Anak Lihat Orang Tua Berhubungan Badan Berpotensi Jadi Hiperseks

Adinda Septia Putri

reporter

Rabu, 12 April 2023  /  10:16 am

Para orang tua harus berhati-hati saat berhubungan seks agar tak dilihat anak, hal tersebut berdampak negatif bagi pertumbuhan anak di masa depan. Foto: Repro Klikdokter.com

KENDARI, TELISIK.ID - Pasangan suami istri yang sudah mempunyai anak harus berhati-hati saat hendak berhubungan seks, juga harus mencari waktu dan tempat yang aman agar tak ketahuan si buah hati.

Dilansir dari Suara.com-jaringan Telisik.id, Seksolog sekaligus dokter, Boyke mengatakan, anak terbiasa melihat orang tua berhubungan seks, bisa pemicu perilaku hiperseks saat dewasa.

Lelaki bernama lengkap Boyke Dian Nugraha itu menyarankan sejak usia 2 tahun anak harus sudah pisah kamar dari orang tuanya. Fenomena ini bukan isapan jempol belaka, tapi berdasarkan pengakuan pasien yang alami kelainan seksual Nymphomania atau suka berhubungan seks berganti pasangan.

"Saya tanya kenapa, ternyata dulunya dia tuh seneng banget sering banget lihat papa dan mamanya itu melakukan hubungan seks dan orang tuanya tidak tahu, disangkanya dia lagi tidur," ujar Dokter Boyke dalam video yang dibagikan akun TikTok @officalsamaratv dikutip suara.com.

Bahkan mengerikannya, kata Dokter Boyke, pasien tersebut sudah merasa nikmat karena melakukan masturbasi pertama di usia 7 tahun. Belajar dari kondisi tersebut, dokter yang juga seksolog itu meminta para orang tua untuk waspada saat anak tiba-tiba terbangun melihat orang tuanya melakukan hubungan seks. Pada posisi ini, orang tua jangan mendiamkan atau mengabaikan.

"Ketika ada anak yang melihat itu harus dijelaskan bahwa itu adalah hubungan suami istri yang normal kalau kita sudah menikah," jelas Dokter Boyke.

Baca Juga: 4 Manfaat Berpelukan Setelah Bercinta

Cara lainnya bisa dengan orang tua berusaha mengalihkan perhatian anak, sehingga apa yang dilihat tidak mudah diserap dan tergantikan oleh memori baru yang lebih baik.

"Dan kalau perlu untuk melupakan itu dengan mengalihkan perhatiannya kepada hal-hal yang lebih positif. Daripada kamu ngomongin kita begitu (seks) karena kita lagi olahraga ini itu," tutup Dokter Boyke.

Dikutip dari Disway.id, dalam pengertiannya, hiperseks merupakan salah satu bentuk kelainan seksual. Penderita kelainan ini biasanya memiliki fantasi, gairah, dan kecanduan seksual yang sulit dikendalikan.

Pada wanita, kondisi ini disebut juga nimfomania, sedangkan pada pria disebut satiriasis. Jika dibiarkan, perilaku hiperseks atau maniak seks akan melanggar batas norma yang berlaku di masyarakat, seperti berselingkuh, menggunakan jasa pekerja seks komersial, dan bahkan memicu tindakan kriminal seperti pemerkosaan.

Tanda-tanda Hiperseksual

Hingga saat ini, belum ditemukan kriteria diagnosis resmi untuk kondisi hiperseks. Meski demikian, ada beberapa perilaku yang bisa dijadikan tanda untuk menentukan perilaku kecanduan seks ini, seperti berikut.

1. Adanya dorongan atau hasrat seksual yang tak terbendung dan sulit ditahan.

2. Punya lebih dari satu pasangan, baik dalam pernikahan maupun perselingkuhan.

3. Sering berganti-ganti pasangan seksual.

4. Terus mengonsumsi hal-hal berbau pornografi.

5. Sering mempraktikkan hubungan seksual yang tidak aman.

6. Sering memakai jasa pekerja seks komersial.

7. Sering merangsang diri sendiri untuk mendapatkan kepuasan atau masturbasi.

8. Sering melihat secara diam-diam aktivitas seksual yang dilakukan oleh orang lain.

9. Perbuatan seksual dijadikan sebagai pelampiasan atau pelarian dari berbagai tekanan hidup, seperti kesepian, stres, depresi, atau kecemasan.

Baca Juga: 4 Hal Ini Diperhatikan Pria Saat Berhubungan Seks

Seseorang dapat dikatakan menderita hiperseks apabila gejala-gejala di atas dirasakan lebih dari 6 bulan dan berdampak pada aspek sosial, pekerjaan, hingga kehidupan sehari-hari.

Cara Mengatasi Perilaku Hiperseks

Langkah awal yang dapat dilakukan dalam menangani kondisi hiperseks adalah mencari pertolongan ke psikiater atau psikolog.  Saat menjalani konsultasi, dokter akan menentukan diagnosis dan memastikan apakah kelainan seksual tersebut berkaitan dengan kondisi tertentu, seperti:

1. Gangguan bipolar

2. Gangguan kecemasan

3. Demensia

4. Depresi

5. Gangguan kepribadian. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS