Meski Tak Tergabung Dalam Program Sekolah Penggerak, Kurikulum Prototipe Tetap Bisa Diterapkan

Apriliana Suriyanti, telisik indonesia
Jumat, 14 Januari 2022
0 dilihat
Meski Tak Tergabung Dalam Program Sekolah Penggerak, Kurikulum Prototipe Tetap Bisa Diterapkan
Ilustrasi siswa SMA sedang melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Foto: Repro Genmuda.com

" Tak semua satuan pendidikan tingkat menengah atas masuk ke dalam Program Sekolah Penggerak sebab penjaringan yang cukup ketat "

KENDARI, TELISIK.ID - Kurikulum Prototipe yang digaungkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia (RI) telah diujicobakan di 2.500 sekolah yang tergabung dalam Program Sekolah Penggerak (PSP).

Namun, tak semua satuan pendidikan tingkat menengah atas masuk ke dalam Program Sekolah Penggerak sebab penjaringan yang cukup ketat.

Diberitakan sebelumnya, Kepala Bidang Sekolah Menengah Atas (SMA), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sulawesi Tenggara (Sultra), La Samahu mengatakan, untuk Sultra terdapat beberapa sekolah yang menjadi bagian dari PSP.

"Kurang lebih sebanyak 30 sekolah di Sulawesi Tenggara sudah menjadi sekolah penggerak, dengan rincian terbanyak di Buton Selatan, Buton Tengah, dan Bombana," katanya.

Meski demikian, apakah sekolah-sekolah yang tidak tergabung ke dalam Program Sekolah Penggerak lantas tak diperkenankan menerapkan Kurikulum Prototipe?

Diwawancarai terpisah, Ketua Umum Dewan Pendidikan Sultra, Nur Alim menjelaskan, kurikulum ini masih menjadi pilihan bagi satuan pendidikan sehingga boleh memilih untuk menerapkannya atau tidak.

Hal tersebut lanjutnya, berlaku bagi sekolah yang tergabung dalam PSP maupun yang tidak tergabung.

Baca Juga: UHO Masih Berlakukan Keringanan Pembayaran UKT

"Untuk saat ini, tahun 2022, Kurikulum Prototipe masih menjadi pilihan, tergantung kesiapan sekolah. Nanti tahun 2024 baru menjadi kurikulum nasional, serentak dilaksanakan," ucapnya melalui jaringan telepon, Jumat (14/1/2022).

Mantan Rektor IAIN Kendari itu mengungkapkan, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan jika ingin menerapkan Kurikulum Prototipe. Pertama, tentu kesiapan guru.

"Tentu untuk menerapkan kurikulum itu harus sudah paham bagaimana prosesnya, paham apa tujuannya," ujarnya.

Kedua, sosialisasi kepada siswa-siswi dan orang tua perihal Kurikulum Prototipe.

"Bukan hanya itu, memberikan pemahaman terkait ini kepada masyarakat umum dan stakeholder yang berkepentingan di bidang pendidikan juga penting," ucap Nur Alim.

Di samping itu, sekolah juga perlu memenuhi sarana dan prasarana sesuai yang dibutuhkan dalam kurikulum tersebut.

Baca Juga: Yuk Daftar, Beasiswa ke Turki S1-S3 Kini Dibuka

Selanjutnya saat ditemui oleh Telisik.id, Kepala SMA 4 Kendari, Liyu mengatakan, meski tak masuk dalam PSP namun pihaknya siap melaksanakan Kurikulum Prototipe.

"Yang jelas SMA 4 Kendari khususnya, sudah mulai mempersiapkan, yaitu pembekalan kepada guru Bimbingan Konseling," katanya.

Ia mengungkapkan, peran guru Bimbingan Konseling (BK) saat ini sangat tinggi, apalagi dalam pembimbingan dan pemilihan karir siswa-siswi kelas XI dan XII.

"Ketika Kurikulum Prototipe diterapkan, maka tidak ada lagi pemilihan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, sehingga disinilah peran guru BK dalam menuntun siswa-siswi kita kira-kira punya minat dan bakat di mana," ujarnya. (B)

Reporter: Apriliana Suriyanti

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga