Dinkes Kota Kendari Sasar Remaja Cegah HIV/AIDS, Fauzia: Penderita Termuda 16 Tahun

Siti Nabila

Reporter

Selasa, 10 Desember 2024  /  10:42 pm

Kepala Dinkes Kota Kendari, Dr. Fauziah (tengah), usai sosialisasi bahaya HIV/AIDS di Aula Samaturu, Kota Kendari, Selasa (10/12/2024). Foto: Nabila/Telisik

KENDARI, TELISIK.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, terus berupaya memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS dengan menyasar kelompok remaja.

Dinkes Kota Kendari menegaskan, HIV/AIDS bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Kepala Dinkes Kota Kendari, dr. Fauziah, mengungkapkan bahwa penderita HIV termuda di kota ini berusia 16 tahun.

“Untuk memutus mata rantainya, kita mulai dari anak-anak remaja. Kami berusaha agar mereka mengenal dan memahami HIV/AIDS dengan baik. Hal ini tidak perlu ditakuti, yang penting kita menjauhi perilaku yang dapat menularkan penyakit ini,” jelas Fauzia, saat menghadiri talkshow ‘Hak Setara Untuk Semua, Bersama Kita Bisa.’

Baca Juga: KSOP Kelas II Kendari Uji Petik Kapal Persiapan Nataru 2025

Talkshow diadakan di Aula Samaturu Kantor Balai Kota Kendari, Selasa (10/12/2024), sebagai rangkaian memperingati Hari HIV/AIDS Sedunia yang jatuh pada setiap 1 Desember.

Talkshow dihadiri oleh sejumlah pelajar, mahasiswa, tenaga kesehatan, serta perwakilan lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Fauziah menjelaskan bahwa talkshow ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada generasi muda, khususnya pelajar, tentang bahaya penyebaran HIV/AIDS.

“Kami ingin mensosialisasikan kepada remaja, terutama anak-anak sekolah, karena mereka lebih rentan terpapar. Kita berikan edukasi mengenai HIV/AIDS agar mereka dapat menyampaikan informasi ini kepada teman-temannya,” ujar Fauziah.

Dr. Arniwati, salah satu narasumber dalam talkshow, memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri fisik seseorang yang terinfeksi HIV. Ia menyebut bahwa pada awal infeksi HIV tidak menunjukkan gejala fisik yang jelas.

Baca Juga: Distanak Sultra Optimis Regenerasi Petani Bisa Wujudkan Swasembada Pangan

“Sekarang ada istilah skrining. Jika merasa berperilaku berisiko, seperti seks yang tidak aman atau berganti-ganti pasangan, serta penggunaan jarum suntik bergantian, segera periksakan diri. HIV tidak bisa dibedakan dari gejala fisik biasa, kecuali sudah sampai pada tahap AIDS,” ungkap Arniwati.

Masyarakat diingatkan untuk segera memeriksakan diri jika memiliki riwayat perilaku berisiko. Pemeriksaan HIV/AIDS bisa dilakukan secara gratis di puskesmas yang tersebar di Kota Kendari.

“Dengan pemeriksaan dini, HIV bisa segera didiagnosis dan diobati sehingga tidak menularkan ke orang lain,” pesan Arniwati. (B)

Penulis: Siti Nabila

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS