7 Tips Didik Anak yang Keras Kepala

Haidir Muhari

Reporter

Jumat, 20 November 2020  /  7:46 pm

Ilustrasi anak keras kepala. Foto: Repro id.theasianparent.com

KENDARI, TELISIK.ID - Setiap anak dilahirkan berbeda satu dengan lainnya. Mereka memiliki potensi dan kepribadian khasnya masing-masing.

Menjadi orangtua adalah anugerah. Tak semua pasangan suami-istri bisa mendapatkan kesempatan melahirkan dan atau mendidik anak.

Mendidik anak tidak semudah seperti yang dibayangkan. Hal ini disebabkan setiap anak memiliki karakter dan kepribadian khas.

Khalil Gibran dalam syairnya menulis, "Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu, ia adalah anak-anak zaman. Kamu bisa seperti mereka tapi tak bisa kamu paksakan mereka sepertimu".

Mendidik anak berarti mendidik manusia dari lahirnya yang telah memiliki kecenderungan, emosi, nalar, dan potensi lainnya yang saling berkaitan. Bahkan dalam teori tabula rasa, orangtualah yang banyak berperan membentuk kepribadian dan membangun potensi anak.

Hal yang rumit dalam mendidik anak ini adalah tak semua anak baik atau menurut orangtua. Meskipun penurut tidak selalu berarti baik. Lazim, anak keras kepala membuat orangtua berang dan naik pitan.

Betapapun, orangtua diimbau untuk tidak membentak anak atau sampai tidak bisa mengontrol diri. Anak adalah anugerah Tuhan untuk aset masa depan, juga aset zaman, bukan "boneka" orangtua.

Untuk menghadapi anak keras kepala, Ayah-Bunda diharap untuk mengetahui lebih dulu penyebab anak menjadi keras kepala. Penyebab keras kepala pada anak boleh jadi faktor genetik, atau kebiasaan yang disaksikan anak dari lingkungannya.

Ada beberapa karakteristik anak yang keras kepala, sebagai berikut:

a. Selalu mempertanyakan perintah yang diberikan orangtua

b. Selalu ingin didengar dan diperhatikan

c. Independen, merasa tidak butuh bantuan orang lain

d. Sulit untuk diperintahkan di rumah

e. Tempramen

f. Berlagak selayaknya raja

Baca juga: 8 Tips yang Bisa Anda Lakukan untuk Memuaskan Pasangan saat Berhubungan Intim

Berikut ini tujuh cara mendidik anak yang keras kepala yang patut anda coba. Cara ini disarikan Telisik.id dari Sehatq.com.

1. Jangan lawan argumen anak

Kecenderungan anak keras kepala adalah suka berargumen. Untuk menghadapi hal ini orangtua disarankan untuk menjadi pendengar.

Biarkan anak berargumen mengeluarkan unek-uneknya. Jika dilawan dengan argumen, dapat menyebabkan masalah akan semakin melebar.

Saat orangtua menunjukkan sikap mau mendengar, maka perlahan-lahan anak akan luluh hatinya. Dalam keadaan seperti itu, baru orangtua menunjukkan sikap yang benar dan salah dari argumen si anak.

2. Jadikan anak sebagai teman

Cara terbaik mengarahkan anak keras kepala adalah dengan menemaninya. Melarangnya langsung malah cenderung menjadikan mereka semakin pembangkang.

Misalnya anak lebih fokus memainkan gadget, duduk disampingnya dan temani. Saat dia sudah merasa ditemani barulah si kecil diarahkan secara perlahan, misalnya melakukan pekerjaan rumah.

Bisa juga saat anak harus melakukan sesuatu, temani dia, jangan biarkan anak bekerja sendiri. Anda bisa menjadi mentor, mencontohkan terlebih dulu, kemudian minta dia melakukan sendiri.

3. Berikan pilihan

Cara selanjutnya adalah berikan sang anak pilihan. Misalnya, saat Anda meminta mereka untuk membersihkan kamar.

Berikan mereka pilihan bagian kamar mana yang akan ia bersihkan lebih dulu. Dengan cara seperti itu, anak akan merasa diberikan kepercayaan sehingga akan membersihkan kamarnya secara sukarela. Penting anda bernegosiasi dengan anak dalam hal ini.

4. Tetap tenang

Orangtua diharap tetap tenang saat anak berulah, baik karena mengabaikan perintah atau karena hal lain. Orangtua diharap tetap tenang, lalu mengarahkan anak dengan nada lembut dan terkesan tidak memaksa.

Baca juga: Masih Sering Membentak Anak? Pikirkan Ini

5. Berikan contoh yang baik

Orangtua adalah role-model bagi anak-anak di rumah. Anak oleh para ahli disebut sebagai peniru ulung.

Dalam hal ini penting bagi pasangan menghindari melakukan hal yang tidak baik di hadapan anak. Ayah-bunda diharapkan tidak bertengkar, berkata kasar, atau beradu argumen di hadapan anak.

Ayah bunda penting untuk menciptakan suasana rumah yang damai, bersahaja, dan penuh cinta. Dengan begitu, anak akan meniru perbuatan-perbuatan baik ini, sehingga sifat keras kepala dapat segera terdepak.

6. Melihat dari perspektif anak

Ayah-Bunda sesekali penting untuk mencoba melihat dari perspektif anak. Pahami rasa kekecewaan, kemarahan, dan frustrasi mereka. Beri anak dukungan dan kasih sayang.

7. Hargai anak

Anak juga manusia. Sikap orangtua yang menghargai anak, maka akan memantik sikap hormat dari anak. Beberapa sikap orangtua yang menghargai anak seperti:

a. Tidak egois, sesekali membantu anak mengerjakan kewajibannya di rumah

b. Membuat peraturan yang dihargai oleh kedua belah pihak

c. Tidak mengabaikan perasaan dan opini anak

d . Percaya terhadap kemampuan anak dalam melakukan sesuatu.

Demikian beberapa cara yang bisa Ayah-Bunda praktekkan dalam menghadapi anak yang keras kepala. Penting mengedepankan sikap lemah lembut dan terbuka.

Kondisi rumah yang damai, bersahaja, dan penuh cinta adalah tempat yang baik bagi anak untuk berkembang. Semoga anak-anak Indonesia ke depan bisa menjadi penyangga dan mutiara bangsa di masa mendatang.

Selamat mencoba. Semoga bermanfaat. (C)

Reporter: Haidir Muhari

Editor: Fitrah Nugraha

TOPICS