Aktivitas Tambang di Pulau Kabaena Ancam Puluhan Benteng dan Makam Bersejarah

Hir Abrianto

Reporter Bombana

Minggu, 07 Februari 2021  /  10:08 am

Jumrad Raunde saat berkunjung di salah satu benteng di Desa Ulungkura, Kabaena. Foto: Hir/Telisik

BOMBANA, TELISIK.ID - Kehadiran perusahaan yang bergerak di bidang pertambang di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, mengancam keberadaan puluhan benteng bukti peradaban masyarakat.

Kabaena diketahui telah dihuni masyarakat sejak berabad-abad lalu. Menurut salah satu penggiat budaya di daerah itu, Jumrad Raunde, Pulau Kabaena memiliki sejarah peradaban masyarakat.

Jika berbicara tentang masa penjajahan kolonial, katanya, masyarakat Kabaena juga tak luput dari perlakukan kelam seperti yang dirasakan oleh masyarakat yang mendiami daratan.

Dibuktikan dengan tersebarnya benteng-benteng yang diduga bekas tempat pertahanan serta kuburan-kuburan tua yang memiliki kisah tersendiri.

Ketua Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Bombana ini telah mencatat 40 benteng dan makam tua yang tersebar di 6 wilayah kecamatan di Pulau Kabaena, di antaranya adalah:

Baca juga: SK CASN dan P3K Muna Rampung

1. Gua Waipode Hoalu di Tirongkotua

2. Watuboru di Tirongkotua

3. Benteng Ulelotu di Tirongkotua

4. Benteng Mataewolangka di Titongkotua

5. Benteng Olongkontara dan Benteng Matarapa di kaki batu sangia Desa Rahadopi dan Tirongkotua

6. Makam Tua di Laohama Desa Tangkeno

7. Dugaan rangka manusia purba di Batu Sangia Desa Tirongkotua

8. Benteng Bontoawawi (Loiya) Desa Batuawu

9. Benteng Buro di Desa Ulungkura

10. Benteng Sabeka di Desa Ulungkura

12. Tondono Toropu di Desa Lengora

13. Benteng Tondowatu di Tangkeno

14. Benteng Doule di Desa Tangkeno

15. Gua Watuburi di Lengora

16. Makam Tua di Wumbu Wataroda Desa Rahadopi

17. Benteng Olo e'e di Desa Eemokolo

23. Benteng Lumiuano e'e di Desa Tirongkotua

24. Makam Tua di Desa Batuawu

25. Makam Tua di Desa Tirongkotua yang tersebar di hutan belantara

26. Makam Sapati Manjawari di Desa Ulungkura

27. E'e Mpuu di Desa Tangkeno

28. Kuburan massal (tulang manusia bergelimpangan diduga akibat dari peperangan pada abad 18 di Mbela-Mbela - Puuwatu hingga Bolo Waombu Desa Tangkeno

29. Benteng Tuntuntari di Tangkeno

30. Benteng Taawuladi di Tangkeno

31. Puing Bantea Walanda di Desa Rahadopi

33. Puing Benteng Taandohonde di Tirongkotua

34. Gua Pebueha di Desa Tirongkotua

35. Makam Tua diduga Punggawa Kerajaan Bone di Subar Kabaena Barat

36. Laica Walanda di Kelurahan Dongkala

37. Benteng Sampaanta di Ulungkura

38. Benteng Kabohu di Ulungkura

39. Benteng Laaradi Ulungkura

40. Makam Tua dan Benteng Sangia Tapuntangkeno Lengora.

Beberapa nama makam benteng itu kata Jumrad, nantinya akan diupayakan bisa mendapatkan pengakuan negara sebagai situs dan cagar budaya.

"Saya masih terus berupaya menelisik bagaimana sejarah benteng dan makam-makam ini, tentunya saat ini dugaan kuat adalah bukti peradaban masyarakat di Pulau Kabaena itu telah lama ada," jelas Jumrad kepada Telisik.id beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut Jumrad juga mengingatkan bahwa menjamurnya perusahaan tambang di Kabaena sangat mengancam keberadaan benteng dan makam tersebut. Pasalnya beberapa yang Ia temukan telah tergerus oleh robot kuning milik salah satu perusahaan di Kabaena.

"Ini harus diselamatkan karena simbol-simbol alam ini adalah kekayaan berharga bagi masyarakat Kabaena khususnya. Tambang ini tidak ada toleransi saat beroperasi. Jadi Kami harap pemerintah perhatikan hal-hal yang sensitif begini," tegasnya. (B)

Reporter: Hir Abrianto

Editor: Haerani Hambali

TOPICS