Saweran Gubernur Ali Mazi di HUT Buton Utara Disebut Bagian Tradisi
Kardin, telisik indonesia
Minggu, 03 Juli 2022
0 dilihat
Kadis Kominfo Sulawesi Tenggara, Ridwan Badallah (kiri) dan Gubernur Ali Mazi bersama sejumlah pejabat lainnya saat membagi-bagikan uang dari atas panggung, yang disebut sebagai bagian dari tradisi masyarakat Indonesia. Foto: Ist.
" Di Indonesia, memberi uang sebagai hadiah sudah lumrah dalam sebuah perayaan, seperti Idul Fitri, Imlek, perayaan pernikahan, melayat, termasuk berbagai kegiatan tradisi lainnya "
KENDARI, TELISIK.ID - Aksi menghamburkan uang oleh Gubernur Ali Mazi, Ketua DPRD Sulawesi Tenggara Abdurrahman Shaleh serta Bupati Buton Utara Ridwan Zakariah, yang viral di media sosial, mendapat tanggapan dari Kadis Kominfo, Ridwan Badallah.
Kata Ridwan Badallah, kegiatan saweran yang dilakukan Gubernur Sulawesi Tenggara bersama sejumlah pejabat lainnya kepada masyarakat setempat merupakan bagian dari tradisi masyarakat Indonesia, tanpa terkecuali Indonesia bagian timur yang lebih spesifik lagi Provinsi Sulawesi Tenggara.
Di Indonesia kata dia, memberi uang sebagai hadiah sudah lumrah dalam sebuah perayaan, seperti Idul Fitri, Imlek, perayaan pernikahan, kegiatan melayat, termasuk berbagai kegiatan tradisi lainnya.
"Kalau perayaan hari raya kita kenal sebagai istilah THR atau tunjangan hari raya. Kalau Imlek dikenal istilah angpao. Dalam sebuah hajatan di daerah Jawa dikenal dengan istilah nyawer sedangkan di daerah Buton dikenal dengan istilah Pasali," ucapnya, Minggu (3/7/2022).
Pasali inilah, lanjut dia, yang dilakukan oleh Ali Mazi kepada masyarakatnya sebagai wujud kegembiraan dan harapan nasib baik bagi penerimanya maupun yang memberi. Sekaligus sebagai wujud syukur dan bahagia atas moment yang digelar saat itu, yang kebetulan berada dalam momen acara gala dinner peringatan HUT ke-15 Buton Utara.
"Yang dilakukan gubernur adalah tradisi masyarakat Indonesia dalam meluapkan kegembiraan pimpinan terhadap masyarakatnya dalam suatu peristiwa perayaan HUT, sekaligus ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas kehadiran mereka di acara tersebut dan bisa merasakan kegembiraan bersama masyarakat setempat," urainya.
Dia mengakui, seiring perkembangan zaman dan kehidupan sosial masyarakat, tradisi nyawer atau Pasali juga mengalami perkembangan atau perubahan, yang dahulu hanya berwujud uang, kini bisa diubah dalam bentuk apa saja, selama pemberian tersebut dinilai dibutuhkan oleh masyarakat atau penerima dan mampu memberikan rasa gembira serta syukur bagi kedua belah pihak.
Ridwan memberikan salah satu contoh perkembangan kegiatan nyawer atau Pasali yang dilakukan oleh orang nomor satu di Indonesia, yang tidak lain adalah Presiden RI, Joko Widodo, yakni mengganti pemberian tersebut dari bentuk uang ke pakaian seperti baju kaos dengan cara melemparkan kepada masyarakat.
Baca Juga: Heboh! Gubernur, Ketua DPRD Sulawesi Tenggara dan Bupati Hambur Uang di HUT Buton Utara
Bahkan tidak tanggung-tanggung, presiden langsung memakaian kepada masyarakat terpilih. Ini dilakukannya hampir setiap kali berkunjung ke daerah-daerah, sebagai bentuk kegembiraan presiden karena bisa datang ke daerah tersebut dan bertemu masyarakat yang juga menyambutnya atau pun menghadiri kunjungan presiden.
"Jadi inilah salah satu budaya kita, yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia," ucapnya.
Budaya suatu daerah tentu mempunyai ciri khas yang membedakan dengan daerah lainnya, bahkan terkadang hampir sama namun penyebutan untuk tradisi tersebut yang berbeda.
"Seperti nyawer dan Pasali tadi, tidak lain dilakukan sebagai wujud rasa bahagia, syukur, dan saling berbagi rezeki, tanpa ada batasan nilai yang diberikan kepada masyarakat," jelasnya.
Olehnya, orang nomor satu di jajaran Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Sulawesi Tenggara ini pun meminta kepada semua pihak tanpa terkecuali, untuk bijak dalam menanggapi video yang sengaja dibagikan secara berulang-ulang tersebut, karena bisa menimbulkan keengganan pejabat atau pihak-pihak lainnya, yang ingin meluapkan kebahagian dan rasa syukur dengan berbagi kepada masyarakatnya dalam sebuah peringatan atau pesta bersama rakyat.
"Jadi kami berharap kepada semua pihak, untuk bijak dalam menanggapi video tersebut. Positiflah dalam memandang video tersebut, sebab Pak Gubernur bisa mengajak pejabat lainnya melakukan hal yang sama dalam memberikan rasa gembira kepada masyarakatnya," bebernya.
Kata Ridwan, itu merupakan contoh kecil, di mana Gubernur Ali Mazi, sebagai eksekutor bisa menggerakkan pembangunan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, dengan melibatkan peran serta pejabat lainnya, seperti Ketua DPRD Sulawesi Tenggara sebagai representasi legislatif dan Bupati Buton Utara, Ridwan Zakariah sebagai kesatuan dari pelaksanaan kebijakan pemprov di daerah.
Baca Juga: Rara LIDA Buka Baju Saat Hibur Masyarakat Buton Utara
"Saya kira, inilah makna yang bisa kita ambil bersama. Dan hasilnya, seluruh pihak termasuk masyarakat Sulawesi Tenggara dapat menyaksikannya dengan sejumlah pembangunan mega proyek di Sultra," tutupnya.
Sebelumnya, telah viral di media sosial video berdurasi 1 menit 36 detik yang memperlihatkan sejumlah pejabat termasuk Gubernur Ali Mazi menghamburkan sejumlah uang pecahan Rp 100 ribu dari atas panggung ke penonton.
Itu dilakukan saat Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Abdurrahman Shaleh sedang menyanyikan lagu berjudul Bento milik Iwan Fals, pada gala dinner HUT ke-15 Buton Utara, Sabtu (2/7/2022) malam. (C)
Penulis: Kardin
Editor: Haerani Hambali