BBM Solar Campur Sawit Bakal Diedarkan 2025
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 15 Juli 2024
0 dilihat
Sampel BBM Solar dari Sawit, tengah digodok pemerintah dan bakal beredar 2025. Foto: Repro CNBC Indonesia
" Pemerintah Indonesia tengah menargetkan implementasi campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis minyak sawit 40 persen ke dalam Bahan Bakar Minyak solar atau yang dikenal dengan Biodiesel 40 persen (B40) pada tahun 2025 "
JAKARTA, TELISIK.ID - Pemerintah Indonesia tengah menargetkan implementasi campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) jenis minyak sawit 40 persen ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) solar atau yang dikenal dengan Biodiesel 40 persen (B40) pada tahun 2025.
Langkah ini merupakan upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, mengonfirmasi bahwa implementasi B40 akan dilaksanakan pada tahun depan.
Saat ini, pemerintah telah menyelesaikan serangkaian uji coba terkait implementasi BBM dengan campuran B40. Uji coba tersebut mencakup aspek teknis, pasokan, hingga pendanaan, yang semuanya telah dinyatakan siap, seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Senin (15/7/2024).
Arifin mengungkapkan bahwa seluruh persiapan untuk peluncuran B40 sudah selesai. Uji coba teknis menunjukkan hasil yang memuaskan, pasokan B40 dipastikan cukup, dan pendanaan telah disiapkan. Dengan demikian, pemerintah optimis komersialisasi BBM solar dengan campuran B40 bisa dimulai pada awal tahun 2025.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi, menjelaskan bahwa uji coba penggunaan B40 telah dilakukan di sektor otomotif, bersumber dari antaranews.com.
Baca Juga: Bocoran BBM Jenis Baru Bakal Diedarkan 17 Agustus
Tahun ini, penggunaan B40 sedang diuji coba di sektor non otomotif. Hasil uji coba menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara penggunaan B40 dengan B35. Eniya menambahkan bahwa daya maksimum kendaraan tidak mengalami perubahan saat menggunakan B40.
Selain itu, pemakaian B40 tidak berdampak signifikan pada perubahan massa, volume, dimensi, atau material karet dalam kendaraan. Hal ini menunjukkan bahwa B40 memiliki performa yang setara dengan campuran B30 dan D10. Selain di sektor otomotif, penggunaan B40 juga telah dimulai di sektor alat berat, perkeretaapian, dan angkutan laut.
Dalam sektor-sektor ini, komposisi B40 terdiri dari 40 persen biodiesel, 35 persen BBN lainnya, dan sisanya merupakan campuran B30 dengan D10. Hasil uji coba diharapkan dapat segera diketahui dan diimplementasikan secara luas.
Pemerintah menargetkan penggunaan B40 di semua sektor pada tahun depan. Hasil uji coba yang sedang berlangsung akan dievaluasi hingga Desember, dan diharapkan dapat mendukung kesiapan implementasi B40 di awal tahun 2025.
Dengan demikian, Indonesia dapat semakin mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendorong penggunaan energi terbarukan. Langkah ini juga merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk meningkatkan daya saing kelapa sawit Indonesia melalui hilirisasi.
Baca Juga: Subsidi Solar dan Pertalite Distop Agustus 2024, Ini Mobil dan Motor Tidak Boleh Nikmati Subsidi BBM
Dengan mengembangkan produk turunan dari minyak sawit, seperti biodiesel, Indonesia dapat meningkatkan nilai tambah dari komoditas tersebut dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Pemerintah juga berharap bahwa penggunaan B40 dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung pencapaian target penurunan emisi nasional. Dengan demikian, Indonesia dapat berkontribusi lebih besar dalam upaya global untuk mengatasi perubahan iklim.
Selain itu, penggunaan B40 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan industri energi terbarukan di dalam negeri. Dengan meningkatnya permintaan akan biodiesel, industri kelapa sawit dan energi terbarukan dapat berkembang lebih pesat dan menciptakan lapangan kerja baru. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS