih lanjut, kata Sitti, setelah duduk sebagai pengantin ia bersama suami tak lagi diizinkan tinggal di rumahnya.
"Sehari setelah duduk pengantin langsung disuruh keluar dari rumah. Saya tidak tau pakaian disimpan di mana, tidak ada sama sekali baju-bajuku. Jadi saya akhirnya pergi ke rumah mertua dengan baju di badan, tidak bawa apa-apa," tuturnya.
Sejak kejadian itu, Sitti merasa mulai mendapat banyak ujian dalam hidupnya. Tak mendapat restu menjadi Muslim dari kedua orang tuanya memang adalah kesengsaraan, namun ia tetap bersikeras mempertahankan Islam sebagai agamanya.
"Selama itu, sebelum direstui masuk Islam sama orang tua, saya rasa hidupnya itu kadang timbul kadang tenggelam. Terombang-ambing. Begitu juga rejeki. Tapi saya kuat, yakin Allah itu tidak tidur," terang Sitti.
Ia mengaku, begitu banyak cobaan yang ia hadapi. Saat itu, ia memiliki dua orang putri. Mereka hidup begitu sederhana dan pas-pasan.
Baca juga: Viral: Guru Cantik STM Ini Buat Siswa Betah di Sekolah
Baca juga: Didukung Keluarga, Gadis Asal Kendari Ini Mantap Jadi Mualaf
Pada tahun 2005, Sitti bahkan harus memboyong kedua anaknya untuk merantau ke Kota Kendari dan berpisah dengan sang suami selama beberapa tahun.
Tahun tersebut adalah tahun hijrah baginya. Sebab bukan hanya hijrah kota, ia juga hijrah menjadi seorang muslimah yang sesungguhnya.
Ia mulai memperbaiki salat yang dahulu belum sempurna, mulai belajar sunnah seperti puasa Senin dan Kamis, salat dhuha, dan salat tahajjud hingga sekarang amalan-amalan itu tak pernah putus.
"Saya sadar dulu masih Islam KTP, karena salat pun masih bolong-bolong. Padahal saya ini masuk Islam tanpa paksaan. Setelah saya datang ke Kendari tanpa suami, saya cuma bertiga dengan anak-anak. Akhirnya saya mulai berubah, mulai pikirkan akhirat," bebernya.
Sitti Maimunah mengaku mendapat banyak ketenangan dari hijrahnya. Doa-doanya Allah dengar dan kabulkan.
Salah satu doa yang sering ia panjatkan adalah mendapat ridho dari kedua orang tuanya dan berbaikan hubungan dengan mereka.
Allah akhirnya mengijabah doanya di sekitar tahun 2010, saat anak keduanya menikah. Kedua orang tua Sitti datang untuk memberi restu kepada cucu dan dirinya.
"Alhamdulillah dapat ridho berislam dari Ibu dan Bapak nanti saat Fika (anak keduanya) menikah. Mereka datang kasih restu Fika dengan Tante," Ucapnya.
Setelah hari itu, ia mendapatkan ketenangan batin yang luar biasa. Bahkan, kata dia, banyak pintu rezeki yang terbuka bagi keluarganya.
"Setelah dari itu mulai mi saya rasa tenang, dapat uang bisami disimpan, ditabung-tabung, pokoknya Alhamdulillah banyak pintu rezeki yang terbuka. Alhamdulillah sekali akhirnya bisa dapat restu. Ya, walaupun sudah berbeda keyakinan, tapi kita tetap dianjurkan berbakti sama orang tua," tutup Sitti. (A)
Reporter: Apriliana Suriyanti
Editor: Fitrah Nugraha