Demam Babi Afrika Mulai Merambah Tanah Air dengan Tingkat Kematian Seratus Persen
Reporter
Sabtu, 21 Desember 2024 / 10:55 am
JAKARTA, TELISIK.ID - Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dengan cepat merespons ancaman Demam Babi Afrika (ASF) yang kini melanda Indonesia. Virus yang mematikan ini memiliki tingkat kematian 100 persen pada babi yang terinfeksi.
Walaupun ASF tidak menular ke manusia, dampaknya terhadap sektor peternakan sangat signifikan.
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin), Sahat M. Panggabean, menyampaikan bahwa ASF berpotensi menghancurkan perekonomian peternak.
"Kami telah meningkatkan koordinasi dengan TNI-Polri untuk memperketat pengawasan," ujarnya dalam siaran pers, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Sabtu (21/12/2024).
Langkah ini bertujuan mencegah penyebaran virus melalui perbatasan dan jalur distribusi ilegal. Papua menjadi salah satu wilayah dengan kasus ASF tertinggi.
Baca Juga: Kena PPN 12 Persen 2025, Ini Daftar Barang dan Jasa Lebih Mahal dengan Uang Elektronik
Menurut Sahat, virus ini kemungkinan masuk melalui daging babi ilegal atau barang bawaan penumpang.
"Kondisi geografis Papua yang berbatasan dengan Papua Nugini mempersulit pengawasan," tambahnya.
Kasus pertama di Papua terdeteksi pada Januari 2021, diduga dibawa pekerja yang kembali dari liburan.
Pemerintah segera menyusun rencana aksi lintas kementerian untuk menangani ASF. Kementerian Pertanian mengambil langkah surveilans, deteksi dini, dan pengembangan vaksin. Selain itu, serum konvalesen juga disediakan untuk meningkatkan imunitas ternak.
"Langkah ini menjadi prioritas kami untuk melindungi peternak," ujar Sahat.
Baca Juga: Cek Link Pencairan PIP Kemendikbud Desember 2024 Lewat HP
Barantin juga memperkuat pengawasan kesehatan komoditas di pelabuhan, bandara, dan Pos Lintas Batas Negara. Sahat menjelaskan, "Kami melakukan disinfeksi dan edukasi kepada masyarakat terkait ASF."
Selain itu, Kementerian Perhubungan mengawasi alat angkut di pelabuhan rakyat dan bandara. Mereka juga mensosialisasikan standar pengangkutan kepada operator.
Kementerian Sosial mendukung peternak dengan re-stocking populasi babi dan edukasi masyarakat. TNI/Polri fokus pada pengawasan jalur perbatasan resmi dan ilegal. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS