Dinas Kesehatan Buton Selatan Optimis Angka Stunting Turun hingga 14 Persen
Reporter
Kamis, 11 Januari 2024 / 9:58 am
BUTON SELATAN, TELISIK.ID - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Buton Selatan melalui Dinas Kesehatan optimis tekan stunting hingga 14 persen di tahun 2024.
Sebelumnya, angka presentase stunting di wilayah Buton Selatan berada pada urutan teratas se-Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan menduduki angka sebesar 45,2 persen pada tahun 2021.
Kemudian pada tahun 2022, terjadi penurunan hingga menembus angka 32,6 persen. Hingga pada tahun 2023 angka stunting di Kabupaten Buton Selatan turun menukik dan berada pada presentase 26,8 persen
Hal ini mengindikasikan bahwa pencapaian yang diraih oleh pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan Buton Selatan dalam mencegah stunting terlihat sangat signifikan setiap tahunnya.
Olehnya itu, Dinas Kesehatan Buton Selatan menilai peluang untuk bisa turun menjadi 14 persen dirasa sudah didepan mata.
"Kami berharap tahun ini angka stunting di bawah 14 persen," kata Hasriadi, Kepala Dinas Kesehatan Buton Selatan, Rabu (10/1/2024).
Baca Juga: BKKBN Sulawesi Tenggara Edukasi Warga Manfaatkan Pangan Lokal Cegah Stunting
Hasriadi mengungkapkan, upaya Dinas Kesehatan Buton Selatan dalam menekan dan mencegah angka stunting di wilayah tersebut, dibantu dengan program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama tiga bulan pada setiap puskesmas yang ada di Kabupaten Buton Selatan.
"Untuk menurunkan angka stunting ada program PMT yang disasar kepada balita dan anak-anak untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka," ungkap Hasriadi.
Ia menambahkan, program PMT bukan hanya sekedar membagikan makanan tambahan kepada balita dan anak-anak. Namun, lebih jauh ada edukasi bagi orangtua khususnya para ibu dalam mengelola menu makanan agar menarik dan merangsang nafsu makan balita dan anak-anak.
Dengan upaya itu diharapkan dapat menaikkan angka kecukupan gizi (AKG) balita dan anak-anak di Buton Selatan.
"Kami bukan hanya sekedar membagi makanan, namun mengajarkan dan mempraktekkan kepada ibu-ibu cara mengelola menu makanan agar merangsang nafsu makan anak dan balita," ujar Hasriadi.
Sementara itu, Bidang Pengelola Program Gizi Dinas Kesehatan Buton Selatan, Nurul mengungkapkan, gejala stunting belum akan terlihat ketika bayi masih berada pada rentang usia 0 sampai 59 bulan.
Namun, kata dia, akan mulai nampak ketika sudah memasuki fase pra sekolah atau bahkan ketika sudah usia masuk sekolah.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa untuk penentuan anak stunting bedasarkan dari aplikasi e-PPGBM.
"Untuk penentuan anak terkena stunting kami bedasarkan aplikasi e-PPGBM, misal pada saat pengukuran hasil menunjukkan di bawah kurang tiga standar WHO, maka dikatakan pendek," ujar Nurul.
Nurul menambahkan, dinas kesehatan telah berupaya mencegah dari penyembuhan. Namun bukan berarti tidak ada peluang untuk sembuh bagi anak-anak yang berusia 2 tahun.
"Kami lebih pencegahan dari pada penyembuhan, namun peluang untuk sembuh tetap ada," katanya.
Baca Juga: Pemda dan Kemenag Muna Barat Kolaborasi Turunkan Angka Stunting
Hal ini dilakukan karenanya pada rentang usia 2 tahun, pertumbuhan otak sudah terbentuk 80 persen, sisanya 20 persen diserahkan kepada peran orangtua dalam hal ini pola asuh dengan menstimulus daya motorik anak.
Namun rentang waktu yang diperlukan untuk fase penyembuhan memakan waktu lama sebab sudah masuk pada gizi kronis, yakni kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu yang cukup lama.
Lebih lanjut , Nurul menambahkan, faktor ekonomi dan pernikahan dini juga turut memberikan sumbangsih dalam memicu terjadinya stunting. Ditambah dengan jarak usia anak yang masih dekat.
Untuk mensukseskan pencapaian angka stunting pada presentase 14 persen, maka didirikan rumah stunting yang ditempatkan di desa-desa yang ada di Buton Selatan.
"Rumah stunting sendiri adalah tempat berkumpulnya para pegiat stunting untuk membahas data, capaian dan sasaran stunting, yang mana agar data dari BKKBN, KPM dan Dinas Kesehatan Buton Selatan saling sinkron," tutup Nurul. (B)
Penulis: Ali Iskandar Majid
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS