Beredar Infografis Konsorsium 303 dan Narkoba Medan, Ada Nama Bos Judi Online yang Diburu Polisi
Reporter Medan
Sabtu, 20 Agustus 2022 / 9:54 pm
MEDAN, TELISIK.ID - Infografis Konsorsium 303 dan Narkoba Medan, Sumatera Utara beredar di grup media sosial WhatsApp. Dalam grafis itu menyebut nama pejabat utama Mabes Polri dan gambarnya, yaitu Komjen Pol Agus Andrianto, selalu Kepala Bagian Reserse Kriminal (Kabareskrim).
Di dalam infografis ini, nama Kabareskrim Komjen Agus Andrianto ditempatkan pada puncak pimpinan membawahi 303 Kelompok Medan dan Kelompok Jakarta. Beberapa nama pejabat Polri lain seperti Brigjend Andi Rian Djajadi yang kini menjabat Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim (Eks Direskrimum Polda Sumatera Utara) juga ada dalam infografis yang beredar.
Selanjutnya, ada juga Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja yang kini menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Sumatera Utara dan Kombes Pol Rony Samtana yang kini menjabat Kasubdit II Tipiter Bareskrim (Eks Direskrimsus Polda Sumatera Utara) dan Kombes Pol Deddy Kusuma.
Sejumlah nama itu disebut bagian dari 303 Kelompok Medan yang menerima aliran dana dari ABK dan Asiang untuk diteruskan ke Komjen Agus Andrianto.
Akan tetapi, infografis yang beredar itu belum dapat dipastikan kebenarannya. Namun, banyak mendapat perhatian, diantaranya dari Kepala Ombusman Provinsi Sumatera Utara, Abyadi Siregar.
"Jujur, saya benar-benar sangat kaget saat membaca dua infografis mengenai informasi bisnis judi dan narkoba di Sumatera Utara," ungkap Kepala Ombusman Provinsi Sumatera Utara, Abyadi Siregar, merespon infografis yang beredar, di grup WhatsApp, Sabtu (20/8/2022).
Baca Juga: Bos Judi Online Menghilang, Rumah Mewahnya Digeledah Polisi
Kedua infografis soal bisnis judi dan peredaran narkoba di Medan ini, berjudul Korsorsium 303 dan judi di Medan, Sumatera Utara dan 303 kelompok Jakarta dan 303 kelompok Medan.
"Kedua infografis itu menggambarkan dugaan keterlibatan para pejabat Polri dalam bisnis judi dan peredaran narkoba tersebut. Bahkan, dalam infografis itu sangat jelas tertulis lokasi-lokasi judi di Sumatera Utara serta nama-nama dan foto pejabat Polri di negeri ini sekaligus perannya masing-masing," tambahnya.
Menurut Abyadi, di tengah banyaknya persoalan yang saat ini dihadapi Polri yang mempertaruhkan nama baik Polri sebagai institusi lembaga negara penegak hukum, maka Polri sangat penting untuk memberi klarifikasi terkait viralnya infografis yang menggambarkan keterlibatan para pejabat Polri itu dalam bisnis judi dan narkoba di Sumatera Utara.
"Polri tidak bisa membiarkan informasi yang mendiskreditkan wibawa Polri ini beredar secara luas. Karena itu, Polri harus segera melakukan langkah cepat, seperti memberi klarifikasi kepada masyarakat secara luas. Bila informasi yang digambarkan dalam infografis itu tidak benar, maka Polri harus mengejar pelaku yang membuat dan menyebarkan infogtafis tersebut," tegasnya.
Diakuinya, bila Polri tidak memberi klarifikasi dan menangkap pelaku pembuat dan penyebar infografis itu, maka masyarakat Indonesia akan percaya dengan isi yang digambarkan dalam infografis tersebut.
"Bila masyarakat percaya dan menganggap informasi yang digambarkan dalam infografis itu benar, wah, tentu ini sangat menyakitkan hati masyarakat Indonesia. Sebab, judi dan narkoba adalah dua persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini," tuturnya.
Selanjutnya, bila infografis ini tidak diklarifikasi dan ditangkap pembuat dan pelakunya, maka akan semakin dalamlah rasa ketidakpercayaan masyarakat kepada oknum oknum di institusi lembaga negara penegak hukum itu.
"Kalau sudah begitu, benar benar ironis nasib bangsa kita ini, bangsa Indonesia," tambahnya.
Abyadi awalnya mengaku sulit menjawab pertanyaan wartawan terkait jika informasi yang digambarkan dalam infografis itu benar.
"Soalnya, ke siapa lagi, ke mana lagi masyarakat mengharap penegakan hukum. Karena justru inilah institusi yang diberi negara menegakkan hukum. Sementara pejabat pejabat penting di institusi penegak hukum ini, disebutkan," akunya
Selanjutnya, Abyadi mengatakan, masyarakat berharap agar Kapolri mampu dan berani melakukan reformasi yang benar terpercaya, di tubuh Polri itu sendiri.
"Bukan reformasi yang hanya tampak bagus di luar saja. Lakukan reposisi yang secara besar besaran. Ini saya kira harapan masyarakat. Dan, tentu semua langkah ini, harus dibackup secara total oleh presiden. Jangan ada keraguan. Saya kira, inilah saatnya, inilah momentumnya untuk melakukan reformasi yang sesungguhnya di tubuh Polri. Bukan reformasi lipstik yang hanya bertujuan memoles agar tampak cantik," terangnya.
Baca Juga: Cegah Kepunahan, Festival Budaya Muna Digelar di Muna Barat
Terpisah, Kabareskrim Polri, Komjen Pol Agus Andrianto yang pernah menjabat sebagai Kapolda Sumatera Utara, ketika dikonfirmasi awak media melalui selularnya terkait dengan beredarnya infografis Konsorsium itu belum menjawab. Pesan singkat yang dikirim kepadanya juga belum berbalas.
Kemudian, awak media mencoba melakukan konfirmasi kepada Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Hadi Wahyudi terkait beredarnya infografis itu. Namun, konfirmasi itu juga belum direspons oleh juru bicara Polda Sumatera Utara ini.
Sebagaimana diketahui, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Panca Putra langsung memimpin penggerebekan lokasi perjudian di warung warna warni yang berada di Kompleks Cemara Asri, Selasa 9 Agustus 2022 dini hari. Bos judinya adalah ABK.
Ada 7 unit ruko atau rumah toko yang digeledah. Ada 18 ruangan didalam ruko itu yang mengoperasikan 21 jenis website perjudian. Selain itu, tim juga mengamankan 264 layar monitor 150 CPU, 24 unit laptop, 105 handphone, 19 buku tabungan, 26 ATM, kartu Telkomsel 560 buah, 20 unit CCTV. Omsetnya mencapai Rp 1 miliar perharinya. (B)
Penulis: Reza Fahlefy
Editor: Kardin