Diserang di Debat Publik, Bachrun Labuta Jawab dengan Data Ilmiah
Reporter Muna
Minggu, 03 November 2024 / 10:24 am
MUNA, TELISIK.ID — Lima pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati Muna telah menyelesaikan debat publik pada Sabtu (2/11/2024) malam.
Dalam sesi debat tersebut, pasangan calon Bachrun Labuta dan La Ode Asrafil Ndoasa (Bahtera) mendapat serangan dari para rival terkait program Bachrun selama menjabat sebagai Wakil Bupati dan Plt Bupati.
Salah satu rivalnya, calon bupati LM Rajiun Tumada, meragukan program pengembangan jagung yang diusung oleh Bachrun.
Rajiun menyoroti bahwa meski pabrik jagung telah dibangun, target peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp 1,8 miliar per tahun belum tercapai.
Selain itu, Rajiun mengklaim bahwa lahan untuk pabrik jagung yang didanai melalui pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp 14 miliar dianggap ilegal karena masih terikat dalam program tebang tunda.
Baca Juga: Bachrun Labuta Bebaskan Bagi Hasil Tanam Jagung Bila Produksi 4 Ton
Menanggapi tudingan ini, Bachrun Labuta membantahnya menggunakan data ilmiah.
Ia menegaskan bahwa program pengembangan jagung masih dalam tahap awal dan ia optimis bahwa program ini akan meningkatkan PAD sekaligus kesejahteraan masyarakat.
Sebagai Plt Bupati Muna, Bachrun menjelaskan bahwa pengembangan jagung merupakan bagian dari visi industrialisasi JATI (Jagung, Hortikultura, Ternak, dan Ikan) yang diusungnya.
Ia menargetkan pengembangan lahan jagung seluas 67 ribu hektare, dengan asumsi setiap hektare dapat menghasilkan 10 ton jagung. Dengan demikian, ia memperkirakan potensi pendapatan sebesar Rp 1,5 triliun setiap tahun.
"Jangan ragu dengan potensi jagung. Kami menggunakan data ilmiah sehingga program ini bisa menjadi sumber PAD terbesar bagi daerah," tegas Bachrun.
Jika terpilih kembali sebagai bupati, ia berencana memimpin langsung program pengembangan jagung dengan melibatkan masyarakat dan organisasi perangkat daerah (OPD).
Bachrun juga berkomitmen meningkatkan sumber daya manusia melalui kerja sama dengan ahli pertanian dari Universitas Haluoleo (UHO) Kendari.
Baca Juga: Disebut Kurang Ajar, Freby Rifai: Jangan Plintir Pernyataan Bachrun Labuta
Menurutnya, keberadaan pabrik jagung adalah kebanggaan bagi masyarakat Muna, karena Muna menjadi satu-satunya daerah di Indonesia yang memiliki pabrik untuk standarisasi kadar air jagung, hasil inisiatif Bupati LM Rusman Emba, yang dapat meningkatkan nilai jual jagung.
Sementara itu, La Ode Asrafil Ndoasa menambahkan bahwa membangun pabrik tidak selalu memerlukan sertifikat tanah. Ia menegaskan hal ini karena memahami masalah pertanahan.
"Tanah di lokasi pabrik itu sah. Membangun pabrik tidak harus memiliki sertifikat," tegas mantan Kepala BPN Kediri itu singkat. (A)
Penulis: Sunaryo
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS