Diplomasi Putin-Trump Terancam Buyar, Rusia Tuding Eropa jadi Provokator Utama
Reporter
Rabu, 24 September 2025 / 11:18 pm
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Wu Xiaoling/Xinhua
MOSCOW, TELISIK.ID - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin menuding adanya upaya sejumlah kekuatan politik di Uni Eropa (UE) yang sengaja berusaha menggagalkan komunikasi antara Moskow dan Washington.
Tudingan itu muncul setelah berbagai klaim diarahkan kepada Rusia terkait pelanggaran wilayah udara negara-negara NATO.
Dalam wawancara bersama surat kabar Rusia, Izvestia, Galuzin menyebut kelompok yang ia istilahkan sebagai
"kelompok perang" di Eropa sedang berusaha menghambat perkembangan positif dalam hubungan Amerika Serikat (AS) dan Rusia. Ia menilai dinamika tersebut bahkan mengarah pada penggiringan opini agar AS berpihak pada kepentingan politik mereka.
Baca Juga: Uni Eropa Babat Hak Dagang Israel, Tarif Impor Produk Pertanian Naik Ratusan Juta Euro
"Kekuatan-kekuatan ini ... berupaya mengganggu proses ini dan menarik AS ke pihak mereka," kata Galuzin dalam keterangan yang diterima telisik.id, Rabu (24/9/2025).
"Mereka menggunakan metode-metode yang tidak bermoral seperti tuduhan tak berdasar terhadap Rusia atas pelanggaran wilayah udara negara-negara NATO atau pengiriman drone ke wilayah mereka."
Galuzin menegaskan bahwa tuduhan pelanggaran udara sama sekali tidak memiliki dasar yang kuat. Menurutnya, langkah komunikasi antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump di Alaska baru-baru ini semestinya menjadi sinyal penting bahwa jalur diplomasi untuk krisis Ukraina masih terbuka.
Namun, ia menilai ada pihak di Eropa yang justru tidak menginginkan penyelesaian politik berlangsung mulus.
Tuduhan terhadap Rusia kembali menguat setelah Perdana Menteri Estonia Kristen Michal menyatakan bahwa pemerintahannya telah meminta konsultasi dengan sekutu NATO berdasarkan Pasal 4 Pakta Atlantik Utara.
Hal itu dilakukan usai klaim bahwa tiga jet tempur MiG-31 Rusia melintasi wilayah udara Estonia pada Jumat (19/9/2025).
Kementerian Pertahanan Rusia dengan cepat membantah tuduhan tersebut. Melalui keterangan resmi, pihaknya menegaskan bahwa pesawat yang dimaksud hanya menjalankan penerbangan terjadwal dari Karelia menuju Kaliningrad.
Baca Juga: Rekor Baru Musim Panas 2023-2025, Ratusan Ribu Warga Eropa Tak Bertahan dari Suhu Ekstrem
"Pesawat itu sepenuhnya mematuhi aturan wilayah udara internasional," demikian pernyataan kementerian.
Mereka juga menambahkan bahwa jalur penerbangan tidak pernah melewati perbatasan Estonia, sebuah informasi yang didukung oleh data pemantauan objektif.
Ketegangan diplomatik ini menambah daftar panjang perselisihan antara Rusia dan negara-negara NATO di kawasan Baltik.
Namun, pernyataan Galuzin menegaskan bahwa Moskow akan tetap mendorong jalur diplomasi dengan Washington meskipun menghadapi tekanan dari pihak-pihak yang dianggap ingin merusak hubungan tersebut. (SHN)
Penulis: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS