Pabrik Kakao Kolaka Utara Mampu Memproses Tiga Jenis Olahan Kakao
Muh. Risal H, telisik indonesia
Senin, 19 April 2021
0 dilihat
Tanaman kakao program revitalisasi milik petani. Foto: Muh. Risal/Telisik
" Mulai dari perlakuan biji basah saat tiba dari petani, kebersihan biji, perlakuan saat fermentasi dan pengeringan, sampai pada proses penyimpanan di gudang. Harganya pun jauh lebih bagus dibanding biji kakao kering non fermentasi. "
KOLAKA UTARA, TELISIK.ID - Pabrik kakao Kolaka Utara (Kolut) yang pembangunannya dinyatakan rampung dan mulai beroperasi tahun ini, mampu memproduksi tiga jenis bentuk olahan kakao.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kolut, Ismail Mustafa, ST mengatakan, ke tiga proses olahan kakao tersebut berupa biji kakao kering hasil fermentasi, kakao pada sejenis silverqueen, dan kakao bubuk untuk campuran kue, minuman, dan coklat.
"Pertama, proses fermentasi biji kakao. Jadi kakao basah yang dibeli dari petani melalui koperasi kakao hanya diolah sampai pada proses fermentasi. Setelah itu, biji kakao kering hasil fermentasi tersebut disimpan di gudang dan akan dijual langsung ke konsumen atau pabrik jika ada permintaan," terangnya, Senin (19/4/2021).
Lebih lanjut, ia mengungkapkan, proses fermentasi kakao yang dilakukan di kawasan major project korporasi kakao terintegrasi itu harus sesuai dengan standar dan mendapat perlakuan khusus.
Baca juga: Tekan Lonjakan Harga, Pasar Murah Digelar Hingga H-7 Idul Fitri
"Mulai dari perlakuan biji basah saat tiba dari petani, kebersihan biji, perlakuan saat fermentasi dan pengeringan, sampai pada proses penyimpanan di gudang. Harganya pun jauh lebih bagus dibanding biji kakao kering non fermentasi," bebernya.
Kemudian proses ke dua, yakni proses pengolahan dari biji kakao kering menjadi coklat padat seperti Silverqueen.
"Untuk tahap ini, kapasitas pabrik sekitar 30 sampai 70 kilogram coklat padat. Kalau kerjanya sampai lembur (begadang) mungkin produksinya bisa sampai 100 kilogram per hari," jelasnya.
Selanjutnya proses ke tiga, yakni proses pengolahan dari biji kakao kering menjadi coklat bubuk dengan kapasitas produksi 200 kilogram bubuk per hari
Baca juga: Besaran Zakat Fitrah di Konawe Tahun Ini Menurun
"Bubuk tersebut nantinya dapat dijual dalam bentuk coklat bubuk, dapat juga dijual sebagai bahan pembuatan kue, juga dapat dijual dalam kemasan sebagai bubuk untuk minuman coklat," ungkapnya.
Dari tiga proses produksi biji kakao tersebut kata Ismail, Pemerintah Daerah Kolaka Utara akan menggenjot produksi biji kakao kering hasil fermentasi karena pangsa pasar luar negeri untuk kakao jenis tersebut cukup besar dan sangat menjanjikan.
"Untuk biji kakao hasil fementasi pemerintah mampu menyediakan sekitar 40 ton per minggu," ucapnya.
Sementara untuk dua jenis olahan lainnya yakni coklat padat dan bubuk, karena pasarnya terbatas maka produksinya juga masih skala kecil. (B)
Reporter: Muh. Risal
Editor: Fitrah Nugraha