9 Bahan Bakar Pengganti Bensin, Lima Sudah Diproduksi di Dalam Negeri

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 22 Juli 2024  /  1:44 pm

Indonesia menjadi salah satu negara dengan penggunaan BBM terbesar di dunia. Foto: Repro Tempo

JAKARTA, TELISIK.ID - Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan pemakai Bahan Bakar Minyak (BBM) terbesar, terutama di sektor transportasi. Meski begitu, Indonesia sudah memulai memproduksinya sendiri.

Hal ini dibuktikan dengan tingginya permintaan BBM dalam negeri yang diikuti dengan tingginya impor BBM di Indonesia. Pada tahun 2023, total impor produk BBM RI mencapai 26,8 juta kilo liter (kl). Sementara itu, konsumsi BBM dalam negeri tercatat 36 juta kl, khususnya jenis gasoline atau bensin.

Menurut Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023, penjualan BBM mencapai 80,4 juta KL. Penjualan tertinggi untuk produk BBM adalah Biogasoil sebesar 35,7 juta KL, diikuti Gasoline RON 90 sebesar 30,2 juta KL.

Dunia, termasuk Indonesia, sedang berusaha mengurangi emisi karbon melalui target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060. Salah satu upaya yang digenjot adalah mengurangi konsumsi BBM yang menghasilkan emisi karbon tinggi.

Berikut ini sembilan bahan bakar alternatif yang bisa menggantikan bensin, dimana lima di antaranya sudah diproduksi di Indonesia, seperti dilansir CNBC Indonesia, Senin (22/7/2024).

1. Bioetanol

Indonesia sedang mengembangkan sumber bahan bakar pengganti BBM dari tetes tebu atau molase yang disebut Bioetanol. Bioetanol digunakan sebagai bahan campuran BBM. Produksi bioetanol di Indonesia baru mencapai sekitar 40 ribu kiloliter (KL) per tahun.

Target pemerintah untuk tahun 2030 adalah mencapai produksi 1,2 juta KL, yang diharapkan dapat mengurangi impor BBM sebesar 60 persen.

2. Bahan Bakar Gas (BBG)

Gas adalah salah satu sumber energi bersih yang diandalkan dalam transisi energi. Emisi gas jauh lebih rendah daripada batu bara, sehingga cocok sebagai sumber energi transisi dari fosil ke energi bersih.

Baca Juga: Bocoran BBM Jenis Baru Bakal Diedarkan 17 Agustus

Indonesia memiliki pasokan gas yang melimpah dan pernah memanfaatkan gas sebagai sumber energi untuk sektor transportasi, namun penggunaannya menurun karena kurangnya dukungan kebijakan pemerintah.

3. Kendaraan Listrik

Indonesia mendorong penggunaan kendaraan listrik di dalam negeri, termasuk pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik. Biaya mengisi daya kendaraan listrik melalui Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) lebih murah dibandingkan BBM, yakni sekitar Rp 3.500 setara 1 liter BBM.

4. Hidrogen

Untuk mencapai target NZE 2060, Indonesia mengembangkan energi baru yaitu hidrogen. Indonesia memiliki potensi energi hidrogen hingga 32 juta ton per tahun. Permintaan hidrogen di Indonesia diperkirakan mencapai 13 juta ton per tahun, dengan potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut.

5. Bioavtur

Pertamina terus berkomitmen menyediakan BBM ramah lingkungan di Indonesia, salah satunya melalui bioavtur berbasis minyak sawit (CPO). Produksi bioavtur dilakukan di Green Refinery Kilang Cilacap dengan campuran minyak sawit sebesar 2,4 persen, berkapasitas 9.000 barel per hari.

Terdapat empat bahan bakar tambahan pengganti bensin, meski belum diproduksi dalam negeri, seperti dikutip dari inilah.com.

6. Biomassa

Biomassa adalah jenis sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, panas, atau sebagai bahan bakar transportasi. Biomassa berasal dari tanaman budidaya, alga, kayu, limbah pengolahan kayu, dan kotoran hewan atau manusia. Penggunaan biomassa menghasilkan lebih sedikit gas rumah kaca dibandingkan bahan bakar fosil.

Baca Juga: BBM Solar Campur Sawit Bakal Diedarkan 2025

7. Ganggang Laut

Bahan bakar dari ganggang laut diproduksi dari ganggang yang memiliki laju pertumbuhan cepat dan dapat menghasilkan lemak dalam jumlah besar. Lemak tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat biodiesel, membantu mengurangi emisi karbon.

8. Hidrogen

Hidrogen adalah elemen kimia yang mudah terbakar, dan jika digunakan dalam mesin pembakaran internal, dapat meningkatkan efisiensi mesin. Hidrogen dianggap sebagai alternatif yang baik karena pembakarannya menghasilkan emisi yang lebih rendah.

9. Energi Nuklir

Energi nuklir dari fisi uranium mampu menjadi alternatif bahan bakar fosil. Pembangkit listrik tenaga nuklir berbahan bakar uranium dapat menghasilkan listrik dalam jumlah besar dengan emisi gas rumah kaca yang lebih sedikit dibandingkan bahan bakar fosil.

Namun, penggunaan tenaga nuklir juga memiliki risiko yang signifikan, seperti yang terlihat pada bencana nuklir Fukushima Daiichi pada tahun 2011.

Indonesia memiliki berbagai alternatif bahan bakar pengganti bensin yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk mengurangi ketergantungan pada BBM dan mengurangi emisi karbon. Lima dari sepuluh bahan bakar alternatif tersebut sudah diproduksi di dalam negeri, menunjukkan langkah maju dalam transisi energi bersih. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS