BKKBN Gelar Orientasi KKA di Kota Kendari Pantau Perkembangan Anak Sejak Dini

Riksan Jaya

Reporter

Selasa, 02 Juli 2024  /  3:12 am

Kegiatan orientasi penggunaan KKA tingkat Kota Kendari di aula Kantor Perwakilan BKKBN Sultra. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar kegiatan orientasi Penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) tingkat Kota Kendari di aula Kantor Perwakilan BKKBN Sultra.

Kegiatan ini diikuti oleh 60 orang kader BKB dan keluarga yang memiliki Baduta pada Senin (3/6/2024).

Kepala Perwakilan BKKBN Sultra, Asmar, dalam sambutannya menyampaikan terima kasih kepada Kepala Dinas KB Kota Kendari atas antusiasmenya dalam mendukung kegiatan ini. Hal ini menunjukkan komitmen yang besar dalam percepatan penurunan stunting dan pelaksanaan program Bangga Kencana.

Asmar menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan langkah awal untuk memantau perkembangan anak sejak usia dini. Dengan menggunakan KKA, orang tua dapat mengetahui perkembangan balita mereka, termasuk apakah ada indikasi stunting atau tidak.

"Usia dini merupakan periode emas (golden age) sekaligus masa kritis yang sangat menentukan kualitas anak di masa dewasanya. Kebutuhan tumbuh kembang anak mencakup stimulasi gizi dan kesehatan," ujar Asmar.

Baca Juga: BKKBN Sultra dan Dinas PPKB Buton Gelar Orientasi KKA 60 Kader KB

Lebih lanjut, Asmar menerangkan bahwa KKA berisi panduan bagi orang tua atau pengasuh dalam menuntun anak untuk memaksimalkan potensi perkembangannya dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usianya. KKA juga dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak secara bertahap setiap bulan, mulai dari 0 hingga 72 bulan (6 tahun).

Pendampingan pada masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi sangat penting untuk mengetahui kondisi perkembangan anak dan apakah ada indikasi stunting atau tidak dengan menggunakan KKA.

Baca Juga: BKKBN Bekali Remaja Buton Edukasi Gizi dan Cegah Anemia Guna Atasi Stunting

"KKA juga bisa menjadi alat deteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak yang meliputi 7 aspek perkembangan, yaitu motorik kasar, motorik halus, komunikasi pasif, komunikasi aktif, kecerdasan, tingkah laku sosial, dan menolong diri sendiri," terang Asmar.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN RI, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menurunkan angka prevalensi stunting, terutama di masa 1000 HPK, khususnya di Kota Kendari sebagai ibukota provinsi.

"Perbaikan pola asuh sebagai salah satu strategi nasional percepatan penurunan stunting diimplementasikan melalui pembinaan kepada orang tua dan keluarga yang memiliki balita agar dapat mengasuh dan membina tumbuh kembang anak melalui stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, dan spiritual untuk mendukung kesehatan anak secara menyeluruh sehingga menjadi bekal bagi mereka untuk siap sebagai sumber daya manusia yang berkualitas," ujar Bonivasius.(C-Adv)

Penulis: Riksan Jaya

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS