Apakah Ada Tes Keperawanan untuk Jadi Pramugari? Simak Penjelasannya
Reporter
Rabu, 24 Februari 2021 / 9:42 pm
JAKARTA, TELISIK.ID - Pramugari merupakan impian sebagain orang ketika lulusan SMA/SMK sederajat. Sebab, untuk menjadi pramugari kamu bisa mendapatkan gaji yang melebihi seorang karyawan lulusan sarjana, atau bahkan S2 sekalipun.
Selain mempersiapkan diri dan membekali diri dengan ilmu dan wawasan, seorang pramugari juga harus mengikuti tes seleksi yang diselenggarakan.
Namun yang sering dipertanyakan, apakah ada tes Keperawanan untuk menjadi pramugari?
Salah satu pramugari cantik dari maskapai Indonesia yakni, Haksa Putri mengungkapkan, untuk menjadi pramugari seseorang harus menjalankan rangkaian tes kesehatan, seperti berhadapan dengan dokter perempuan tanpa sehelai pakaian.
Kata Heksa, dalam akun Instagram pribadinya, sang calon pramugari akan dicek secara menyeluruh, seperti punya tato atau tidak, punya tindik atau tidak, serta ada bekas luka atau tidak. Namun, tidak ada tes keperawanan.
Baca juga: Tiga Kelebihan Perempuan Jika Jadi Pemimpin
"Tapi, tes-tes yang lainnya sangat dicek, ya. Kayak tes jantung, tes gigi, tes mata, dan tes-tes lainnya," lanjutnya dalam video akun YouTube pribadinya, dikutip Rabu (24/2/2021).
Selain itu, Heksa Putrie juga memilih beberapa pertanyaan menarik dan menjawabnya dalam sebuah video. Seperti berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk menjadi seorang pramugari.
Berdasarkan pengalamannya, ia menjelaskan bahwa sebenarnya jadi pramugari tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun.
Pihak maskapai biasanya tidak meminta calon pelamar untuk membayarkan sejumlah uang. Bahkan, maskapai tempat Heksa bekerja membiayai sekolah pramugarinya.
Oleh karenanya, Heksa mewanti-wanti para pengikutnya untuk berhati-hati jika ada oknum yang meminta untuk membayar sejumlah uang agar bisa menjadi pramugari.
Baca juga: Tranding di Twitter, Ariel Noah Dinilai Layak Jadi Duta Vaksin
Dalam video berdurasi 11 menit 31 detik itu, dimanfaatkan Heksa untuk buka-bukaan tentang usia pensiun pramugari.
Ia mengatakan, masalah pensiun itu tergantung pada kebijakan maskapai.
Ada maskapai yang hanya mempekerjakan pramugari kontrak. Ada pula maskapai yang mempekerjakan pramugari sebagai pegawai tetap.
“Kalau misalkan untuk yang jadi karyawan, aku gak tau ya usianya sampai berapa. Setau aku sih sampai usia 40-an gitu. Tapi ada juga yang 50. Selama performance-nya masih bagus, dia masih bisa terbang,” ujarnya.
Heksa menambahkan, beberapa maskapai memperbolehkan pramugarinya menikah dan punya anak. Namun tak jarang juga ada maskapai yang meminta pramugarinya untuk keluar dari perusahaan jika mereka memutuskan untuk menikah. (C)
Reporter: Ahmad Sadar
Editor: Fitrah Nugraha